banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Memilih Daycare Yang Aman Untuk Anak

author

vanshe16 Oct 2014

Memilih Daycare Yang Aman Untuk Anak

daycare*Gambar dari sini

Seperti saya ceritakan di sini, Bumy pernah saya titipkan di daycare ketika berusia sekitar 3 tahun. Saat itu, daycare menjadi pilihan yang nyaman dan lebih terpercaya untuk bagi kami untuk menjadi sarana pengasuhan anak selama saya bekerja. Nyaman, karena kami tidak perlu menunggu lama untuk bertemu anak sesudah bekerja, mengingat waktu tempuh perjalanan yang cukup lama dari kantor ke tempat tinggal dan sebaliknya. Daycare juga lebih terpercaya bagi kami, karena anak tidak ditinggal sendirian saja bersama pengasuh di rumah; ada fungsi kontrol sosial yang lebih baik karena berada di ranah publik, dan juga ada sesi kreatif yang membuat anak terstimulasi.

Alasan yang sama tentu mendasari banyak orangtua lain yang juga menitipkan anak ke daycare sehari-harinya. Hal ini menjadi faktor yang mendasari semakin menjamurnya daycare atau tempat penitipan anak (TPA) tidak hanya di Jakarta, tapi juga di kota-kota satelit maupun daerah.

Tapi, baru-baru ini, jagad orangtua digegerkan oleh kasus dugaan penganiayaan anak di sebuah daycare di Jakarta. Saya bayangkan, orangtua yang sehari-harinya menitipkan anak di daycare pasti kebat-kebit. Padahal, daycare sudah menjadi tempat yang dipercaya untuk menjaga dan mengasuh anak selama orangtua bekerja. Tapi kepercayaan tersebut seolah perlu dipertanyakan akibat kejadian yang muncul ke permukaan ini.

Menurut saya, reaksi tersebut sangatlah bisa dimengerti. Kekerasan terhadap anak tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun, terlebih dalam kasus ini, kekerasan itu diduga dilakukan oleh pihak yang menyediakan jasa mengasuh dan menjaga anak-anak.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan memfasilitasi kebijakan pendirian tempat penitipan anak melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam peraturan tersebut ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik formal, nonformal, maupun informal, berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI), yang secara teknis dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini.

Namun, dari beberapa berita yang saya baca terkait kasus dugaan kekerasan tersebut, pengawasan pemerintah terhadap daycare secara administrasi dan operasional, maupun terhadap kualifikasi tenaga pengasuh masih sangat lemah.

Oleh karena itu, menurut saya, memang sudah semestinya  orangtua lebih waspada dan juga kritis terhadap penyedia jasa daycare yang dipilih dan layanannya. Selain misalnya memilih daycare yang memiliki sertifikasi dari Dirjen Pendidikan Anak usia Dini Kementerian Pendidikan, ada hal-hal lain dapat kita jadikan acuan saat akan memilih daycare atau malah jika ingin me-review seaman apa daycare yang sudah dipilih.

Bagaimana memilih daycare yang tepat? Lihat di halaman selanjutnya, ya.

daycare2*Gambar dari sini

Untuk menilai apakah sebuah daycare aman atau sebaliknya, orangtua dapat menilainya dari beberapa hal berikut:

  • Rasio staf-dan-anak dan jumlah anak dalam ruangan (group size)
  • Rasio staf-dan-anak perlu menjadi pertimbangan yang penting dalam hal keamanan. Anak-anak harus selalu diawasi, sementara jika pengasuh meng-handle terlalu banyak anak, risiko anak mengalami kecelakaan akan semakin besar.

    Ukuran kelompok anak dalam sebuah ruangan juga penting, karena jika ada terlalu banyak anak dalam satu area, maka selain keadaan akan lebih berisik dan kacau, pengawasan oleh pengasuh juga akan menjadi semakin sulit.

    Menurut standar kesehatan dan keamanan nasional yang diterbitkan oleh American Health Public Association dan American Academy of Pediatrics, pedoman dalam menentukan rasio staf-dan-anak yang baik adalah sbb:


    Children's Ages

    Child-to-Staff Ratio

    Maximum Group Size

    Birth-12 mos.

    3:1

    6

    13-24 mos.

    3:1

    6

    25-30 mos.

    4:1

    8

    1-35 mos.

    5:1

    10

    3 years old

    7:1

    14

    4 years old

    8:1

    16

    5 years old

    8:1

    16

    6-8 years old

    10:1

    20

    9-12 years old

    12:1

    24

    (The two oldest groups typically apply to facilities providing before- or after-school care.)  - SUMBER

  • Fitur keselamatan dan keamanan yang disediakan
  • Beberapa hal penting yang perlu ada pada sebuah daycare di antaranya:

    -          Alarm asap, detektor karbonmonoksida, dan alat pemadam api

    -          Penutup stop kontak

    -          Furniture yang ujung-ujungnya tidak tajam

    -          Tali untuk kerai jendela (jika ada) yang tidak bisa diraih anak (untuk menghindari risiko anak tercekik)

    -          Pagar pengaman tangga yang berengsel

    -          Area penyimpanan cleaning supplies, obat-obatan, serta benda-benda lain yang mengandung bahan kimia berada di tempat yang tidak dapat dijangkau anak-anak

    -          Suhu air panas tidak lebih dari 120˚F atau sekitar 48˚C

    -          Perabotan yang bersih dan terawat

    -          Tersedia matras/alas di bawah sarana bermain outdoor

    Perhatikan juga kondisi mainan yang disediakan; apakah bersih, kondisinya masih layak, dan juga sesuai dengan usia anak. Jangan sampai anak tersedak mainan yang memiliki bagian-bagian kecil yang terpisah.

    Sarana dan cara yang diterapkan saat anak tidur dan makan juga perlu diperhatikan, misalnya bayi harus tidur terlentang, dan tempat tidurnya tidak dipenuhi bantal-bantal dan mainan untuk menghindari risiko bayi tersesak. Untuk pemberian makan anak, cermati apakah makanan sudah dipotong-potong dalam ukuran yang sesuai untuk batita, apakah anak makan dalam kondisi duduk (bukannya berjalan-jalan atau tiduran), apakah pengasuh mencuci tangan sebelum memberi makan (dan setelah mengganti popok), dan apakah pengasuh bisa menangani jika anak tersedak. Area persiapan makanan juga perlu dilihat kebersihannya.

    Terkait masalah kesehatan, daycare juga perlu memiliki kebijakan tertulis mengenai penanganan anak yang sakit, juga inspeksi regular terhadap kesehatan anak dan kebersihan daycare.

    Selanjutnya: Kebijakan serta latar belakang para pengasuh, wajib diperhatikan!

    daycare3*Gambar dari sini

  • Cari tahu kebijakan atau manual untuk menangani kasus emergency di daycare tersebut, baik saat berada di dalam area daycare maupun saat diadakan field trips.
  • Sebaiknya, sebuah daycare memiliki kebijakan tertulis mengenai penanganan kasus emergency, agar kebijakan tersebut dapat kita fotokopi dan juga lebih mudah disosialisasikan kepada para stafnya. Kebijakan tersebut setidaknya meliputi:

    -          Rencana evakuasi jika terjadi bencana atau kasus darurat lainnya, serta nomor telepon ambulans, polisi, dan pemadam kebakaran

    -          Rencana dan jadwal fire drill

    -          Prosedur penanganan medical emergency yang terdiri dari contact number RS terdekat, contact number orangtua dan pihak lain jika orangtua tidak bisa dihubungi, serta profil kesehatan dan informasi asuransi anak.

     

  • Kualifikasi pengasuh dan turnover-nya.
  • Selain tentunya memperhatikan sikap pengasuh terhadap anak-anak, tanyakan mengenai pendidikan, pengalaman, dan pelatihan yang diterima pengasuh.

    Turnover juga menjadi faktor penting; tanyakan berapa lama pengasuh telah bekerja di daycare tersebut. Jika pengasuh bergonta-ganti, anak akan memerlukan lebih banyak usaha dan waktu untuk beradaptasi.

     

    Last but not least, kita tidak dapat mengandalkan observasi semata untuk memastikan kualitas keamanan sebuah daycare. Tetaplah aktif dan terlibat secara langsung. Berikut beberapa cara:

    - Sering-sering berinteraksi dengan pengasuh anak, karena kini ia telah menjadi partner Anda dalam pengasuhan. Jika Anda tidak bisa berkunjung di tengah hari, interaksi tetap dapat dilakukan saat mengantar atau menjemput anak. Tanyakan bagaimana kabarnya, kondisi anak di daycare, dsb.

    - Mengunjungi anak ke daycare pada waktu-waktu yang tidak biasa, dan memberikan special treat pada anak-anak selama kunjungan tersebut, misalnya dengan membacakan buku.

    - Menawarkan bantuan material maupun waktu terhadap daycare, misalnya dengan menyumbangkan mainan dan buku-buku, atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan khusus seperti field trips, parents' sharing day. Partisipasi Anda akan mengirimkan pesan kepada pihak daycare dan pengasuh bahwa Anda menganggap penting kondisi dan perkembangan anak Anda.

     

    Sumber dan referensi:

    http://life.familyeducation.com/safety/child-care/48167.html

    http://theindonesianinstitute.com/menyoal-taman-penitipan-anak/

    http://childcareaware.org/parents-and-guardians/child-care-101/5-steps-to-choosing-care

    http://www.parents.com/baby/childcare/daycare/day-care-safety-checklist/

     

    PAGES:

    Share Article

    author

    vanshe

    Ibu satu anak. Was an SAHM for 2,5 years but decided that working outside home is one of many factors that keeps her sane. Grew up deciding not to be like her mother, but actually feels relieved she turns out to be more and more like her each day. She's on Twitter & IG at @rsktania.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan