Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pelecehan Seksual, Tindakan Sekolah Dan Video Pendidikan Seks
Kasus pelecehan seksual yang terjadi pada seorang bocah di Jakarta International School bisa dibilang hanya puncak dari gunung es kasus pelecehan seksual pada anak. Saya yakin, masih banyak sekali anak-anak yang menjadi korban yang tidak melaporkan kejadian ini ke orangtua masing-masing. Kalaupun melaporkan, saya juga yakin, pasti ada saja keluarga yang memilih mendiamkan kasus ini. Membawa anak ke psikolog saja demi menyembuhkan psikisnya tapi tidak menuntut keadilan untuk pelaku kejahatan ini.
Persis seperti yang Kirana bilang di artikel ini, kita semua, para orangtua HARUS berterimakasih pada ibu si bocah yang menjadi korban. Berkat keberaniannya melaporkan kasus ini, keteguhannya menghadapi pihak sekolah, serta kesabarannya mengorek sedikit demi sedikit cerita dari bocah usia 5 tahun, ia mengesampingkan rasa malu kalau-kalau ada yang mencemoohnya.
Dari kasus ini, banyak orangtua mulai membuka matanya. Ngobrol sama anak, mengikuti seminar parenting, atau mengadakan seminar bagaimana cara berbicara tentang seks pada anak.
Saya secara pribadi, jauh-jauh hari sangat peduli dengan kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak. Bukan karena kasus JIS, tapi sebelumnya juga sudah banyak kan, berita pelecehan seksual terhadap anak di media?
Obrolan di beberapa lingkaran ibu-ibu mulai melebar. Yang tadinya membicarakan masalah MPASI, imunisasi, toilet training, dsb, kini mulai menyentuh area pendidikan seks. Banyak yang melaporkan sekolah anaknya sudah melakukan sesuatu sebagai respon mereka atas kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Selanjutnya: Bagaimana tindakan nyata sekolah-sekolah swasta lain? >>
Hanzky, yang putranya bersekolah di Sekolah Cikal, misalnya. Bercerita bahwa di Cikal kini ada yang namanya program Toilet Buddy. Jadi anak-anak nggak ke toilet sendiri, tapi harus ditemani seorang teman sekelasnya. Selain itu pihak sekolah juga mengubah tempat penyimpanan alat kebersihan yang biasanya dijadikan satu dengan toilet, Cikal juga mengadakan seminar parenting dan bertemu dengan pihak penyedia layanan kebersihan yang mereka sewa untuk mengetahui screening karyawan mereka.
Lain di Cikal, lain pula di Royal Tots Academy (RTA). Nopai yang anaknya bersekolah di sini juga ikut menceritakan ragam tindakan yang dilakukan sekolah pascakasus JIS. RTA yang juga banyak merekrut guru-guru asing menjelaskan pada orangtua murid mengenai bagaimana mereka merekrut guru-gurunya, seperti misalnya guru harus menyertakan Police Check (mungkin semacam surat kelakuan baik, ya) lalu pihak sekolah juga menelepon tempat-tempat di mana si guru bekerja sebelumnya.
Mengetahui hal ini, nggak mau ketinggalan *bukan kompetitip ya, hihi* saya pun mengecek ke sekolah Langit. Ya, bukannya mau sok tahu atau apa, ya, tapi menurut saya sudah bukan waktunya lagi kita diam berpangku tangan. Jemput bola lah, kita yang aktif. Mungkin anak kita sudah kita berikan pendidikan seksual sejak dini di rumah, tapi bagaimana anak lain? Nggak ada salahnya toh, berbuat sesuatu untuk banyak orang?
Nah, karena menurut saya para orangtua bisa mencari informasi sendiri (mohon maaf, kadang-kadang orangtua murid di sekolah yang notabene berbeda lingkaran pergaulan, kan belum tentu bisa terima apa yang kita omongin), maka saya berinisiatif untuk membuat semacam pendidikan seks untuk anak yang diberikan langsung ke anaknya.
Saat sedang browsing bahan untuk berbagi pendidikan seks untuk anak, dari thread how to sex education, saya mendapatkan sebuah video berjudul Komal. Setelah menontonnya, saya berkesimpulan, film ini cocok untuk ditonton oleh SEMUA ORANGTUA DAN ANAKNYA. Kenapa?
Selanjutnya: Yuk, kita lihat videonya! >>
Film yang dibuat oleh Mr. Kireet Khurana selaku Creative Producer dan Script Writer, bekerja sama dengan Childline India, sebuah LSM yang fokus pada perlindungan anak. Film ini dibuatnya nggak main-main lho, melalui riset yang panjang dan didampingi sejumlah psikolog keluarga. Film ini diputar di sekolah-sekolah di India dan sudah di-dubbing ke 5 bahasa!
Lihat stodyboard yang saya ambil dari situs ini deh:
Penasaran kenapa film ini saya sebut bagus dan mudah untuk dijadikan jembatan komunikasi mengenai pendidikan seks untuk anak? Yuk simak videonya:
Harapan saya hanya satu setelah menonton film ini: ada sineas Indonesia yang bikin film sejenis untuk anak-anak indonesia!
Nambah lagi, deh, yuk sebarkan tentang pendidikan seks untuk anak seluas-luasnya untuk menyelamatkan lebih banyak anak di sekitar kita :)
PAGES:
Share Article
COMMENTS