Saya Cinta Membaca!

Etc

mucimuci・27 Mar 2014

detail-thumb

Sama seperti Nenglita, hobi saya adalah membaca dan menulis. Sejak kecil saya tidak hanya membaca majalah Bobo atau Aku Anak Saleh (masih ada gak ya tuh majalah), saya juga hobi baca majalah Kuncung sama majalah kecil buat pegawai negeri yang suka ada cerita pendek pakai bahasa Sunda (lupa nama majalahnya...kalau ga salah Suara Daerah). Kuncung sama majalah berbahasa Sunda itu saya baca hanya karena sayang, tergeletak begitu saja di rumah – dapat gratisan dari pembagian (karena kakek saya kepala sekolah di salah satu sekolah negeri).

Saya tidak tahu hobi membaca itu menurun dari siapa, karena Mama saya malah cenderung tidak suka kalau uang jajan yang beliau berikan ke saya dibelikan buku, komik atau majalah. Mama lebih suka kalau uang jajan tersebut saya belikan makanan – waktu kecil saya memang kurus banget dan tidak hobi makan.

Sebelum duduk di bangku sekolah, saya sudah lancar membaca. Saya lupa siapa yang mengajari saya membaca dan metode apa yang mereka berikan sehingga saya tidak kesulitan mengenal huruf. Namun yang pasti, sejak kecil teman-teman saya umumnya lebih  dewasa dari saya, dan saya suka ikut nimbrung menjadi “anak bawang” kalau mereka sedang belajar.

Saat SD saya bahkan sering diserahi kunci perpustakaan oleh penjaga perpustakaan. Pasalnya setiap kali istirahat atau ada waktu luang saya selalu mampir ke ruangan yang selalu sepi pengunjung itu. Saya suka menghabiskan waktu di sana karena penuh dengan buku cerita dan majalah – salah satunya majalah Kawanku yang saat saya SD segmennya masih untuk anak-anak.

Beranjak SMP minat baca saya semakin tinggi. Saya sering menghabiskan uang jajan untuk membeli semua majalah remaja, mulai dari Gadis, Anita, Mode, Aneka, sampai majalah dan tabloid ibu-ibu pun dibeli. Kadang saya baca di angkot, dan besoknya temen sekolah ada yang ngeledekin karena anak kelas I SMP bacaannya Wanita Indonesia :D

Beruntung saya punya teman-teman yang hobi beli (atau dihadiahi orangtuanya) buku cerita atau komik, tapi malas baca. Biasanya saya suka dipinjami paling dulu, imbalannya saya hanya harus menceritakan isi dari buku itu secara detail. Entah kebetulan atau apa, saya selalu dikaruniai teman-teman seperti itu hingga saya bekerja sehingga meski hobi baca, kantong saya tidak pernah jebol untuk membeli buku-buku cerita bagus.

Saking suka baca, saya pernah bercita-cita kalau sudah besar ingin menjadi agen koran. Waktu itu saya berpikir, jadi agen koran itu asik, bisa baca semua koran, majalah, komik, bahkan terkadang novel tanpa harus bayar. Kita tinggal baca hati-hati, setelah itu langsung dibungkus ulang buat dijual... =D

Beberapa bulan lalu saya sempat sedih, pasalnya majalah perempuan langganan saya berhenti dijual di Batam. Saya sampai menyusuri satu per satu agen koran besar di Batam, dan jawabannya selalu sama, mereka tidak lagi menjual majalah tersebut karena tidak terlalu disukai perempuan-perempuan Batam. Katanya terlalu wanita karir dan banyak iklannya. Hadeeh saya sampai menitikan air mata saking sedihnya. Sempat menyesali mengapa saya harus tinggal di pulau, ga lagi di penyangga ibukota...lebay memang. Tapi untunglah itu tidak berlangsung selamanya. Minggu lalu, suami saya tiba-tiba membawa majalah tersebut, katanya ia langganan dari kantornya. Akhirnya saya kembali bisa tersenyum lebar.

Seiring waktu, saya juga suka menulis. Bila teman-teman suka mendumel bila ada ujian mengarang di Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, saya malah paling suka karena nilai saya selalu bagus. Biasanya saya selalu mendapat nilai minimal 8. Terkadang kalau gurunya baik, 9.

Hingga sekarang hobi menulis dan membaca saya menjadi penopang saya mencari nafkah. Saya sempat bekerja sebagai wartawan/redaktur di salah satu koran selama empat tahun, sekarang pekerjaan saya juga tidak jauh-jauh dari tulis menulis meski tidak lagi sebagai jurnalis.

Setelah punya anak, agak sulit menyalurkan hobi membaca karena setiap kali memegang novel atau majalah pasti anak saya nimbrung. Terkadang kalau dia melihat saya terlalu asik dengan novel/majalah, dengan marahnya anak saya akan merampas novel/majalah itu, dan dia buang. Triknya paling saya ajak anak saya untuk menebak gambar atau huruf dari buku/novel/majalah tersebut.

Beruntung saya bekerja di bagian corporate communication, sehingga setiap hari saya diberi kesempatan (diharuskan malah karena bagian dari job desc) membaca semua koran dan majalah yang terkait dengan perusahaan. Sedikit banyak, hobi saya membaca dapat tersalurkan. Sesekali saya juga membaca novel-novel secara online. Membaca dan menulis sepertinya akan menjadi hobi abadi saya. Lalu apa hobi abadi Mommies?