Diet= Susah?

Health & Nutrition

mamul・06 Feb 2014

detail-thumb

Saat memutuskan untuk diet, ketakutan terbesar saya adalah apakah saya bisa melakukannya sampai selesai? Bayangan saya, diet berarti menyiksa diri, mengonsumsi makanan yang tidak enak di lidah dan porsinya kecil. Pun bisa jadi, saya harus menghilangkan satu jadwal makan dengan tujuan membatasi jumlah makanan yang masuk ke badan untuk menurunkan angka di mesin timbangan. Khawatir saya tidak enjoy dengan diet, tapi khawatir juga berat badan bertambah (pada saat melakukan diet ini pertama kali, saya dalam keadaan overweight banget-baru keluar dari zona obesitas).

makanan sehat

*gambar dari sini

Untungnya, saya punya langganan dokter spesialis anak yang baik hati. Beliaulah yang mengajarkan diet sehat pada saya, yang saat itu belum pernah melakukan diet dan masih menyusui bayi berusia 10 bulan. Prinsipnya pun sangat sederhana, yaitu hanya makan makanan sehat (sayuran, buah,protein nabati atau hewani, karbohidrat dengan porsi tertentu dan air putih). Bahan makanan dan minuman lain yang tidak saya sebut, sementara saya jauhi dulu. Sadis? Ekstrem? Saya rasa nggak. Tapi iya, lidah saya agak kaget dengan bahan makanan yang berkesan “itu-itu” saja. Bayangkan saja, biasanya saya sarapan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng, suwiran telur, balado tempe juga kerupuk, kemudian saya mengubah menu sarapan saya menjadi muesli tiga sendok yang dicampur susu low fat atau yoghurt tawar. Untungnya, keinginan untuk hidup sehat sangat saya camkan di kepala. Alhasil, tiga hari kemudian saya sudah terbiasa dengan muesli. Sesekali saya tambahkan buah-buahan segar kedalam campuran muesli dan susu kedelai atau susu low fat.

Waktu ngemil pun sangat menantang bagi saya. Biasanya ada bakwan, tahu isi, risoles dan sebangsa gorengan lainnya. Kali ini saya dihadapkan dengan jeruk, pepaya, pisang, semangka, melon, belimbing dan buah lainnya (lebih seringnya buah lokal dan musiman). Jadilah makanan tepung-tepungan itu hanya saya sajikan saat akhir pekan, dinikmati bersama suami dan anak (tetap ya, berbagi porsi supaya nggak kalap). Supaya nggak kelaparan, snacking time saya buat dua kali dalam sehari: snack pagi dan snack sore. Khusus untuk snack sore, bisa dilakukan sebelum makan malam atau sesudah makan malam- tergantung jam makan saya hari itu.

Untuk makan siang dan makan malam sebenarnya tidak ada masalah berat, kecuali harus mengurangi nasi putih. Iya, saya diet dan masih makan nasi putih. Berdasarkan petunjuk dokter spesialis jantung langganan ibu saya, nasi putih masih boleh dikonsumsi setiap hari asalkan tidak boleh lebih dari enam sendok makan per hari. Kebayang dong, biasanya saya makan bisa dua kali tambah nasi putih, mendadak hanya makan tiga sendok makan nasi putih saat makan siang dan tiga sendok makan saat makan malam. Kaget? Jelas! Saya siasati saja dengan menambah porsi sayuran lebih banyak lagi. Supaya lebih terasa kenyang, saya memilih makan sayuran terlebih dahulu hingga habis, selanjutnya makan satu jenis protein hewani atau nabati dan terakhir makan nasi. Memang sih, saya jadi “dipaksa” untuk makan sayur lebih banyak dari biasanya (harap diketahui, saya bukan pecinta sayauran loh). Demi alasan kesehatan, saya rela belajar mencintai sayuran. Hasilnya,  kurang dari seminggu lidah saya sudah terbiasa dan sebulan kemudian-hingga detik ini- saya tidak bisa berpisah dari sayuran

Seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa dengan pola makan sehat ini. Dari yang pecinta gorengan sejati saat snacking time, berubah menjadi pecinta buah-buahan. Dari yang sebel banget melihat sayuran, sekarang tergila-gila dengan sayuran mentah ataupun dimasak. Dari yang terbiasa dengan rasa asin atau manisnya makanan, sekarang saya bisa melahap makanan tanpa tambahan gula atau garam. Dari yang terbiasa sama minuman kemasan, sekarang saya lebih doyan menenggak air putih suhu ruang. Padahal, dulu saya harus minum air putih dari kulkas atau dengan es.

Intinya, jangan dulu membayangkan diet sehat itu memberatkan diri kita. Selama caranya benar, hasilnya pasti meningkatkan kesehatan kita dan pastinya tidak menyebabkan kelaparan. Yang harus diingat, diet sehat untuk kesehatan tubuh kita, bukan hanya untuk melangsingkan tubuh. Karena, langsing itu bonus. So, enjoy your healthy diet!