
Pemerintah menerapkan aturan baru, yaitu Gerakan Ayah Mengambil Rapor di Sekolah (GEMAR). Apa itu GEMAR dan bagaimana pentingnya menurut psikolog anak?
Pemerintah punya peraturan baru untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak di Sekolah (GEMAR). Apakah itu?
BACA JUGA: 10 Tipe Ayah Saat Mengurusi Urusan Sekolah Anak, Daddies Tipe yang Mana?
Supaya lebih jelas, yuk, kita rincikan peraturan GEMAR tersebut!

Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GEMAR) merupakan bentuk apresiasi Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang diusung oleh Kemendukbangga/BKKBN. Peraturan tentang GEMAR disebutkan dalam Surat Edaran (SE) Menteri Kemendukbangga/BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Anak ke Sekolah. Gerakan ini dimulai sejak Desember 2025 bertepatan dengan masa pengambilan rapor.
GEMAR yang berangkat dari GATI bukan dibuat tanpa alasan, melainkan ada data dibaliknya. Dikutip dari Instagram @dithanrembkkbn, Kemendukbangga/BKKBN melalui Pendataan Keluarga 2025 mengungkapkan bahwa angka fatherless di Indonesia mencapai 25,8%. Angka ini sudah merupakan hasil dengan indikator yang lebih kompleks, yaitu berdasar pada pendekatan fisik, emosional, dan tingkat keterlibatan ayah dalam kehidupan anak.
Nah, GEMAR berupaya membuat ayah terlibat dalam kehidupan anak terutama di momen penting, seperti mengambil rapor. Jadi, mengambil rapor bukan lagi sekadar tugas para ibu tetapi juga ayah. Ditulis oleh Instagram @gatikemendukbangga, kehadiran ayah saat mengambil rapor anak bisa membuat si kecil merasa dilihat, dihargai, juga dibanggakan. Ayah juga bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk bonding dengan anak, loh, seperti bertanya apa kegiatan yang dia suka di sekolah, siapa teman dekatnya, dan lain-lain.
Buat lebih lengkap apa saja isi SE yang memuat GEMAR, berikut rinciannya seperti dikutip dari Berita Depok sebagai kota yang sudah menerapkan gerakan tersebut:
Nah, mengenai poin terakhir, Daddies bisa ikut challenge GEMAR tersebut dan memenangkan hadiah.
Beberapa wilayah sudah menerapkan GEMAR berhubungan masa pengambilan rapor anak sudah dimulai pada Desember 2025 ini. Aturannya sama baik daerah maupun pusat sebab edaran yang dikeluarkan pemerintah daerah merupakan tindak lanjut dari SE Kemendukbangga/BKKBN. Beberapa kabupaten atau kota tampak sudah menjalankan gerakan ini, antara lain Depok, Bogor, Bolaang Mongondow Selatan, Bangka, Aceh Tenggara, dan, Samarinda.
Melihat angka fatherless di Indonesia dan budaya yang telah turun-temurun—perihal pengasuhan merupakan tanggung jawab seorang ibu saja, aturan tentang GEMAR menyoroti pentingnya peran ayah dalam kehidupan anak. Bukan hanya terlibat secara fisik saja tetapi juga emosional.
Bertanya langsung kepada Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana, Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog., menurut ia keterlibatan ayah saat mengambil rapor anak bukan hanya sebagai simbol kehadiran, tetapi bagian dari praktik pengasuhan yang dilakukan bersama (co-parenting).
“Kehadiran ayah memberi pesan psikologis yang kuat bahwa pendidikan dan perkembangan anak adalah tanggung jawab bersama kedua orang tua,” tuturnya.
Menurut Psikolog Vera, berikut sekian manfaat dan alasan pentingnya ayah turut mengambil rapor anak di sekolah:

Nah, buat para ayah yang hendak mengambil rapor si kecil di sekolah, Mommies Daily pernah menulis tentang hal-hal apa saja yang perlu ditanyakan. Bisa lihat di bawah ini juga:
Rapor menunjukkan hasil belajar anak. Tanyakan kelebihan, kekurangan, serta masukan guru agar anak bisa berkembang di semester berikutnya.
Cari tahu seberapa aktif anak di kelas dan saat kerja kelompok untuk memahami sikap belajarnya di sekolah.
Tanyakan apakah anak mampu bergaul dan bekerja sama dengan teman-temannya, serta apakah ada kendala yang perlu dibantu.
Diskusikan potensi dan minat anak yang terlihat di sekolah, lalu dukung agar berkembang secara optimal.
Pastikan perilaku anak di sekolah mencerminkan sikap sopan terhadap guru dan teman sebaya.
Perhatikan apakah ada perubahan sikap atau kebiasaan anak di sekolah sebagai bahan evaluasi bersama.
Mintalah arahan dari wali kelas untuk mendukung perkembangan belajar dan karakter anak ke depannya.
BACA JUGA: 5 Kesalahan Ayah yang Bikin Susah Dekat dengan Anak, Para Ayah Harus Tahu!
Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik