Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Kesalahan Ayah yang Bikin Susah Dekat dengan Anak, Para Ayah Harus Tahu!
Merasa sudah berjuang demi anak, tapi Daddies merasa tidak terhubung secara emosional? Ketahui dulu beberapa kesalahan ayah yang bikin nggak dekat sama anak.
Kedekatan emosional antara anak dan ayah punya peran krusial dalam membentuk karakter dan kesejahteraan mental anak hingga dewasa. Ayah adalah figur panutan, sumber rasa aman, dan penentu standar bagi anak, terutama anak perempuan, dalam melihat sosok laki-laki.
Namun, tanpa disadari, para ayah melakukan kesalahan yang seringkali tidak disadari dan akhirnya menciptakan jarak dengan anak. Yuk, kita bahas apa saja kesalahan yang sering terjadi, dampaknya, dan bagaimana cara memperkuat bonding Daddies dan anak.
BACA JUGA: Fakta Dad Burnout yang Sering Diabaikan: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya
Dua Pilar Keterlibatan Ayah dalam Kehidupan Anak
Menurut Psikolog Klinis Anak, Reti Oktania, M. Psi., Psikolog, pada dasarnya terdapat dua pilar utama yang menjadi kunci bagaimana seorang ayah terlibat secara bermakna dalam kehidupan anaknya:
1. Accessibility (Kemudahan Diakses)
Pilar ini berfokus pada bagaimana seorang ayah dapat diakses oleh anak. Keterlibatan ini diwujudkan melalui interaksi sehari-hari seperti:
- Mudah diajak berbicara atau berdiskusi.
- Siap menjawab pertanyaan anak.
- Meluangkan waktu untuk bermain bersama.
Intinya adalah memastikan bahwa ayah secara fisik dan emosional hadir dan terjangkau bagi anak.
2. Responsibility (Tanggung Jawab)
Pilar kedua menekankan bagaimana ayah memenuhi tanggung jawabnya untuk menjaga kesejahteraan (well-being) anak. Tanggung jawab ini mencakup penyediaan kebutuhan fisik, dukungan emosional, dan memastikan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan optimal anak.

Foto: Monstera Production/Pexels
Kesalahan Ayah yang Bikin Anak Jauh dan Merasa Tak Dihargai
Daddies, kedekatan dengan anak tidak hanya diukur dari kuantitas waktu, tapi juga kualitas interaksi. Supaya Daddies bisa lebih mengerti, coba ketahui dulu kebiasaan Daddies yang dapat merusak hubungan ayah dan anak berikut ini.
1. Selalu Sibuk dan Tidak Hadir Secara Emosional
Daddies mungkin hadir secara fisik di rumah, tetapi pikiran masih di kantor. Misalnya sibuk dengan gadget atau asyik dengan urusannya sendiri. Jika hal ini berlangsung lama dan terus-menerus, anak bisa merasa dicuekin dan tidak dipedulikan oleh Daddies, lho!
2. Sulit Mengontrol Emosi dan Sering Memarahi
Kalau Daddies sering membentak, marah berlebihan, atau menggunakan kata-kata kasar termasuk memaki dan merendahkan, tentu bisa menciptakan rasa takut yang mendalam pada anak. Anak akan menjadi tertutup dan takut berterus terang, bahkan untuk mengakui kesalahan yang dilakukannya.
3. Terlalu Kritis dan Jarang Mengapresiasi
Selalu mencari kesalahan, membanding-bandingkan, atau tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai anak. Kalau Daddies merasa sering melakukan ini, siap-siap akibatnya anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah dan selalu merasa dirinya “tidak cukup baik” atau “tidak berharga”.
4. Otoriter dan Senang Mengontrol Segala Hal
Menentukan semua pilihan hidup anak tanpa ruang diskusi, mulai dari hobi, teman, hingga cita-cita. Kondisi ini bikin anak merasa terkekang dan tidak dihargai. Hati-hati, Daddies. Sebab, dampaknya anak bisa jadi memiliki kesulitan mengambil keputusan di masa depan dan tidak punya pendirian.
5. Tidak Mau Mempelajari Dunia Anak
Tidak tertarik pada apa yang disukai anak, tidak mengenal teman-temannya, atau tidak ingin terlibat dalam kegiatan yang dianggap “kekanak-kanakan”, misalnya bermain boneka atau menonton kartun favorit. Kalau Daddies tanpa sadar melakukan hal ini, akibatnya anak bisa merasa tidak dipahami dan lebih memilih mencari kenyamanan dari orang lain, seperti teman atau orang dewasa lain.
Dampak Jangka Panjang pada Anak yang Jauh dari Figur Ayah
Jarak emosional dengan ayah tidak hanya membuat anak sedih, tapi bisa meninggalkan luka yang terbawa hingga dewasa, lho, Daddies! Contohnya:
- Masalah Self-Esteem: Anak mengalami krisis percaya diri, rendah diri, dan merasa kurang dicintai atau tidak diakui.
- Gangguan Kesehatan Mental: Anak rentan mengalami kecemasan, stres berlebihan, depresi, hingga kesulitan mengelola emosi.
- Kesulitan Berelasi: Anak jadi sulit memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Pada anak perempuan, berisiko memiliki Fatherless Daughter Syndrome, sering mencari validasi dan perhatian dari laki-laki lain, bahkan terjebak dalam hubungan yang toxic.
- Perilaku Negatif: Anak bisa menjadi mudah curiga, sulit bersosialisasi, atau justru melampiaskan emosi dengan perilaku agresif.

Foto: Pavel Danilyuk/Pexels
Cara Membangun Kedekatan Emosional Ayah dan Anak
Lalu bagaimana kalau hubungan ayah dan anak sudah renggang? Tenang, Daddies! Asal mau berusaha dengan sungguh-sungguh, hubungan yang renggang bisa diperbaiki, kok. Kuncinya adalah konsistensi, empati, dan kehadiran sepenuh hati. Ini beberapa cara yang bisa Daddies lakukan.
1. Prioritaskan Quality Time, Bukan Hanya Quantity
Luangkan waktu khusus setiap hari setelah pulang bekerja meski hanya 15-30 menit di mana Daddies fokus 100% pada anak. Matikan atau jauhkan gadget, lakukan kontak mata, dan biarkan anak memimpin aktivitas. Misalnya, main atau makan malam sambil dengarkan cerita anak tanpa gadget, hingga rutinitas membacakan dongeng sebelum tidur.
2. Jadilah Pendengar yang Empatik
Bukan hanya jadi pendengar yang baik, tapi Daddies juga harus menjadi pendengar yang empatik. Dengarkan keluh kesah, cerita, dan pendapat anak tanpa memotong, menghakimi, atau langsung memberi solusi. Akui perasaannya atau validasi dengan mengatakan, “Ayah mengerti kamu sedih/marah”. Kalimat ini bisa bantu membangun rasa saling menghormati dan nyaman.
3. Ekspresikan Kasih Sayang dengan Tulus dan tanpa Syarat
Jangan ragu untuk memeluk, memberikan tepukan di punggung, atau sekadar menggenggam tangannya, bahkan ketika anak sudah beranjak remaja dan dewasa. Daddies bisa ungkapkan rasa bangga dan cinta setiap hari, “Ayah sayang kamu apa adanya,” agar anak merasa dicintai tanpa syarat.
4. Ikut Jelajahi Dunia Mereka
Cari tahu hobi atau tontonan kesukaan anak. Tanyakan, “Kenapa kamu suka karakter ini?” atau “Ayo, Ayah ajari main games ini.” Keterlibatan ini menunjukkan bahwa Daddies peduli dan menghargai minat anak.
5. Bangun Rutinitas Khas Ayah
Daddies bisa membuat ritual dan rutinitas yang hanya dilakukan ayah dan anak, tanpa kehadiran Mommies. Misalnya, bersepeda di hari Minggu, mencuci motor atau mobil bersama, pergi ke toko buku atau perpustakaan, dan lain-lain. Pastikan anak tidak terpaksa, ya!
BACA JUGA: 9 Suami dan Ayah Green Flag di Drakor, Nomor 3 Bikin Standar Meningkat!
Hubungan ayah dan anak adalah pondasi penting dalam bertumbuh dan berkembangnya. Dengan menghindari kesalahan di atas dan mulai menerapkan tips kedekatan, Daddies dapat menjadi sosok ayah yang utuh, hadir, panutan, pelindung, sekaligus sahabat terbaik bagi si kecil. Kalau merasa kesulitan, Daddies juga bisa minta bantuan ke Mommies, kok!
Cover: Pavel Danilyuk/Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE




COMMENTS