banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Korban Perselingkuhan Bisa Jadi Pelaku Perselingkuhan? Ini 5 Alasannya!

author

Mommies Dailyin 5 hours

Korban Perselingkuhan Bisa Jadi Pelaku Perselingkuhan? Ini 5 Alasannya!

Fenomena perselingkuhan bisa terjadi di manapun dan pada siapapun. Namun, benarkah korban perselingkuhan bisa menjadi pelaku selingkuh? Apa alasannya?

Isu perselingkuhan kerap terjadi, baik dari media sosial maupun lingkungan sekitar kita. Tak jarang, kasus ini muncul dari dunia hiburan, seperti dari kalangan artis tanah air.

Beberapa bulan lalu, ada seorang artis dan influencer perempuan yang mengungkap perselingkuhan suaminya dengan rekan kerja kantor sang suami. Ternyata, hubungan suaminya itu telah jalan bertahun-tahun tanpa diketahuinya. Kisahnya pun sontak jadi sorotan publik. Ironisnya, pada Juli 2025 lalu, sang aktris justru diisukan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain yang diketahui publik dari sebuah unggahan Instagram Story istri sah.

Baru-baru ini juga muncul berita dari seorang artis perempuan yang pernah diselingkuhi suaminya beberapa tahun lalu. Ia diisukan menjadi selingkuhan dari seorang pria beristri. Sang istri turut membagikan bukti chat antara ia dan sang artis di media sosial.

Dari kedua berita tersebut, belum ada tanggapan langsung dari para artis yang diisukan menjadi pelaku perselingkuhan di hubungan pernikahan orang lain.

Bertanya langsung kepada Psikolog Klinis Dewasa, Keluarga dan Pernikahan, Nadya Pramesrani, M. Psi., Psikolog, seseorang yang pernah menjadi korban perselingkuhan, ternyata bisa menjadi pelaku perselingkuhan di kemudian hari. Namun, sebelum mengetahui alasannya, ketahui terlebih dulu data pasangan yang bercerai karena perselingkuhan dan dampaknya.

BACA JUGA: Bertengkar Sehat: 15 Aturan Fair Fight agar Rumah Tangga Langgeng

Data Pasangan yang Bercerai karena Perselingkuhan

Kasus ini hanyalah dua contoh dari banyaknya peristiwa perselingkuhan yang terjadi di Indonesia. Tak jarang hal ini menyebabkan perceraian di antara pasangan yang sudah menikah. Lantas, seberapa sering perselingkuhan menjadi penyebab perceraian menurut data? 

Melansir laman Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2024, terdapat 1.005 kasus perceraian karena perselingkuhan dan zina dari total 408.347 kasus—atau sekitar 0,26% dari seluruh perceraian. Tidak hanya itu, dikutip dari laman Pengadilan Agama Bojonegoro Jawa Timur, ditemukan sebanyak 48% kasus perceraian selama bulan Januari–Februari 2024 yang disebabkan oleh perselingkuhan di media sosial.

Dampak Selingkuh

Foto: Azerbaijan_stockers/Freepik

Tak ada yang lebih menyakitkan dalam hubungan daripada dikhianati oleh orang yang kita cintai dan anggap paling mencintai kita. Perselingkuhan bisa saja meninggalkan luka emosional mendalam dan sulit pulih. Menurut berbagai sumber, berikut dampak selingkuh bagi korban, pelaku, hingga anak:

  • Korban: mengalami trauma, depresi, kecemasan, insomnia, gangguan mental lainnya, hingga gangguan kesehatan fisik.
  • Pelaku: kehilangan citra baik, terancam reputasi dan karier, serta kehilangan kepercayaan dari orang sekitar.
  • Anak: berisiko mengalami trust issue atau kehilangan kepercayaan, depresi, atau gangguan emosi akibat konflik dalam keluarga.

5 Alasan Korban Perselingkuhan Bisa Jadi Pelaku Perselingkuhan

Bukan tidak mungkin korban selingkuh menjadi pelaku. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan yang banyak bersumber dari sisi psikologi. Diambil dari beberapa sumber, berikut alasan seorang korban bisa menjadi pelaku perselingkuhan:

1. Balas Dendam

Menurut Psikolog Nadya, dari berbagai penyebab dan alasan, revenge atau balas dendam seringkali menjadi penggerak pertama dalam melakukan perselingkuhan. Dalam beberapa kasus, korban yang belum memproses luka emosional dengan tepat bisa melakukan balas dendam dengan berselingkuh juga—sebagai cara menyalurkan amarah atau rasa sakit yang belum pulih.

2. Pengulangan Pola Masa Lalu (Compulsive Repetition)

Pengulangan kompulsif (compulsive repetition) terjadi ketika seseorang tidak sadar menciptakan situasi yang sama dengan trauma masa lalunya. Individu yang dulu menjadi korban perselingkuhan kemungkinan besar tumbuh dengan pola perilaku hubungan yang tak sehat. Secara tidak sadar mereka akan mengulangi perilaku itu dalam hubungan yang baru.

3. Kebutuhan Emosional yang Tidak Terpenuhi

Ketika seseorang pernah dikecewakan, mereka bisa mencari pemenuhan kembali melalui perilaku selingkuh—terutama jika hubungan mereka tidak memberikan perhatian atau validasi emosional.

4. Rasionalisasi dan Ego yang Lemah

Konflik batin yang belum selesai kemungkinan bisa merasionalisasi tindakan mereka. Misalnya, ego yang lemah juga bisa membuat mereka membenarkan perselingkuhan sebagai upaya memenuhi kebutuhan atau memperbaiki citra diri.

5. Gangguan Psikologis

Beberapa kecenderungan psikologis juga bisa berisiko mengulangi perselingkuhan, seperti seseorang dengan kepribadian impulsif, rendah kontrol diri, atau kecenderungan narsistik.

BACA JUGA: Cara Mengurus Perceraian di Indonesia beserta Proses Lengkapnya Menurut Pakar

Menyadari pola, memproses luka, dan membangun komunikasi sehat adalah langkah penting agar siklus perselingkuhan tidak terulang meski pernah menjadi korban. Karena dalam hubungan, kejujuran dan kesetiaan tetap jadi fondasi utama.

Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Diperbarui: Dhevita Wulandari

Cover: tirachardz/Freepik 

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan