
Yuk, pelajari panduan lengkap tes alergi anak, mulai dari jenis, fungsi, hingga estimasi biayanya—agar Mommies bisa lebih sigap menjaga kesehatan si Kecil.
Kesehatan si Kecil tentu menjadi prioritas utama Mommies. Apalagi dengan keadaan cuaca yang akhir-akhir ini mudah memicu banyak penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah alergi. Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat pemicu (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya.
Itulah sebabnya, deteksi dini alergi pada anak sangatlah penting, apalagi jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Yang paling bikin Mommies tidak tenang adalah jenis alergi pada anak yang cukup bervariasi. Sebut saja mulai dari alergi makanan, alergi kulit (seperti ruam), alergi obat-obatan, hingga gigitan serangga. Gejala alergi yang muncul pun beragam, mulai dari bersin, batuk, pilek atau hidung meler, mengi, diare, hingga ruam kulit.
Untuk mengantisipasi dan meminimalkan gejala alergi, Mommies perlu mengetahui alergen spesifik yang memicu reaksi pada si Kecil. Caranya? Tentu saja dengan melakukan tes alergi yang direkomendasikan dokter. Semakin cepat alergi teridentifikasi, semakin cepat penanganan yang bisa dilakukan.
BACA JUGA: Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Alergi dan Keracunan Menurut Pakar

“Tes alergi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar risiko anak mengalami alergi dan mengidentifikasi jenis alergen yang harus dihindari. Dengan informasi ini, Mommies bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat,” jelas dr. Marissa Pudjiadi, SpA dari rumah sakit Bina Media, Bintaro.
Lalu, kapan sebaiknya anak melakukan tes alergi? Sebaiknya, lakukan tes alergi jika Mommies melihat gejala alergi yang sering berulang atau persisten pada anak, seperti:
Segera catat gejala dan paparan tertentu yang dialami anak, lalu bawa si Kecil ke dokter anak atau dokter spesialis alergi (Imunologi Anak). Informasi ini sangat membantu dokter dalam melihat pola dan menentukan jenis tes alergi yang paling sesuai.
Sebelum memulai pemeriksaan pada anak, dokter akan memulai dengan pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga. Hal ini karena alergi seringkali bersifat genetic. Sehingga riwayat alergi pada orang tua atau saudara kandung bisa menjadi petunjuk penting. Setelah itu, dokter mungkin akan merekomendasikan salah satu atau kombinasi dari jenis tes alergi berikut:
Manfaat: Merupakan tes awal yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi alergi umum (seperti alergi hirup, beberapa alergi makanan).
Prosedur:
Hasil: Jika timbul benjolan kemerahan seperti gigitan nyamuk, bengkak, dan gatal, anak dinyatakan positif alergi terhadap zat tersebut. Tes ini cepat, relatif murah, dan bisa menguji hingga 50 alergen sekaligus. Tes ini aman dilakukan pada anak usia di atas 6 bulan.
Manfaat: Biasanya digunakan untuk menguji alergi terhadap zat tertentu yang reaksinya lebih sulit dideteksi dengan SPT, seperti alergi penisilin atau racun serangga.
Prosedur: Sejumlah kecil cairan alergen disuntikkan langsung ke bawah lapisan kulit lengan. Reaksi kemudian diamati oleh dokter. Tes ini lebih jarang dan hanya dilakukan atas indikasi khusus.
Manfaat: Mengukur kadar antibodi Imunoglobulin E (IgE) spesifik dalam darah yang bereaksi terhadap alergen tertentu. Sering dianggap lebih efektif untuk mengevaluasi alergi makanan dan menjadi alternatif jika tes kulit tidak dapat dilakukan.
Prosedur:
Kelebihan: Tidak memiliki risiko reaksi alergi parah, dan tidak mengharuskan Mommies menghentikan obat alergi tertentu sebelum tes.
Kekurangan: Hasil memerlukan waktu berhari-hari, umumnya kurang sensitif dibandingkan tes kulit, dan perkiraan biaya lebih mahal.
Manfaat: Digunakan khusus untuk menentukan alergen yang menyebabkan dermatitis kontak (alergi kulit tipe lambat yang muncul akibat kontak langsung, seperti dari bahan kimia atau logam).
Prosedur:
Hasil: Jika timbul ruam di area tempelan, anak memiliki alergi terhadap alergen tersebut.
Manfaat: Digunakan untuk mendeteksi atau mengkonfirmasi alergi makanan.
Prosedur:
Mommies, perkiraan biaya tes alergi pada anak dapat sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada jenis tes yang dilakukan, jumlah alergen yang diuji, dan fasilitas kesehatan (klinik, laboratorium, atau rumah sakit) yang Mommies pilih.
1. Tes Tusuk Kulit (SPT)

Deteksi dini melalui tes alergi merupakan langkah proaktif yang cerdas dari Mommies untuk memastikan si Kecil tumbuh optimal tanpa terhambat gejala alergi yang mengganggu. Setelah hasil tes keluar, dokter akan memberikan saran penanganan lebih lanjut, termasuk diet eliminasi, pemberian obat alergi anak, hingga strategi menghindari alergen pemicu.
Jangan tunda untuk membawa anak berkonsultasi jika Mommies mencurigai adanya gejala alergi yang tak kunjung hilang!
BACA JUGA: 20 Rekomendasi Dokter Anak Spesialis Alergi dan Imunologi di Indonesia
Cover: Pexels/Ketut Subiyanto