Sorry, we couldn't find any article matching ''

Hati-Hati! Anak Remaja Mungkin Sudah Jadi Korban Judi Online Tanpa Disadari
Judi online bukan hanya memerangkap orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja. Bagaimana permainan gratis di gawai ini bisa membuat anak kecanduan judi online?
Teknologi selalu berkembang mengikuti kebutuhan zaman. Namun, tak dipungkiri pula bahwa tantangan orang tua juga semakin banyak dalam melindungi anak dari beragam pengaruh buruk teknologi, salah satunya judi online atau judol.
Bahkan dengan maraknya penutupan situs-situs judol, bukan berarti seseorang sudah bisa tenang. Kini, judol pun dikemas seperti game online yang seolah ramah anak padahal menyembunyikan teknis perjudian. Jadi, kalau orang dewasa saja bisa dikelabui, bagaimana dengan anak-anak?
Yuk, cari tahu lebih lanjut bagaimana anak remaja bisa terpengaruh judol dan menjadi korban.
BACA JUGA: 5 Alasan Kecanduan Media Sosial Membuat Anak Remaja Tidak Bahagia
Alasan Remaja Kecanduan Judi Online
Kecanduan melibatkan seseorang dengan ketergantungan berlebih pada suatu hal. Sama seperti jenis kecanduan lainnya, kecanduan judi online merupakan kondisi nyata dan serius yang memerlukan pengobatan.
Semakin mudah akses teknologi terkadang membuat beberapa hal luput dari pengawasan orang tua. Beberapa hal dapat menjadi penyebab anak remaja kecanduan judol, mulai dari lingkungan pertemanan sampai terpengaruh iklan.
Melansir The Korea Times, salah satu pemicu remaja kecanduan judol bisa dari proses pendaftaran yang mudah, iklan online yang menjanjikan keuntungan dalam waktu cepat, promosi di media sosial, bahkan ajakan dari teman. Hal ini juga didukung oleh tulisan The Guardian yang menyebutkan bahwa remaja juga bisa terpengaruh selebritas atau influencer yang mempromosikan judol di media sosial.
Sebelum memulai judol, anak-anak biasanya sudah kecanduan dengan game online terlebih dahulu. Ada pelepasan hormon neurotransmitter dopamine yang membuat mereka merasa gembira saat bermain. Oleh karena itu, berhenti berjudi sangat sulit karena ada perasaan “high” yang menyenangkan.
Foto: Kampus Production/Pexels
Bagaimana Remaja Bisa Kecanduan Judi Online?
Kecanduan judol merupakan perilaku kompulsif yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap pecandu dan orang-orang di sekitarnya. Berikut beberapa faktor penyebab anak remaja kecanduan judol.
- Akses internet dan gawai memudahkan anak bermain game online kapan saja.
- Permainan ini tidak memerlukan keterampilan khusus untuk bisa dinikmati siapa saja.
- Fitur-fitur menarik di dalam game membuatnya sulit diabaikan.
- Memunculkan emosi dan euforia yang mirip dengan pengalaman para penjudi profesional.
Menurut Praktisi Psikologi Anak Aninda, S.Psi., M.Psi.T., penyebab terbesar berasal dari faktor eksternal, mulai dari pertemanan dan keluarga. Seorang anak remaja bisa ikut tercebur akibat lingkungan pertemanan yang mendorong ia berkenalan dan mencoba judol. Pengawasan yang minim dari keluarga juga bisa menjadi penyebabnya. Selain itu, anak yang diberi uang jajan lebih juga bisa terpancing untuk melakukan judol.
“Untuk itu, sebaiknya orang tua membatasi pemberian uang jajan dengan nominal yang sesuai kebutuhan dan mengecek juga ke mana saja uang jajan dipakai selama ini,” sebut Praktisi Aninda.
6 Tanda Remaja Kecanduan Judi Online
Praktisi Aninda menjelaskan bahwa anak remaja yang kecanduan judol umumnya berperilaku impulsif dan mencoba memenuhi impulsivitasnya dengan cara yang tidak sesuai, misalnya meminjam atau mencuri uang. Mereka rela melakukan hal tersebut karena ada “rasa penasaran” ingin menang judol.
Dari kehidupan sehari-hari yang tampak umum, ada perubahan-perubahan perilaku yang bisa Mommies dan Daddies perhatikan dari sang anak. Praktisi Aninda menyebutkan perubahan perilaku tersebut mulai dari:
- Jadi lebih banyak mengurung diri di kamar.
- Lebih pendiam.
- Lebih cepat marah atau tersinggung (mood swings)
- Nilai pelajaran dan prestasi sekolah menurun.
- Berkurangnya motivasi untuk bersekolah.
- Tidak lagi melakukan aktivitas lain yang dulu disukai (selain bermain gawai).
Foto: rawpixel.com/Freepik
5 Risiko Anak Remaja Terlibat dalam Perjudian
Usia remaja memang usianya mereka bersenang-senang dan eksplorasi diri. Namun, terlibat perjudian sejak remaja akan meningkatkan risiko masalah perjudian ketika dewasa. Terlebih lagi risiko lebih besar terhadap perilaku berbahaya lainnya, seperti:
- Perilaku antisosial.
- Sering bolos atau prestasi belajar menurun.
- Lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan.
- Mulai merokok, memakai narkoba, atau ikut pesta minuman alkohol.
- Kehilangan pertemanan dengan mereka yang tidak menyukai aktivitas judi.
Sekalinya mencoba judol, risiko paling besar adalah kecanduan. Praktisi Aninda menyebutkan bahwa anak remaja berpotensi menjadi cemas, stres, atau depresi bila tidak bisa memenuhi impulsivitas tadi. Bahkan, mereka juga dikhawatirkan melakukan tindakan kriminal di masa depan, seperti pencurian dan penipuan.
“Belum lagi, nilai pelajaran dan motivasi bersekolah terganggu. Hubungan sosial juga terganggu karena akan lebih banyak mengurung diri atau memunculkan konflik,” ungkap Praktisi Aninda.
Cara Membantu Anak yang Kecanduan Judi Online
Jika Mommies curiga anak sedang kecanduan judol, mulailah dengan mengenali tanda-tandanya dan dekati mereka dengan penuh empati dan pengertian. Mommies juga bisa mencari bantuan profesional apabila dibutuhkan.
1. Cari Bantuan Profesional
Kecanduan judi pada anak adalah masalah serius yang membutuhkan penanganan profesional, seperti konseling, terapi, atau obat-obatan bila diperlukan. Orang tua perlu menetapkan batas tegas, membatasi akses ke perangkat atau game, memantau pengeluaran, dan melibatkan dukungan keluarga.
2. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Mendukung anak yang kecanduan judi perlu dimulai dengan lingkungan penuh kasih tanpa menghakimi. Tunjukkan dukungan, bangun komunikasi terbuka, dan dengarkan agar lebih memahami perjuangan mereka.
3. Tetapkan Batasan
Menetapkan batas sangat penting, misalnya dengan membatasi akses internet, teknologi judi, serta mengatur uang jajan agar anak tidak tergoda kembali berjudi.
Praktisi Aninda menjelaskan bahwa peran dan dukungan orang tua serta bantuan profesional menjadi penting.
“Peran dan dukungan orang tua untuk selalu hadir dan membantu anak untuk keluar dari fase kecanduan ini memang penting, tapi kehadiran psikolog juga perlu untuk membantu mengubah perilaku kecanduan ini,” jelasnya.
6 Tips Cegah Kecanduan Judi Online pada Anak
Foto: Kindel Media/Pexels
Jahatnya judi online adalah sistemnya. Sistem judol akan membuat seseorang menang terlebih dahulu di awal untuk menumbuhkan keinginan dan rasa penasaran untuk melakukannya lagi dan lagi. Akan tetapi, janji manis di awal tersebut tidak berlangsung lama dalam sistem judol.
Sebelum nasi menjadi bubur, Mommies dapat melakukan tindakan pencegahan agar anak remaja terhindar dari kecanduan judol.
1. Jelaskan Proses Permainan Judol dan Bahayanya
Dewasa ini, sudah banyak konten informatif tentang bagaimana sistem judol berjalan. Mommies atau Daddies bisa memahami hal tersebut dan menjelaskan kepada anak bahwa peluang menang dalam bisnis judi online sangat amat kecil.
2. Pengaruh Keluarga
Anak bisa tertarik berjudi justru karena contoh dari orang tua. Saat orang dewasa sering bertaruh atau tanpa sadar menggunakan kata-kata taruhan, anak menganggapnya normal dan ingin meniru. Karena itu, orang tua perlu berhati-hati dan menjadi teladan yang baik.
3. Tetapkan Aturan Keluarga tentang Penggunaan Gawai dan Situs
Buat aturan tentang bagaimana anak-anak boleh menggunakan PC, laptop, tablet, smartphone, dan internet. Dukung dan dorong mereka menggunakan media digital untuk hal-hal berkualitas lainnya, seperti untuk berkarya.
4. Kenali Tanda Awal Kecanduan Judol
Anak bisa terjerat judol karena masalah di rumah atau sekolah, stres, atau rasa bosan. Orang tua dapat mencegahnya sejak dini dengan mengenali tanda bahaya, meluangkan quality time, serta mendorong anak menyalurkan minat lewat hobi, olahraga, seni, atau musik.
5. Edukasi tentang Bahaya Kecanduan Judol
Jika anak menganggap judol lebih ringan dibanding narkoba atau alkohol, jelaskan bahwa judi juga bisa menimbulkan kecanduan. Dampaknya serius, mulai dari masalah keuangan, kesehatan seperti depresi dan kecemasan, hingga konflik sosial dan tindak kriminal.
Praktisi Aninda pun menerangkan agar orang tua sepenuhnya terbuka dalam memberi pemahaman tentang judi online. Lebih baik menjelaskannya secara rinci, mulai dari definisi, cara kerja, hingga risikonya.
“Agar kelak mereka bisa membentengi diri mereka sendiri dari bahaya judol, dengan nasihat dan diskusi yang sudah dilakukan tersebut.” pungkas Praktisi Psikologi Anak Aninda.
BACA JUGA: Ciri-ciri Kecanduan Pornografi pada Anak, Orang Tua Wajib Kenali Tandanya!
Penulis: Fannya Gita Alamanda
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Katharina Menge
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS