Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Alasan Kecanduan Media Sosial Membuat Anak Remaja Tidak Bahagia
Penggunaan media sosial yang berlebihan kerap memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental anak remaja. Berikut penjelasannya.
Konten di media sosial kerap menjadi standar perbandingan yang terlalu idealis sehingga memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental anak remaja. Melansir HealthCentral, studi yang diunggah dalam jurnal EClinicalMedicine menunjukkan remaja yang menggunakan media sosial lebih dari 5 jam sehari cenderung rentan mengalami depresi dibandingkan remaja yang menggunakan media sosial 1-3 jam sehari.
Sebelum melihat bagaimana media sosial dapat merusak mental remaja, tentunya ada beberapa sisi positif terhadap penggunaan media sosial, termasuk dalam bersosialisasi.
Cara remaja bersosialisasi kini semakin kreatif dan media sosial membuatnya semakin mudah. Mereka bisa mencari teman-teman online dan komunitas yang memeluk jati diri mereka untuk saling terkoneksi dan mendukung satu sama lain.
Tidak hanya itu, kini mencari informasi di dunia maya juga sangat mudah. Anak remaja bisa mencari referensi seputar hobi, hal-hal yang digemari, artis favorit, dan tontonan lain hanya dengan mengetik beberapa kata di kolom pencarian media sosial. Informasi yang mereka dapatkan bahkan bisa menjadi obrolan ketika bersosialisasi.
Tak jarang pula media sosial membantu aksi penggalangan dana untuk berbagai kegiatan sosial.
Sayangnya, media sosial bisa menjadi pisau bermata dua yang juga dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan mental remaja. Hal tersebut cenderung disebabkan oleh penggunaannya yang berlebihan.
BACA JUGA: Tips Mudah Menjaga Kesehatan Mental Anak, Orang Tua Wajib Tahu!
5 Alasan Kecanduan Media Sosial Membuat Anak Remaja Tidak Bahagia
Menurut HealthCentral, terlalu lama menggunakan media sosial berisiko memicu tanda-tanda gangguan kecemasan dan atau depresi pada anak remaja. Berikut beberapa alasannya.
1. Terlalu fokus dengan jumlah likes dan penonton
Validasi diri sendiri merupakan hal yang bagus apabila datangnya pun dari hati. Akan tetapi, validasi tersebut menjadi negatif apabila disetir oleh jumlah likes atau followers di media sosial. Demi mendapat angka yang lebih banyak, beberapa remaja bisa menjadi melakukan hal yang cukup ekstrem, seperti mengedit foto penampilan diri agar lebih atraktif, terbawa arus negatif, hingga melakukan tantangan-tantangan media sosial yang berisiko.
2. Perundungan siber atau cyberbullying
Remaja perempuan cenderung lebih banyak menjadi target perundungan di dunia maya, tetapi bukan berarti remaja laki-laki tidak terkena dampak, ya. Perundungan siber tidak kalah buruk dengan pembulian langsung. Keduanya sama-sama dapat menimbulkan gangguan mental, seperti depresi, cemas berlebih, dan kecenderungan bunuh diri.
3. Terlalu sibuk membandingkan diri
Sesimpel Instagram Story teman dapat membuat seorang remaja membandingkan diri dengan sebayanya. Media sosial membuat semua hal, mulai dari tampilan fisik, kehidupan, kesuksesan, dan lingkungan sosial, menjadi sorotan.
4. Angka pengikut yang banyak tidak menjamin semuanya baik
Terkadang jumlah pengikut yang banyak di media sosial tidak mewakilkan jumlah teman “asli” yang kita punya. Semakin banyak orang di jumlah pengikut, semakin banyak yang bisa mengakses media sosial kita dengan bebas. Itulah mengapa menjaga privasi di media sosial sangat penting diterapkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih lagi sekarang sudah banyak AI yang dapat menghasilkan editan palsu dengan muka kita.
5. Minim interaksi langsung
Interaksi sosial membutuhkan latihan setiap hari, bahkan untuk anak remaja. Tanpa hal tersebut, susah untuk membangun rasa empati dan kasih sayang, apalagi ditambah jika mereka lebih fokus berinteraksi di dunia maya.
Media sosial memang tempat segala informasi atau interaksi baik dan buruk bercampur aduk. Untuk mencegah kesehatan mental memburuk, Mommies bisa mengomunikasikan hal-hal tersebut kepada anak remaja.
BACA JUGA: 6 Cara Membentuk Mental Kuat pada Anak, Jadi Tangguh Hadapi Hidup
Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Foto: Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS