Kenali 15 tanda anak dengan kecerdasan emosional rendah yang sering tak disadari orang tua. Penting untuk tumbuh kembang dan hubungan sosialnya.
Kecerdasan tidak hanya dilihat dari kemampuan intelektual, tetapi juga bagaimana seseorang mengelola emosi dan menempatkan diri di tengah masyarakat. Nah, untungnya awareness tentang pengembangan emosi anak sejak usia dini sudah semakin digaungkan. Alasannya kenapa? Supaya mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik.
Kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) adalah kecerdasan tentang perasaan, baik itu perasaan kita sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosional melibatkan kemampuan untuk memperhatikan, memahami, dan menyadari emosi serta bertindak dengan cara yang efektif.
Konsep ini dipopulerkan oleh buku tahun 1995 berjudul Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Penulisnya, Psikolog Daniel Goleman, menggambarkan kecerdasan emosional memiliki lima bagian dasar, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Konsep emosi memang terasa abstrak. Bila Mommies belum paham, contoh kecerdasan emosional pada anak bisa dilihat dari contoh dari kehidupan sehari-hari berikut:
Terdengar mudah tetapi tak banyak anak yang bisa mengembangkan kecerdasan emosional dengan sempurna sejak usia dini.
Jika orang tua dan lingkungan sekitarnya tidak bisa membantu, maka anak akan cenderung memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Mommies dan Daddies tentu tidak ingin anak tumbuh tanpa EQ, bukan?
BACA JUGA: 15 Cara Membesarkan Anak dengan Kecerdasan Linguistik, Sederhana tapi Efektif!
Anak Mommies dan Daddies mungkin memiliki kecerdasan emosional yang kurang jika mereka sulit menjalin hubungan sosial karena rendahnya minat atau kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Berikut 15 tanda-tanda anak dengan EQ rendah, yang sayangnya sering kali disepelekan oleh banyak orang tua.
Sebagai orang tua, peran Mommies adalah membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan emosi mereka. Berikut cara-caranya:
Mommies bisa menggunakan permainan atau aplikasi edukatif yang dirancang untuk mengajarkan empati dan kesadaran emosional anak.
Saat anak memahami berbagai jenis perasaan, mereka akan lebih mudah mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat dan tepat.
Cobalah memperlihatkan bahwa Mommies peduli dan berusaha memahami perasaan orang lain, terutama anak. Dengan begitu, mereka bisa belajar dari apa yang dilihat sehari-hari.
Ajari anak berlatih menghadapi situasi sosial dan edukasi mereka tentang cara bereaksi.
Dikutip dari UNICEF, menghakimi orang menunjukkan kurangnya empati dan kecenderungan untuk bersikap terlalu reaktif.
Keterlibatan dalam pekerjaan rumah tangga dan situasi pengambilan keputusan tertentu membuat anak merasa penting.
Dengarkan kesulitan anak dan bantu mereka mengambil keputusan terbaik.
Tidak ada hasil yang instan. Teruslah berlatih untuk mengembangkan EQ pada anak sejak usia dini.
BACA JUGA: 8 Cara Membesarkan Anak dengan Kecerdasan Kinestetik, Lakukan Sejak Dini!
Mengembangkan kecerdasan emosional bukan proses instan, melainkan perjalanan panjang yang terus dilatih sepanjang hidup. Memulai pengembangan kecerdasan emosi anak sejak dini dan terus berlatih secara konsisten akan mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang sehat dan cerdas secara emosional.
Penulis: Imelda Rahma
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Katharina Menge
Cover: Freepik