Dhevita Wulandari・in 4 hours
Menggunakan gadget dan internet tanpa pengawasan bisa berisiko menjadikan anak dan remaja korban pelecehan seksual online hingga pornografi, lho!
Sebagai orang tua di era digital, kita semua tahu betapa gadget dan internet sudah jadi bagian tak terpisahkan dari hidup si Kecil. Dari belajar daring, main game edukasi, sampai video call dengan kakek-nenek, banyak banget manfaat positif yang bisa didapat.
Tapi, di balik kecanggihan itu, ada juga sisi gelap yang wajib kita waspadai, seperti cyberbullying hingga risiko pelecehan seksual online.
Maka dari itu, sebelum memberikan anak akses untuk berinternet apalagi memiliki aplikasi chattingdan akun social media sendiri, ada baiknya Mommies dan Daddies memahami dulu risiko yang bisa terjadi.
BACA JUGA: Infografik: Digital Diet Plan untuk Anak dan Keluarga di Rumah
Anak-anak kita memang cepat sekali beradaptasi dengan teknologi. Sayangnya, para pelaku kejahatan juga sama cepatnya. Platform media sosial, game online, atau bahkan aplikasi chatting yang kelihatannya polos, bisa jadi gerbang bagi tindakan jahat.
Berbincang langsung dengan Psikolog Anak dan Remaja Fabiola Priscilla, S.Psi., M.Psi., Psikolog, ada tiga jenis kejahatan yang umumnya terjadi pada anak dan banyak masuk ke ruangan praktik seperti cyberbullying, pelecehan seksual online, bahkan pornografi.
Mari kita bahas satu-persatu.
Bullying tidak hanya terjadi secara langsung, tapi bisa juga melalui media digital yang disebut Cyberbullying. Kondisi ini terjadi ketika cara bercanda bukan hanya sekadar candaan atau ledekan biasa, tapi sudah menjadi tindakan berulang yang bertujuan untuk menakuti, memarahi, hingga mempermalukan target.
Ada beberapa bentuk cyberbullying yang bisa terjadi pada anak dan remaja, seperti:
Dampaknya pada anak? Tentu bisa fatal. Anak bisa jadi minder, menarik diri di dalam rumah maupun di luar rumah, tidak mau masuk sekolah, hingga mengalami masalah mental yang serius.
Biasanya, para predator online punya beragam cara untuk mendekati anak atau remaja, salah satunya dengan menggunakan identitas palsu. Ini beberapa tanda yang Mommies dan Daddies harus cek dan perhatikan secara ekstra:
Dan masih banyak tanda lainnya. Kondisi ini termasuk yang paling mengerikan karena bisa terjadi secara perlahan dan halus, seakan anak kita tidak sadar masuk ke dalam permainan pelaku.
Lalu apa yang bisa terjadi kemudian? Anak bisa jadi merasa terjebak dan takut untuk bercerita kepada orang tua. Sehingga, jika kondisi ini terjadi, sebaiknya orang tua bisa lebih mendengarkan anak tanpa menghakiminya. Ingat, anak butuh pertolongan orang tua, bukan langsung dimarahi.
Memberikan anak hak penuh atas gadget yang digunakannya menjadi salah satu cara cepat masuk ke dalam ranah pornografi. Apalagi, kalau orang tua sibuk dan tidak pernah punya waktu untuk cek gadget anak. Maka dari itu, penting sekali untuk memberikan batasan waktu anak menggunakan gadget di rumah dan mengecek gadget anak di rumah jika ia harus membawa gadget ke sekolah untuk keperluan belajar.
BACA JUGA: 13 Cara Bantu Anak Melek Literasi Digital tanpa Mengorbankan Kesehatan Mental
Untuk menghindari anak mengalami hal yang tidak menyenangkan saat menggunakan gadget dan berselancar di dunia digital, serta bisa menggunakan keduanya secara bijak dan sehat, Mommies dan Daddies bisa dengarkan penjelasan lengkap dari Psikolog Fabi di kanal YouTube Mommies Daily. Atau bisa klik video di bawah ini.
Cover: Mommies Daily
Mommies Daily is dedicated to all Indonesian moms out there, who just like us strive to be realistic and practical mothers. We hope you enjoy your stay.
Copyright © 2025 Mommies Daily ∙ All the rights reserved