banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Tips agar Anak Terhindar dari Sikap Tone Deaf, Ini Penjelasan Psikolog

author

Mommies Dailyin 4 hours

7 Tips agar Anak Terhindar dari Sikap Tone Deaf, Ini Penjelasan Psikolog

Tidak memiliki kepekaan sosial, ini pengertian tone deaf hingga cara mencegahnya. Istilah viral yang saat ini sedang ramai di media sosial

Istilah tone deaf semakin ramai didengungkan di media sosial. Pasalnya, fenomena figur publik yang minim empati dan kurang peka dengan isu-isu terkini di sekitarnya membuat masyarakat geram.

Pada tahun lalu 2024, Erika Gudono atau istri Kaesang Pangarep menjadi target kritik masyarakat ketika ia memamerkan gaya hidup mewahnya di tengah memanasnya situasi politik Indonesia.  Tak hanya itu, beberapa figur publik kerap dilabeli tone deaf terkait sikap, omongan, atau konten tidak sensitif mereka dengan situasi di Indonesia. Apalagi sekarang ini terkait rangkaian peristiwa seputar demonstrasi yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Meski begitu, istilah tone deaf tidak hanya menempel pada figur publik seperti influencer, selebritas, dan/atau pejabat saja. Orang-orang di sekitar Mommies pun juga bisa memiliki sifat ini. Bahkan anak Mommies kalau tidak ditanamkan empatinya sejak dini. Lantas, kenapa sifat ini dianggap buruk sekali dalam masyarakat kita? Yuk, bahas!

BACA JUGA: 5 Cara Mengajarkan Anak Bijak Bermedia Sosial, Orang Tua Harus Pantau

Apa itu Tone Deaf?

Melansir dari Cambridge Dictionary, tone deaf memiliki dua arti yang berbeda. Pertama tone deaf adalah seseorang yang mengalami tuli nada atau tidak mampu mengenali nada-nada yang berbeda serta menyanyikan lagu-lagu secara akurat. Sedangkan pada pengertian yang kedua, tone deaf berarti tidak memahami bagaimana perasaan orang mengenai sesuatu atau apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Pada konteks sosial, tone deaf mengacu pada pengertian kedua, yaitu ketidakpekaan seseorang terhadap suatu norma, aturan, atau kondisi yang ada di sekitarnya. Merujuk pada Merriam Webster, tone deaf juga bisa diartikan juga ketika seseorang memiliki rasa tidak peka atau bersifat acuh tidak acuh pada hal sentimen, opini, serta selera publik.

Alasan Seseorang Memiliki Sikap Tone Deaf

Sebenarnya manusia sudah memiliki kemampuan empati sejak bayi, sebagaimana hal tersebut dapat terlihat pada bayi yang ikut menangis ketika melihat atau mendengar bayi lainnya yang menangis. Selanjutnya pada usia balita atau anak usia TK yang sudah memiliki keinginan serta kepekaan untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan, seperti saat melihat temannya yang menangis, anak menjadi berhenti bermain.

Menurut Nadya Pramesrani, M.Psi., Psikolog Klinis Dewasa dari Rumah Dandelion, orang yang memiliki sikap tone deaf dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti seseorang yang sedari kecil memiliki kesulitan dalam mengenali dan membaca social cues, yakni pada anak yang memiliki spektrum Autism Spectrum Disorder (ASD). Selain itu, orang dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD), antisosial, serta Borderline Personality Disorder (BPD) juga memiliki kendala dalam memiliki kepekaan sosial.

Ciri-Ciri Seseorang dengan Tone Deaf

Seseorang yang memiliki sikap tone deaf disebabkan oleh berbagai faktor tertentu. Berikut Mommies Daily telah merangkum ciri-ciri seseorang dengan sikat tersebut, antara lain.

1. Sulit membaca situasi di sekitar

Ciri pertama seseorang yang mengalami tone deaf adalah mereka sulit membaca situasi sosial di sekitarnya. Selain itu, seseorang dengan perilaku ini cenderung tidak peduli pada konteks sosial, meskipun sebenarnya mereka mengerti atau paham pada hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat. Contohnya dapat terlihat pada seseorang yang kesulitan dalam menyesuaikan volume suara pada saat berbicara di telepon.

2. Sulit memahami budaya dan adat sekitar

Setiap daerah memiliki budaya serta adat istiadatnya masing-masing untuk diikuti dan dihormati oleh seseorang yang berada pada lingkungan tersebut. Namun, pada seseorang dengan rasa peka yang kurang, mereka seringkali merasa kesulitan dalam memahami budaya dan adat istiadat yang berlaku pada lingkungannya tersebut dan tidak dapat menyesuaikan serta mengontrol perilakunya.

3. Tidak memikirkan perasaan orang lain

Ciri lainnya yang dimiliki oleh seseorang dengan sikap tone deaf yakni tidak memikirkan perasaan orang lain dan tidak bisa menyadari bahwa apakah tindakan atau ucapan yang dilakukan menyakiti orang lain atau tidak. Selain itu, orang dengan sikap ini juga terkadang merasa bingung dalam menghibur atau memberikan dukungan pada orang lain yang tengah mengalami kesulitan.

4. Tidak Memahami Norma Sosial

Norma sosial merupakan seperangkat aturan atau pandangan hidup yang biasanya tidak tertulis, tetapi tetap berlaku di tengah masyarakat. Seseorang dengan sikap tone deaf cenderung tidak memahami norma sosial yang ada di sekitarnya, sehingga menyebabkan mereka melakukan hal-hal yang kurang pantas dan tidak sejalan dengan norma sosial tersebut.

5. Melemparkan komentar yang tidak sensitif

Mengutip Happier Human, seseorang yang tone deaf cenderung minim empati sehingga terkadang mereka suka memberikan kritik dan komentar menghakimi/tidak sensitif/meremehkan tanpa mengetahui atau memahami kondisi yang sebenarnya.

6. Bercanda di waktu yang tidak tepat

Bercanda ada waktu dan tempatnya. Seseorang yang tone deaf cenderung tidak peka secara emosional dan bertindak tidak tepat dalam situasi yang tidak pas.

7. Tidak sadar dengan dampak yang diberikan akibat tindakannya

Tanpa empati seseorang tidak bisa melihat bagaimana tindakannya dapat membuat orang lain atau lingkungan di sekitarnya kesal atau tidak nyaman.

8. Selalu merasa benar

Terakhir, melansir Verywell Mind, minim empati bisa membuat seseorang merasa selalu benar. Mereka kerap berdebat untuk membuktikan poin-poinnya tanpa mau mendengarkan argumen orang lain meski sudah dikasih tahu bukti-buktinya bahwa mereka salah.

Cara Menghindari Sikap Tone Deaf

Foto: Freepik

Setelah mengetahui ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap tone deaf, maka langkah berikutnya yang perlu diketahui adalah cara menghindari agar Mommies beserta anak tidak menjadi pribadi dengan sikat tersebut. Intip cara berikut agar Mommies dan si kecil terhindar dari perilaku tersebut.

1. Meningkatkan sikap empati

Langkah pertama yang bisa Mommies atau si kecil lakukan agar tidak memiliki dan terhindar dari sikap tersebut adalah dengan melihat sudut pandang orang lain. Cara ini bisa dilakukan dengan turut membayangkan diri kita berada dalam situasi yang orang lain alami. Dengan melakukan hal tersebut, membantu Mommies dan anak untuk bisa lebih memahami serta merasakan perasaan orang lain.

2. Menjadi pendengar yang baik dan tingkatkan kemampuan komunikasi

Meningkatkan kemampuan komunikasi menjadi faktor penting yang dapat membantu Mommies agar terhindar dari sikap ini. Membangun komunikasi dapat dilakukan dengan hal yang sederhana, seperti bertanya tentang perasaan seseorang dan menjadi pendengar yang baik. Selain itu, Mommies juga bisa meningkatkan kepekaan dengan menghargai pendapat orang lain.

3. Memahami situasi sekitar

Cara berikutnya yang dapat adalah dengan memahami situasi sekitar, terlebih pada norma sosial yang berlaku. Usahakan untuk selalu menghormati budaya, aturan, serta nilai-nilai yang ada pada suatu lingkungan, sehingga Mommies dan si kecil dapat menempatkan diri serta bersikap secara tepat. Dengan menghormati dan dan memahami norma yang berlaku, hal ini dapat menghindarkan seseorang untuk bersikap tone deaf.

4. Mendengarkan pendapat orang lain

Jangan merasa ingin selalu benar tanpa mendengarkan perspektif orang lain. Hadapi dengan keterbukaan ketika menerima sudut pandang yang berbeda dan bukan hanya berpatokan pada pikiran sendiri.

Cara Agar Anak Tidak Menjadi Pribadi Tone Deaf

Tidak hanya kepada dewasa saja, tetapi anak-anak juga bisa dicegah agar tidak memiliki sikap ini sedari dini. Solusi ini dapat dilakukan dengan pola asuh atau pembiasaan yang diajarkan orang tua kepada anak terhadap social cues. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menghindari anak agar tidak menjadi pribadi tone deaf menurut Psikolog Nadya.

  1. Hindari untuk memberikan komentar yang dapat menekankan anak untuk mementingkan dirinya saja atau bersifat egois.
  2. Mendorong anak untuk memberikan bantuan kepada orang-orang sekitar yang sedang kesulitan.
  3. Melibatkan anak pada kegiatan sosial yang dapat meningkatkan sifat empatinya.
  4. Melakukan kegiatan peduli sosial sehingga anak bisa mencerminkan sikap orang tuanya.
  5. Tidak memarahi anak ketika salah dalam memberikan bantuan.
  6. Selalu mengapresiasi inisiatif anak yang memiliki keinginan untuk membantu.
  7. Membantu evaluasi kemampuan diri anak.

Cara Meningkatkan Kepekaan pada Isu Sosial

Kurangnya tingkat kepekaan seseorang pada isu atau kondisi yang terjadi di sekitarnya dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri, melainkan orang sekitar. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepekaan sosial pada isu yang sedang terjadi di masyarakat agar tidak dianggap sebagai seseorang yang memiliki sikap tone deaf.

  1. Mengasah rasa ingin tahu.
  2. Berusaha memahami situasi yang dialami orang lain.
  3. Belajar melihat dari sudut pandang orang lain.
  4. Mengenali norma dan aturan yang berlaku di lingkungan.
  5. Menilai sesuatu bukan hanya dari perspektif pribadi, tetapi juga orang lain.
  6. Mengamati aktivitas orang di sekitar.
  7. Mengembangkan keterampilan komunikasi dan tetap terlibat dalam masyarakat.
  8. Membaca dan mengikuti berita atau isu terkini.
  9. Belajar dari film, buku, atau pertunjukan teater yang mencerminkan realitas sosial.
  10. Mengikuti kegiatan sosial atau menjadi relawan.

Itu dia pembahasan mengenai arti tone deaf yang saat ini sedang ramai di media sosial. Yuk, Mommies mulai tingkatkan kepekaan sosial pada isu yang sedang terjadi saat ini agar tidak dicap sebagai pribadi yang tak peduli sekitar. Semoga informasinya bermanfaat!

BACA JUGA: Cara Melatih Kemampuan Sosialisasi Anak Usia SMP Menurut Psikolog

Ditulis oleh: Nariko Christabel
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Dhevita Wulandari

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan