Yuk, baca informasi penting tentang apa makanan dan minuman yang wajib dikonsumsi sebelum dan sesudah melakukan donor darah. Plus yang wajib dihindari.
Banyak orang melakukan donor darah sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial yang sederhana namun sangat berarti. Dengan memberikan sekitar 500 ml darah, seorang pendonor diharapkan dapat menyelamatkan nyawa orang lain yang membutuhkan transfusi. Meski begitu, kegiatan donor darah tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Kondisi tubuh pendonor harus dipersiapkan dengan baik, termasuk dari sisi asupan makanan dan minuman. Mengonsumsi makanan yang tepat sebelum dan sesudah donor darah dapat membantu mengurangi risiko efek samping seperti pusing, lemas, atau bahkan anemia.
Lalu, apa saja makanan yang baik dikonsumsi sebelum dan sesudah Mommies mendonorkan darah? Dan makanan apa saja yang sebaiknya dihindari? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
BACA JUGA: Awas! 18 Produk Herbal dan Suplemen Ini Dinyatakan Ilegal oleh BPOM RI
Ketika seseorang mendonorkan darah, tubuh akan kehilangan cadangan zat besi (iron) yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Selain itu, kadar cairan tubuh juga akan berkurang sehingga berpotensi membuat pendonor merasa lelah atau pusing. Oleh karena itu, konsumsi makanan bergizi seimbang sebagai persiapan sebelum donor darah sangat membantu menjaga kondisi tubuh tetap stabil.
Zat besi adalah mineral utama yang harus dipenuhi sebelum melakukan donor darah. Zat ini berperan dalam produksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, terutama pada pendonor yang sering melakukan donor secara rutin.
Makanan kaya zat besi yang direkomendasikan antara lain:
Dengan mengonsumsi makanan-makanan tersebut, tubuh memiliki cadangan zat besi yang cukup untuk menggantikan darah yang hilang.
Selain zat besi, upaya untuk tambah darah sebelum donor darah adalah dengan mengonsumsi vitamin B kompleks juga berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B12 atau folat dapat membuat tubuh kesulitan memproduksi sel darah merah yang sehat.
Pendonor disarankan untuk mengonsumsi makanan seperti telur, ikan, daging unggas, serta sayuran berdaun hijau. Buah-buahan seperti jeruk dan alpukat juga bisa membantu karena mengandung folat.
Setengah dari komposisi darah adalah air. Itulah mengapa hidrasi menjadi kunci utama sebelum donor darah. Minum sekitar 500 ml air sebelum donor bisa membantu mencegah penurunan tekanan darah yang sering menyebabkan pusing. Sebaliknya, alkohol sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Camilan sehat baik untuk dikonsumsi sebelum donor darah karena dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah. Konsumsi camilan seperti buah, roti gandum, atau yoghurt rendah lemak. Hindari makanan berlemak tinggi seperti gorengan, donat, atau es krim karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah. Jika kadar lemak terlalu tinggi, darah yang didonorkan berisiko tidak bisa digunakan.
BACA JUGA: 10 Makanan Tinggi Kalsium untuk Perempuan Usia 40 Tahun ke Atas, Cegah Osteoporosis!
Setelah donor darah, tubuh memerlukan waktu sekitar 4–8 minggu untuk menggantikan sel darah merah yang hilang. Untuk mempercepat pemulihan, pendonor perlu konsumsi makanan yang membantu produksi darah baru.
Konsumsi daging sapi tanpa lemak, dada ayam, kalkun, hingga ikan seperti salmon, tuna, atau sarden yang kaya akan zat besi dan protein. Selain itu, makanan laut seperti kerang dan tiram mengandung zat besi heme yaitu jenis zat besi yang lebih mudah diserap tubuh dibanding zat besi dari tumbuhan (secara alami terdapat dalam produk hewani seperti daging, unggas, dan ikan, dan lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan zat besi non-heme).
Sayuran seperti bayam, brokoli, kale, dan sawi hijau tidak hanya mengandung zat besi, tetapi juga vitamin K yang membantu proses pembekuan darah. Ini penting untuk mempercepat pemulihan setelah donor.
Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi lebih baik. Konsumsi buah jeruk, stroberi, kiwi, nanas, atau minum segelas jus jeruk segar bisa menjadi pilihan.
Selain itu, buah kering seperti kismis, kurma, dan tin (buah ara) juga merupakan sumber zat besi yang baik.
Kacang merah, kacang hitam, lentil, kacang polong, hingga kacang kedelai merupakan sumber zat besi nabati. Konsumsi kacang-kacangan yang juga kaya akan serat dan protein yang baik untuk menambah energi pasca-donor darah.
Banyak produk sereal yang sudah difortifikasi dengan zat besi dan vitamin penting lainnya. Menyantap sereal gandum utuh setelah donor darah bisa bantu meningkatkan kadar zat besi dengan cepat.
Selain makanan, cairan juga sangat penting. Setelah kehilangan sekitar 500 ml darah, tubuh perlu menggantikan cairan tersebut. Upayakan minum setidaknya 2–3 gelas tambahan air dalam 24 jam setelah donor. Minuman elektrolit juga bisa membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh Mommies setelah mendonorkan darah.
Tidak hanya soal apa yang perlu dimakan dan diminum, pendonor juga perlu tahu makanan apa saja yang sebaiknya dihindari sebelum dan sesudah donor darah.
Seperti disebutkan sebelumnya, alkohol bisa menyebabkan dehidrasi sehingga meningkatkan risiko Mommies mengalami pusing dan lemas.
Gorengan, makanan cepat saji, es krim, dan makanan berminyak dapat mengganggu proses pemeriksaan darah. Jika darah tidak bisa diuji dengan baik, maka hasil donor tidak akan digunakan.
Beberapa makanan bisa mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh, misalnya kopi, teh, cokelat, produk susu tinggi kalsium, serta minuman beralkohol seperti wine. Jika ingin mengonsumsi makanan tersebut, sebaiknya jangan bersamaan dengan makanan kaya zat besi.
Jika Mommies mendonorkan trombosit, hindari konsumsi aspirin setidaknya 48 jam sebelum donor. Aspirin dapat memengaruhi fungsi trombosit sehingga memengaruhi kualitas darah yang didonorkan.
BACA JUGA: Mau Hidup Sehat di Usia 30-40 Tahun? Hindari 10 Makanan Ini
Cover: Lucas Oliveira/Pexels