Ramai tren Brave Pink Hero Green lahir dari rentetan peristiwa dari demonstrasi yang tengah terjadi di Indonesia. Ini penjelasannya.
Sedang ramai di media sosial mengenai perubahan foto profil warganet dengan nuansa pink dan hijau, mengikuti tren Brave Pink Hero Green yang muncul dari aksi demonstrasi terkini. Tren ini bukan sekadar warna, tetapi memiliki makna simbolik terkait rentetan peristiwa yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Warna Brave Pink mengacu pada seorang ibu sekaligus demonstran yang tampak mencolok dengan kerudung pink-nya. Aksi beraninya di hadapan para aparat menarik perhatian dan pujian kala demo di depan gedung DPR RI.
Di sisi lain, warna Hero Green berkaitan dengan insiden seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, yang tewas dilindas rantis Brimob kala menerjang para demonstran untuk membubarkan massa. Meskipun saat itu Affan tidak datang ikut aksi melainkan hanya mengantar makanan—seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Kedua warna ini melampaui batas tren visual, melainkan juga sebagai lambang perlawanan, perjuangan, keberanian, sekaligus harapan yang tumbuh dari rangkaian aksi demonstrasi.
BACA JUGA: Gerbong Kereta Khusus Merokok? Bahaya Kesehatan dan Tanggapan KAI
Sebuah akun X (dulu Twitter) bernama @marjono__ membagikan tautan menuju laman generator yang bisa mengubah foto dengan nuansa pink dan hijau secara otomatis. Bagi Mommies yang ingin ikut gerakan simbolik ini, berikut caranya:
Mengutip akun tersebut, laman Brave Pink Hero Green aman digunakan karena seluruh data diproses langsung di browser. Foto yang diunggah tetap terjaga privasinya dan tidak akan tersimpan.
Brave Pink Hero Green menunjukkan kekuatan dari rakyat yang terbukti tidak hanya dari gerakan-gerakan aksi, tetapi juga dunia maya yang jangkauannya lebih universal.
Baik kaum perempuan maupun laki-laki, dari kalangan ibu-ibu sampai anak sekolah, menyuarakan aspirasi tidak hanya dilakukan dengan aksi turun ke jalan. Melainkan juga bisa melalui ruang digital yang luas.
Lalu, bagaimana cara menyuarakan aspirasi di media sosial?
Jadi, meskipun tidak ikut demonstrasi, tidak perlu merasa bersalah. Berbekal gawai dan media sosial, seseorang juga bisa menyuarakan keresahannya terhadap pemerintah dari rumah atau di manapun berada. Sebab, ruang digital hadir sebagai wadah aspirasi yang tak tersampaikan melalui aksi.
Dewasa ini, seseorang tidak boleh tone deaf terkait situasi politik Indonesia. Melansir Cambridge Dictionary, tone deaf artinya tidak tanggap terhadap perasaan seseorang atau terhadap apa yang paling dibutuhkan pada situasi tertentu.
Namun, istilah tersebut juga digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kurang empati, tidak mampu memahami situasi, abai terhadap isu-isu terkini, dan egois. Tone deaf juga sering digunakan untuk melabeli pejabat publik yang abai terhadap keresahan masyarakat.
Bentuk tone deaf dapat dilihat ketika seseorang membuat lelucon yang menyinggung isu sensitif di media sosial, melakukan pesta di tengah suasana berduka atau saat sedang terjadi bencana, menggunakan produk dari brand yang mendukung zionisme, dan mengabaikan adat istiadat suatu daerah ketika berkunjung ke tempat tersebut.
Jika tidak tahu dengan situasi terkini di Indonesia, Mommies bisa menggunakan fitur pencarian di media sosial untuk mengikuti perkembangan berita politik atau peristiwa yang terjadi belakangan ini. Bisa mulai dari memahami asal usul tren Brave Pink Hero Green. Tak hanya itu, Mommies juga bisa bertanya dan berdiskusi dengan teman-teman.
Pada akhirnya, tren Brave Pink Hero Green diharapkan dapat memicu kesadaran politik kolektif dan menyinggung pemangku kebijakan untuk memahami isu-isu besar yang sedang diperjuangkan.
BACA JUGA: Rekening Pasif? Hati-hati Diblokir PPATK, Ini Ketentuan dan Cara Mengaktifkan Kembali
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik