8 Pelajaran Berharga dari Film Lyora: Penantian Buah Hati, Pentingnya Dukungan untuk Pejuang Garis Dua

Lifestyle

Dhevita Wulandari・6 hours ago

detail-thumb

Bikin kita berhenti tanya “Kapan punya anak?”, ini beberapa pelajaran berharga dari film Lyora: Penantian Buah Hati yang bisa kita contoh dan terapkan.

Sudah menonton film Lyora: Penantian Buah Hati? Film yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara dan diproduseri oleh Virgie Baker, Robert Ronny, dan Pandu Birantoro ini menceritakan kisah Meutya (Marsha Timothy) dan suaminya, Fajrie (Darius Sinathrya), pasangan yang berjuang untuk memiliki anak di usia yang tidak lagi muda.

Berkali-kali mereka mencoba untuk memiliki anak dan berbagai program kehamilan sudah lakukan, salah satunya program bayi tabung. Perjuangan keduanya pun memakan waktu bertahun-tahun yang sungguh menguji kesabaran, kesetiaan, dan kekuatan.

Diproduksi oleh Paragon Pictures, Lyora: Penantian Buah Hati tayang perdana di bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025, serta dibintangi juga oleh Widyawati, Ivanka Suwandi, Hannah Al Rashid, Aimee Saras, Olga Lydia, dan Ariyo Wahab, dengan skenario karya Titien Wattimena dan Priska Amalia.

Film ini dihadirkan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan empati khususnya bagi para pejuang garis dua dan mempresentasikan pengalaman tak terucap dari banyak perempuan. Tidak hanya itu, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dan diterapkan dari film ini bagi kita para perempuan, suami, orang tua, keluarga, sahabat, hingga rekan kerja.

BACA JUGA: Bayi Lahir dari Embrio Berusia 30,5 Tahun, Ketahui 7 Jenis Program Hamil

1. Pentingnya Dukungan Suami

Film ini menunjukkan bahwa dukungan suami, seperti yang ditunjukkan oleh Fajrie, adalah hal paling utama bagi seorang istri. Meutya mampu melewati masa-masa sulitnya karena memiliki suami yang selalu ada, menguatkan, dan memahaminya, terutama setelah keguguran.

Dukungan ini bukan hanya secara emosional, tetapi juga dalam menghadapi tekanan dari luar, termasuk dari keluarga. Sosok Fajrie menunjukkan dan mengajarkan bahwa perjuangan memiliki buah hati bukan hanya beban istri, melainkan tanggung jawab bersama.

2. Kehadiran dan Empati

Pentingnya kehadiran dan empati dari suami sungguh dirasakan di dalam film ini. Fajrie tidak hanya mendukung Meutya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Seperti siaga menemani Meutya untuk check up ke dokter kandungan disela pekerjaannya yang sibuk dan saat istrinya harus tiba-tiba dirawat di rumah sakit karena keguguran.

Film Lyora: Penantian Buah Hati

Foto: Poplicist

3. Komunikasi yang Baik antar Pasangan

Mommies dan Daddies pasti tahu kalau hubungan suami istri harus didasari oleh komunikasi yang terbuka. Namun, komunikasi yang baik hanya bisa terjadi jika saling memahami dan berkompromi.

Adakalanya sebagai pasangan, istri inginnya dimengerti oleh suami tanpa harus menjelaskan. Sebaliknya, suami yang sudah seringkali mengerti dan ingin selalu menemani malah ditolak dengan kata bentakan.

Sebaiknya, suami dan istri mampu menyampaikan perasaan dan kekhawatiran mereka dengan baik. Agar, beban yang dirasakan menjadi lebih ringan dan menghindarkan kesalahpahaman yang bisa merenggangkan hubungan.

4. Dukungan di Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang suportif juga sangat penting. Rekan kerja yang memahami dan tidak menghakimi akan membantu seseorang melewati masalah pribadi tanpa harus merasa tertekan di kantor seperti yang dilakukan asisten Meutya di dalam film ini.

Hindari bergosip tentang masalah pribadi seseorang. Ingat, perilaku tidak baik yang kita ucapkan dan lakukan bisa berbalik ke kita.

Foto: Poplicist

5. Pentingnya Fasilitas Anak di Kantor

Film ini juga menyoroti bagaimana pekerjaan dan kehidupan pribadi bisa saling mempengaruhi. Keberadaan fasilitas di kantor seperti daycare bisa sangat membantu para orang tua, terutama bagi ibu bekerja.

Di dalam film terlihat scene di mana salah satu tim Meutya yang membawa anaknya ke kantor karena pengasuhnya mendadak tidak bisa datang ke rumah. Kondisi tersebut mengharuskan karyawan perempuan tersebut untuk datang dan meeting ke kantor membawa anaknya.

Maka dari itu, fasilitas kantor seperti daycare di kantor memungkinkan para ibu bekerja dan tentunya para ayah bisa tetap produktif tanpa harus khawatir berlebihan tentang anak-anak mereka.

BACA JUGA: 9 Tips Hamil Kembali dengan Aman Setelah Keguguran, Wajib Tahu!

6. Menghormati Privasi Orang Lain

Hindari pertanyaan basa-basi seperti “Kapan punya anak?”. Pertanyaan ini ternyata bisa sangat menyakitkan, khususnya bagi para pasangan pejuang garis dua yang telah mengalami banyak rintangan untuk bisa memiliki anak.

Film ini mengajarkan kita untuk lebih peka dan menghormati privasi orang lain. Sebab, kita tidak tahu perjuangan panjang apa yang telah orang lain lalui.

Lebih baik, hindari pertanyaan yang terlalu personal dan berfokuslah pada empati, seperti menanyakan “Bagaimana perasaan dan kondisi kamu sekarang? Apakah sudah membaik?” sambil menguatkan dan memberinya dukungan yang positif.

Foto: Poplicist

7. Dukungan dari Orang Terdekat

Selain dari suami, peran orang tua dan sahabat juga sangat penting. Film ini menunjukkan bahwa sebagai relasi paling dekat, orang tua sebaiknya tidak memaksakan anak untuk memiliki anak. Apalagi kalau anak atau menantu baru saja keguguran dan kehilangan anak.

Sebaliknya, orang tua harus menjadi tempat berlindung yang aman dan menguatkan. Begitu juga dengan sahabat, penting sekali untuk memahami dan tidak mendesak jika sahabat kita belum siap untuk bercerita, baik itu kabar buruk ataupun kabar baik.

8. Selalu Ada Harapan

Salah satu pesan terpenting dalam film ini adalah tentang harapan. Meskipun dihadapi kenyataan kemungkinan untuk hamil itu kecil karena usia yang tidak lagi muda, Fajrie dan Meutya tidak pernah menyerah.

Peran dokter kandungan yang selalu mengatakan, “Selalu ada harapan”, bisa sangat menguatkan para pejuang garis dua untuk terus berjuang dan percaya bahwa selalu ada harapan untuk memiliki keturunan.

Ini menjadi pengingat bahwa ketekunan dan keyakinan yang kuat adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit bersama.

BACA JUGA: Ibu Hamil Mau Naik Trasportasi Umum? Harus Tahu 8 Hal Ini!

Cover: Instagram @filmlyora