Khawatir berhubungan seks saat masa premenopause bakal terasa sakit dan tak nikmat? Tenang, ada tips untuk memastikan seks tetap happy di masa ini.
Premenopause adalah fase ketika tubuh perempuan mulai “bergeser” dari masa subur menuju menopause. Fase ini bisa berlangsung antara 2 hingga 10 tahun dan ditandai oleh fluktuasi hormon (penurunan kadar estrogen), gejala fisik, perubahan emosi. ovulasi yang semakin jarang, serta perubahan siklus menstruasi. Saat tubuh bertransisi menuju menopause, banyak wanita juga mengalami perubahan dalam hal gairah seksual dan keintiman.
Memahami bagaimana premenopause memengaruhi gairah seksual dapat membantu suami dan istri menemukan cara lain untuk tetap dapat berhubungan seks dengan aman dan nyaman.
BACA JUGA: 10 Aturan Kebersihan dalam Berhubungan Seks, Suami Istri Harus Tahu!
Masalah Kesehatan Fisik dan Emosi yang Dihadapi Selama Premenopause

Selain siklus menstruasi yang tidak teratur dan rentan terkena infeksi saluran kemih, di masa perimenopause banyak perempuan juga mulai mengalami berbagai perubahan, baik secara fisik maupun emosional, seperti dijelaskan oleh Febrizky Yahya, S.Psi, M.Si, Konselor & Seks Edukator @relasidiri berikut ini.
- Secara fisik, keluhan yang paling sering muncul adalah berkurangnya lubrikasi vagina sehingga vagina mulai terasa kering, menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seks. Ini biasanya disebabkan oleh penurunan hormon estrogen yang bikin jaringan di area intim jadi lebih tipis dan kurang elastis.
- Hot flashes bikin perempuan cepat merasa kepanasan dan nggak nyaman. Semua ketidaknyamanan itu bikin mood saat berhubungan jadi menurun, baik karena hormonal maupun efek samping dari ketidaknyamanan tadi.
- Secara emosional, fluktuasi hormon juga bisa bikin suasana hati jadi nggak stabil. Perempuan bisa merasa lebih mudah cemas, cepat marah, sulit tidur, atau merasa nggak punya energi. Belum lagi kalau ditambah tekanan dari luar, seperti beban kerja, perubahan peran dalam keluarga, misalnya anak-anak mulai besar atau harus mengurus orang tua.
- Krisis percaya diri karena bentuk tubuh juga mulai berubah. Semua itu bisa bikin perempuan merasa nggak “se-seksi” atau “se-berdaya” dulu. Akhirnya memengaruhi kepercayaan diri dalam relasi dengan pasangan.
“Semua perubahan tadi, baik fisik maupun emosional, bisa berdampak langsung ke kehidupan seksual. Misalnya, karena vagina terasa kering atau nyeri, perempuan cenderung menghindari hubungan seksual. Belum lagi kalau gairah seksual juga ikut menurun — ini hal yang wajar banget, karena perubahan hormon bisa bikin libido jadi turun, sulit merasa terangsang, atau bahkan susah mencapai orgasme.
Walaupun frekuensi hubungan seksual bisa saja masih tetap sama, tapi kualitasnya bisa berubah — jadi terasa hambar atau seperti rutinitas, bukan lagi sesuatu yang menyenangkan,” papar psikolog yang akrab disapa Mbak Ebi.
“Buat pasangan, tentu ini bisa menimbulkan berbagai reaksi. Ada yang merasa bingung, kecewa, atau bahkan merasa ditolak. Kalau tidak dikomunikasikan dengan baik, bisa menimbulkan jarak emosional atau konflik kecil yang makin lama makin besar. Apalagi kalau suami juga punya masalahnya sendiri (misalnya juga sudah mulai mengalami disfungsi seksual karena usia), situasinya jadi makin kompleks,” lanjut Psikolog Ebi.
Cara Berhubungan Seks Tetap Nyaman di Masa Premenopause
Premenopause bukan akhir dari kehidupan seksual yang menyenangkan. Dengan pendekatan yang tepat, pasangan bisa tetap berhubungan seks dengan cara sehat dan memuaskan.
1. Komunikasi terbuka
- Kunci utama dalam menjaga keintiman saat premenopause adalah komunikasi yang jujur dan terbuka.
“Kedengarannya klise, ya, tapi yang penting banget itu komunikasi seksual. Lalu edukasi pasutri, tujuannya biar keduanya sama-sama aware dengan kondisi satu sama lain. Karena banyak suami atau bahkan istrinya sendiri yang nggak sadar kalo perimenopause itu membawa banyak dampak secara seksual. Bisa dikira “istrinya aja yang malas ngelayanin”, akhirnya malah jadi berkonflik. Komunikasi dan edukasi inilah yang bisa membuat pasutri aware sama kondisi fisik dan psikis, lalu bisa bersama-sama mencari bantuan yang diperlukan,’ jelas Psikolog Ebi.
- Eksplorasi bentuk keintiman lain: jika penetrasi terasa menyakitkan, fokuslah pada foreplay dan sentuhan sensual. Premenopause bisa membuat stimulasi membutuhkan waktu lebih lama, jadi bersabarlah dan nikmati prosesnya.
- Jangan targetkan orgasme: jadikan keintiman sebagai momen kebersamaan tanpa tekanan. Ini bisa meningkatkan kenyamanan dan kepuasan emosional.
2. Atasi perubahan fisik dengan dukungan medis dan produk yang tepat
Perubahan hormon bisa menyebabkan kekeringan vagina dan penurunan elastisitas, tetapi ada banyak solusi yang bisa dicoba, seperti cara di bawah ini.
- Gunakan pelumas dan pelembap vagina: pilih pelumas berbahan dasar air, silikon, atau alami yang sesuai dengan kebutuhan dan sensitivitas tubuh. Produk ini membantu mengurangi gesekan dan rasa sakit saat berhubungan.
- Pertimbangkan estrogen lokal: jika kekeringan sangat mengganggu, konsultasikan dengan dokter mengenai terapi estrogen vagina untuk mengembalikan kelembapan dan kenyamanan.
- Eksperimen dengan posisi seks: cobalah berbagai posisi untuk menemukan yang paling nyaman dan menyenangkan. Jangan takut untuk bereksplorasi demi kenyamanan bersama.
3. Tingkatkan kesehatan fisik dan mental

Kesehatan seksual sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental secara keseluruhan.
- Olahraga teratur: aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke area genital, memperbaiki mood, dan meningkatkan rasa percaya diri. Bahkan jalan kaki atau yoga ringan bisa berdampak positif.
- Kelola stres: Stres adalah musuh utama libido. Coba teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas yang menenangkan pikiran.
- Tidur cukup: kurang tidur bisa menurunkan energi dan gairah seksual. Prioritaskan waktu istirahat yang berkualitas, bahkan jika hanya dengan tidur siang singkat.
- Terapi hormon: jika gejala premenopause sangat mengganggu, pertimbangkan terapi hormon bioidentik untuk membantu menyeimbangkan kadar estrogen agar nyaman saat berhubungan seks.
4. Bangkitkan kembali gairah seksual
Gairah seksual bisa menurun selama premenopause tapi ada banyak cara untuk membangkitkannya kembali.
- Stimulasi imajinasi seksual: membaca novel erotis atau menonton film romantis bisa membantu membangkitkan hasrat.
- Luangkan waktu untuk keintiman: jadwalkan momen khusus seperti date night atau quality time tanpa gangguan untuk memperkuat koneksi emosional.
- Kenali tubuh sendiri: eksplorasi diri membantu memahami apa yang terasa menyenangkan dan bisa dibagikan kepada pasangan untuk meningkatkan kepuasan bersama.
5. Keluar dari rutinitas seksual
Rutinitas bisa membuat hubungan seks terasa monoton dan menurunkan minat. Cobalah hal-hal baru untuk menyegarkan kembali kehidupan seksual.
- Ganti suasana atau lokasi: tidak harus selalu di kamar tidur. Ciptakan suasana baru yang menggugah gairah seksual untuk berhubungan seks.
- Kenakan pakaian yang membuat percaya diri: lingerie atau pakaian yang membuat Mommies merasa seksi bisa meningkatkan mood dan rasa percaya diri.
- Gunakan sex toys atau teknik baru: eksplorasi alat bantu seks atau posisi baru bisa menambah variasi dan kesenangan berhubungan seks.
- Ciptakan ruang bebas penilaian: pastikan hubungan seks berlangsung di ruang yang aman secara emosional, di mana Mommies dan pasangan bisa bereksplorasi tanpa rasa malu atau takut dihakimi.
Ada yang bilang salah satu cara bisa nyaman berhubungan seks saat premenopause justru dengan melakukannya lebih sering. Psikolog Ebi justru menyarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu sumber ketidaknyamanan, diatasi, barulah Mommies dapat berhubungan seks.
“Kalau targetnya makin sering tapi malah menyiksa, nggak dapet juga, dong, kepuasan seksualnya. Misal vagina kering, bisa dibantu dengan lubrikan biar lebih nyaman. Kalau karena kekakuan otot, bisa dengan olahraga kegel untuk menguatkan otot-otot panggul dan relaksasi otot vagina, dan lain sebagainya,” saran Psikolog Ebi.
BACA JUGA: Siap Hadapi Menopause? Ini 20 Tanda Awal dan Cara Persiapannya
Cover: Freepik