Sorry, we couldn't find any article matching ''

COVID Stratus, Varian Baru COVID yang Lagi Naik di Indonesia
Selama bulan Mei dan Juni, varian baru COVID Stratus mendominasi kasus COVID di Indonesia. Perlukah Mommies khawatir dengan ini? Yuk, simak penjelasannya.
Mommies tentu masih ingat dengan pandemi beberapa tahun lalu, bukan? Virus COVID-19 yang dahulu merenggut banyak nyawa manusia di dunia hingga kini masih terus menjangkiti masyarakat meski tingkat kematiannya tidak setinggi beberapa tahun lalu. Bahkan, varian baru COVID pun terus bermunculan.
Misalnya saja varian COVID XFG atau dikenal juga sebagai COVID Stratus yang lagi naik kasusnya di Tanah Air. Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, varian ini mendominasi kasus COVID di Indonesia pada Juni 2025 —seperti yang dilansir dari detikHealth.
Fakta-fakta COVID Stratus
Mendengar kata COVID saja kadangkala rasanya seperti mimpi buruk. Untuk itu, Mommies dan keluarga perlu mengetahui fakta-faktanya supaya hati tetap tenang. Berikut beberapa hal tentang COVID Stratus yang dikumpulkan dari situs detikHealth dan WHO:
Foto: August de Richelieu on Pexels
Apa itu COVID XFG atau Stratus?
Melansir Times of India, COVID XFG atau Stratus adalah varian rekombinan dari Omicron yang muncul dari kombinasi dua subvarian sebelumnya, yaitu LF.7 dan LP.8.1.2
Kasus COVID Stratus di Indonesia
COVID jenis ini mendominasi kasus COVID di Indonesia, tepatnya sebanyak 75% pada Mei dan 100% pada Juni.
WHO Mengawasi Ketat Peningkatan Kasus COVID Stratus
WHO menetapkan COVID XFG atau Stratus sebagai varian dalam pengawasan atau variant under monitoring (VUM) melihat peningkatan kasusnya secara global. Menurut evaluasi WHO, varian baru ini memiliki tingkat risiko kesehatan global yang rendah.
Tidak Mengakibatkan Penyakit Parah
Sejauh ini, data WHO tidak menunjukkan bahwa COVID Stratus menyebabkan penyakit yang lebih parah atau bahkan kematian dibandingkan varian lain yang beredar.
BACA JUGA: Cek Kesehatan Gratis dari Kemenkes, Bisa Hemat Jutaan!
Gejala COVID Stratus Mirip dengan Gejala COVID Sebelumnya
Ada gejala yang cukup khas dari varian Stratus, yaitu suara serak atau parau. Sisanya, gejala varian baru ini memiliki kemiripan dengan varian-varian COVID sebelumnya, yaitu:
- Demam atau menggigil
- Batuk terus-terusan
- Napas pendek atau kesulitan bernapas
- Kesulitan mencium aroma atau mengecap rasa
- Nyeri otot
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau berari
- Sakit kepala
- Mual dan muntah-muntah
- Diare
Tingkat Bahaya COVID Stratus
Menurut evaluasi WHO, varian COVID Stratus memang terus meningkat secara global. Akan tetapi, risiko kesehatannya terbilang cukup rendah. Sejauh ini, varian Stratus tidak lebih parah dibandingkan varian-varian sebelumnya.
“Data saat ini tidak menunjukkan bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian dibandingkan varian lain yang beredar.” sebut WHO seperti dikutip dari laporannya yang terbit pada 25 Juni 2025.
Urutan Varian COVID yang Terjadi di Dunia
Meski tidak bisa disebutkan semua, virus COVID akan terus bermutasi dan melahirkan varian dan subvarian baru. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa varian COVID berdasarkan urutan kemunculannya:
- SARS-CoV-2 — Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019
- Alpha — Inggris pada September 2020
- Beta — Afrika Selatan pada Mei 2020
- Gamma — Brasil pada November 2020
- Delta — India pada Oktober 2020
- Omicron — Afrika Selatan pada November 2021
- Pirola — Akhir 2023
- Nimbus — Pertengahan 2024
- Stratus — Januari 2025
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Muncul Gejala COVID Stratus?
Foto: Anna Shvets on Pexels
Bila Mommies atau keluarga mengalami gejala COVID Stratus, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan setempat. Jika hasilnya positif, lakukan isolasi mandiri dan tetap di rumah. Jangan lakukan kontak langsung dengan keluarga untuk menghindari penularan.
Tips Kesehatan Supaya Terhindar dari COVID Varian Baru
Supaya terhindar dari penularan COVID, kita bisa mengingat lagi protokol kesehatan 5M yang digaungkan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu:
1. Mencuci Tangan
Biasakan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah memegang apapun dan melakukan aktivitas untuk menghilangkan virus yang mungkin menempel di tangan.
2. Memakai Masker
Gunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan virus melalui droplet.
3. Menjaga Jarak
Menjaga jarak minimal 1–2 meter dengan orang lain juga bisa mengurangi risiko penularan virus.
4. Menjauhi Kerumunan
Kerumunan meningkatkan risiko penularan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, menghindari kerumunan saat berada di luar rumah bisa membantu mengurangi kemungkinan seseorang terinfeksi virus dari orang lain.
5. Mengurangi Mobilitas
Bila keperluan di luar rumah tidak terlalu penting, Mommies dan keluarga bisa tetap berada di rumah saja kecuali itu hal yang mendesak. Semakin banyak kita menghabiskan waktu di luar, semakin tinggi pula risiko terpapar virus COVID.
BACA JUGA: 15 Buah Rendah Gula, Aman untuk Penderita Diabetes
Supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, mari selalu rutin melakukan kebiasaan yang sehat. Pada akhirnya, kesehatan menjadi hal yang selalu didoakan dan diutamakan bagi setiap orang.
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: cottonbro studio on Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS