banner-detik
SELF

Kenali Perbedaan Self-love vs Egois, Jangan Sampai Salah!

author

Rahmasari Muhammad3 hours ago

Kenali Perbedaan Self-love vs Egois, Jangan Sampai Salah!

Ingin menerima dan mencintai diri sendiri dengan tulus tapi khawatir malah jadi egois? Mari Kenali perbedaan utama antara self-love dan selfish atau egois!

Meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental membuat konsep self-love jadi lebih didengar akhir-akhir ini. Namun, masih banyak yang bingung perbedaan utama antara mencintai diri sendiri dan egois, yang terkesan serupa tapi ternyata tidak sama.

Ada asumsi bahwa mengorbankan diri demi kepentingan atau kebahagiaan orang lain adalah hal yang baik dan tanda kerendahan hati. Misalnya saat kecil, mungkin kita terbiasa diminta berbagi mainan dengan kakak, adik atau teman saat kita belum selesai bermain.

Padahal, kita berhak untk mempertahankan dan meminjamkan mainan tersebut saat kita sudah selesai sebagai sikap mencintai diri sendiri. Akibatnya, saat sudah dewasa, kita merasa egois jika mempertahankan hak dan merasa “wajib” mengalah demi orang lain, atau merelakannya karena takut dicap egois.  

Sebenarnya, self-love atau mencintai diri sendiri adalah sebuah konsep positif dimulai dari mengenal, menerima, dan menghargai diri kita secara utuh, termasuk mengakui segala kekurangan atau luka diri tanpa merugikan orang lain. Sementara selfish atau egois cenderung negatif karena terlalu berfokus atau hanya mementingkan diri sendiri, tanpa mempedulikan keadaan atau perasaan orang lain, dan terkadang bisa bersikap manipulative dengan demi mendapatkan keinginannya. 

BACA JUGA: 6 Tanda Kamu Sudah Mencintai Diri Sendiri

Lalu, apa lagi perbedaan utama antara self-love dan selfish, yang terkesan serupa tapi ternyata tidak sama ? 

Self-love Menetapkan Boundary untuk Melindungi diri, Selfish Mengambil Keuntungan Demi Kepentingan Diri Sendiri

Wajar untuk orang dengan self-love berkata “tidak” atau menolak sesuatu yang merugikan diri, tidak sejalan dengan nilai, prinsip, kesehatan atau keamanan dengan asertif dan tetap sopan untuk menjaga dan merawat diri sendiri, sementara orang selfish bisa dengan sengaja mengambil keuntungan dari situasi atau orang lain demi kepentingan diri sendiri, terkadang juga bisa menjatuhkan atau merendahkan orang lain. 

Self-Love Mengakui Keistimewaan Diri dan Orang Lain, Selfish Sulit Mengapresiasi Orang Lain

Jika selfish cenderung hanya menonjolkan diri sendiri, self-love mengakui keunikan setiap orang juga menyampaikan apresiasi kepada orang lain dengan tulus, karena paham bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan yang patut dihargai.

self-love

Foto: Pavel Danilyuk on Pexels

Self-love Bisa Menerima dan Memaafkan Kesalahan Diri dan Orang Lain, Selfish Sulit Memaafkan

Orang yang mencintai diri sendiri mampu mengakui dan memaafkan kesalahan, baik diri sendiri maupun orang lain, sementara orang yang selfish sulit mengakui dan menerima kesalahan atau bersikap denial, lari dari masalah, bahkan berbohong atau menyalahkan orang lain.

Self-love Mau Mendengar dan Menerima Saran, Selfish Sulit Menerima Masukan

Walaupun mengakui dan bangga dengan pencapaian diri, orang yang mencintai diri sendiri tetap bersedia menerima dan mempertimbangkan masukan dari orang lain, sementara orang egois cenderung tidak mau mengakui kekurangan dan menerima kritik dari orang lain.

self-love

Foto: Ron Lach on Pexels

Self-Love Mampu Berempati pada Diri dan Orang Lain, Selfish Kurang Berempati

Berempati, bersikap welas asih, menerima perasaan, mau mendengar pendapat dan perspektif orang lain mampu dilakukan orang dengan self-love, berbeda dengan selfish yang kurang mampu berempati dan cenderung mengabaikan perasaan orang lain.

Self-Love Menghargai Proses dan Progres, Selfish Menuntut Kesempurnaan

Orang yang selfish cenderung insecure dan memiliki ego tinggi, hingga takut akan kegagalan yang merusak “perfect image” yang dibangunnya, sementara orang dengan self-love sadar bahwa tidak ada hasil yang sempurna, tapi kita bisa selalu belajar dan bertumbuh, serta menghargai setiap proses, usaha dan perkembangan diri dan orang lain. 

BACA JUGA: 30 Rekomendasi Me Time Seru dan Mudah untuk Usia 40-an, Rahasia Tetap Fresh

Cover: Hassan OUAJBIR on Pexels

Share Article

author

Rahmasari Muhammad

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan