Gunung Rinjani kembali memakan korban. Berikut tips yang perlu diperhatikan supaya pengalaman mendaki gunung berlangsung aman.
Mommies, siapa di sini yang punya pasangan, anak, anggota keluarga, atau bahkan diri sendiri yang hobi mendaki gunung? Mendaki gunung menjadi kegiatan favorit beberapa orang karena ada kepuasan diri ketika sudah sampai di puncak dan bahkan bisa menjadi sarana melepaskan penat.
Akan tetapi, terkadang juga bisa memakan korban dalam proses naik atau turun gunung. Belum lama ini, ramai berita mengenai seorang turis asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Melansir CNN Indonesia, korban yang bernama Juliana Martins mengalami kelelahan ketika menuju puncak gunung. Ia sempat beristirahat sebentar sesuai anjuran pemandu, sementara lima wisatawan lainnya yang mendaki bersamanya dibawa oleh pemandu untuk meneruskan perjalanan. Namun, korban tak kunjung muncul ketika mereka sedang menunggu di puncak. Pemandu pun kembali ke lokasi istirahat dan tidak menemukan keberadaan korban.
Tidak diketahui apa penyebab utama korban bisa terjatuh. Dilansir dari Lombok Post, Kepala TNGR (Taman Nasional Gunung Rinjani) mengatakan Gunung Rinjani dikenal memiliki jalur yang ekstrem, hal ini juga disebutkan oleh para pendaki. Meski begitu, gunung ini sangat digemari oleh para pendaki lokal dan mancanegara. Salah satu jalur ekstrem dan penuh tantangan adalah titik Cemara Nunggal. Di sinilah korban diketahui terjatuh pada sekitar jam 06.30 WITA.
Proses pencarian oleh tim SAR gabungan dimulai pada hari yang sama pukul 09.50 WITA. Proses pencarian terkendala cuaca berkabut hingga korban berhasil ditemukan dua hari setelahnya dengan visualisasi drone thermal pada Senin, 23 Juni 2025.
Hari selanjutnya, tim akhirnya berhasil menjangkau keberadaan korban yang lokasinya sudah di kedalaman 600 meter dengan medan lokasi berupa pasir dan batu. Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Karena cuaca yang tidak memungkinkan dan visibility yang terbatas, proses evakuasi korban baru dilakukan pada hari Rabu pukul 06.00 WITA dengan metode lifting atau diangkat ke atas.
Berita ini kembali mengingatkan kita bahwa mendaki gunung memerlukan fisik dan mental yang kuat. Banyak hal yang harus disiapkan dan diwaspadai dari sebelum, saat, dan sesudah mendaki gunung. Seperti pakaian, barang dan peralatan yang diperlukan, medan dan jalur gunung yang akan didaki, dan sebagainya. Berikut tips yang bisa diterapkan.
BACA JUGA: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Ini Cara Jika Ingin Memberi Bantuan!
Melansir dari National Geographic Indonesia, ada beberapa faktor ilmiah yang berkontribusi pada kasus orang jatuh di pegunungan. Yang mengejutkan, sekitar 90% kecelakaan terjadi dalam kondisi cuaca cerah, tidak ada hujan, kabut, bahkan gelap.
Tubuh dan pikiran yang sehat dan kuat menjadi awal mula mempersiapkan pendakian gunung. Melansir detikcom, pendaki pemula disarankan mendaki gunung dengan medan yang tidak terlalu berat. Selain itu, berikut beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mendaki gunung:
Pendaki perlu menjaga kesehatan fisik dengan rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan mengonsumsi vitamin sebelum mendaki.
Selain kondisi fisik, mental yang kuat juga diperlukan guna menunjang kemampuan fisik.
Pelajarilah informasi mengenai gunung yang akan didaki, bagaimana situasi dan medan yang akan dilalui. Untuk pendaki pemula, pilih gunung dengan jalur pendakian yang mudah dan jangan langsung mencoba medan yang ekstrem. Periksa kapan waktu terbaik untuk mendaki suatu gunung berdasarkan rekomendasi orang-orang berpengalaman.
Usai memilih gunung, jangan lupa membuat rencana rute perjalanan dan tempat pemberhentian dengan baik.
Mendaki gunung juga memerhatikan pakaian yang harus digunakan, berikut saran pakaian untuk mendaki gunung:
Mengutip detikcom, berikut beberapa peralatan yang harus dibawa:
Tidak ada yang tahu situasi seperti apa ketika kita mendaki gunung. Sakit seperti sesak napas, sakit kepala, kelelahan, mual-mual, dan lesu menjadi penyakit gunung (mountain sickness) yang bisa saja muncul dan tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, butuh persiapan obat-obatan yang mumpuni untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Peralatan sudah ada, keterampilan menggunakan alat-alat tersebut juga diperlukan. Pendaki dianjurkan memahami cara membaca peta, menggunakan tali-temali, membaca kompas, melakukan pertolongan pertama, mendirikan tenda, mencari air bersih, dan memasak.
Bisa menggunakan jasa pemandu profesional bila menginginkan pendakian lebih nyaman dan aman.
Ketika mendaki gunung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut contohnya:
Apabila situasi darurat terjadi di gunung, berikut kontak yang perlu diketahui:
BACA JUGA: 7 Hotel dengan View Gunung dan Udara Segar di Pulau Jawa, Healing Jadi Maksimal
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Danny Schleicher on Unsplash