Sorry, we couldn't find any article matching ''

Ibu Hamil Mau Naik Transportasi Umum? Harus Tahu 8 Hal Ini!
Untuk menghindari terjadi kontraksi asli dan pecah ketuban pada ibu hamil saat naik transportasi umum, ketahui dulu beberapa hal berikut ini.
Beberapa waktu lalu, jagat maya dan pemberitaan dihebohkan dengan kisah seorang ibu hamil yang mengalami kontraksi dan pecah ketuban di dalam KRL. Ibu hamil tersebut kemudian dievakuasi oleh petugas di Stasiun Kebayoran Lama untuk dibawa ke puskesmas terdekat dengan ditemani pihak keluarga juga.
Sebelumnya, petugas di dalam kereta sudah menyadari bahwa ibu tersebut merasakan kontraksi sejak di Stasiun Pondok Ranji. Petugas kemudian menghampiri dan membantu menenangkan ibu tersebut dan menghubungi masinis. Hingga saat berhenti di Stasiun Kebayoran, tampak di video yang beredar ada petugas yang berlari membawa tandu untuk mengevakuasi ibu hamil tersebut.
Bagi Mommies yang sudah pernah mengalami kehamilan dan melahirkan, tentu tahu adanya dua jenis kontraksi, yaitu kontraksi palsu dan kontraksi asli. Maka dari itu, penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan dan memahami perbedaan dua jenis kontraksi ini untuk mengetahui langkah apa yang harus dilakukan, apalagi saat akan bepergian dengan transportasi umum seperti KRL, MRT, LRT, TransJakarta, kereta api antar provinsi, hingga pesawat.
BACA JUGA: Ini Pengalaman Melahirkan Pakai BPJS 2025, Tidak Makan Waktu Lama!
Hal yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil saat Bepergian dengan Transportasi Umum
Untuk mencegah hal seperti kejadian di atas terjadi pada Mommies yang sedang hamil atau akan hamil nantinya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, terutama bagi ibu hamil yang masih aktif beraktivitas dan sering menggunakan transportasi umum. Apa saja?
1. Usia Kehamilan
Jika sudah memasuki trimester ketiga, apalagi mendekati HPL (Hari Perkiraan Lahir), sebaiknya hindari perjalanan jauh atau perjalanan di jam-jam padat. Jika memang harus bepergian, pertimbangkan untuk ditemani anggota keluarga atau kerabat terdekat.
2. Kenali Tanda-tanda Persalinan
Jangan sepelekan kontraksi ringan, nyeri punggung, atau flek. Segera hubungi dokter atau bidan jika merasa ada yang tidak beres.
3. Bawa Dokumen Penting
Selalu bawa kartu identitas, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), atau catatan medis kehamilan. Ini sangat membantu jika terjadi keadaan darurat dan membutuhkan penanganan medis segera.
4. Nomor Kontak Darurat
Pastikan handphone selalu terisi daya dan ada nomor kontak suami, keluarga terdekat, atau dokter/bidan yang bisa dihubungi kapan saja.
Foto: Freepik
5. Pilih Jam Tenang
Jika memungkinkan, hindari jam-jam sibuk (peak hour) saat KRL sangat padat. Kondisi desak-desakan bisa sangat tidak nyaman dan berisiko bagi ibu hamil.
6. Pakaian Nyaman
Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman. Bawa juga jaket atau outer untuk berjaga-jaga jika suhu AC terlalu dingin.
7. Persiapan Kecil
Bawa camilan ringan, air minum, dan kantung muntah kecil jika sewaktu-waktu merasa mual.
8. Jangan Ragu Minta Bantuan
Jika merasa tidak enak badan, pusing, atau kontraksi mulai terasa, jangan ragu untuk meminta bantuan petugas atau penumpang lain di sekitar.
BACA JUGA: 7 Tempat Prenatal Yoga Terbaik untuk Bumil di Jabodetabek dan Kisaran Harganya
Jika Kita Melihat Ibu Hamil Kontraksi atau Pecah Ketuban di Transportasi Umum, Apa yang Harus Dilakukan?
Apabila suatu hari kita berpapasan atau ada di tempat dengan kejadian serupa, jangan panik dan lakukan hal-hal berikut:
1. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Ini yang paling utama. Kepanikan hanya akan membuat suasana semakin buruk.
2. Tanyakan Kondisinya
Dekati ibu hamil tersebut dengan tenang dan tanyakan apa yang ia rasakan. Tawarkan bantuan.
3. Hubungi Petugas
Segera informasikan kepada petugas transportasi umum terdekat (kondektur KRL, masinis, sopir bus, atau petugas stasiun). Mereka pasti memiliki prosedur penanganan darurat.
4. Berikan Ruang
Minta penumpang lain untuk memberikan ruang bagi ibu hamil agar ia bisa bernapas lebih leluasa dan tidak desak-desakan.
5. Bantu Seperlunya
Jika ibu tersebut membutuhkan bantal, alas duduk, atau hal lain yang bisa meringankan kondisinya, tawarkan bantuan. Jangan memaksakan diri untuk melakukan tindakan medis jika tidak memiliki keahlian.
6. Temani Hingga Pertolongan Datang
Jangan tinggalkan ibu tersebut sendirian sampai ia mendapatkan penanganan medis yang layak. Terutama jika ibu hamil tersebut sendirian tanpa pendamping, sebaiknya tunggu dan tetap temani hingga pihak keluarga dan kerabatnya datang.
7. Jaga Privasi
Hindari merekam atau memotret kejadian tersebut, apalagi menyebarkannya di media sosial. Hargai privasi sang ibu di momen yang sangat personal dan rentan tersebut.
BACA JUGA: Ibu Perlu Tahu! Ini Jarak Ideal Kehamilan Anak Menurut Pakar!
Kejadian pecah ketuban di KRL ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada, tapi juga percaya pada kebaikan sesama. Semoga Mommies yang sedang hamil selalu sehat, siap menghadapi segala kemungkinan, serta aman dan lancar mendekati perkiraan masa melahirkan, ya!
Cover: valeria_aksakova on Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS