Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Saat Anak Sedang Ujian
Mommies dan daddies, mari tetap eling dalam memberikan dukungan saat anak sedang ujian, supaya tidak membebani dan malah membuat anak stres.
Bagi beberapa anak, masa ujian bisa menjadi masa yang penuh tekanan. Berbagai tekanan ini bisa datang dari orang tua dan/atau keluarga, guru, teman-teman, banyaknya jumlah materi yang harus dipelajari, padatnya kegiatan anak jadi sulit mengatur waktu, dan sebagainya.
Tekanan ini bisa berupa tuntutan untuk anak memperoleh hasil yang memuaskan, hingga lingkungan belajar yang kompetitif di antara teman sekolah. Apabila berbagai hal ini membuat anak menjadi tegang, tidak nyaman dan timbul emosi-emosi lainnya, artinya anak mengalami tekanan akademis. Duh, jangan sampai ini terjadi.
Tentunya sebagai orang tua, kita punya tugas untuk mendampingi dan mendukung anak dalam proses belajar untuk mencapai hasil yang baik. Namun, tak jarang dukungan ini jadi kebablasan dan berubah menjadi tuntutan.
Baca juga: Kumpulan Link Latihan Soal Ujian Akhir SMA Kelas 10. Lengkap Kunci Jawaban dan Penjelasannya.
Orang Tua Jangan Lakukan Ini Saat Anak Sedang Ujian
1. Terlalu banyak memberi tekanan
Foto: Image by freepik
“Ayo, Nak, serius belajarnya biar nilainya bagus semua. Kamu pasti bisa, kamu kan anak Mama yang cerdas.” Niatnya mau memberi dukungan, tapi malah jadi tekanan. Lebih parah lagi, jika orang tua mengatakan hal demikian dengan intonasi yang lebih menekan, misalnya: “Jangan sampai gagal, ya, jangan sampai malu-maluin Mama.” Duhhh ngeriiiii. Alih-alih makin semangat, anak bisa semakin stres karena dituntut untuk memenuhi ekspektasi orang tua.
2. Memberi iming-iming hadiah
Masih suka menjanjikan hadiah kalau anak dapat nilai 100? Jangan ya, moms, yaaa. Ini bisa mengubah motivasi belajar anak. Anak bisa jadi lebih peduli terhadap hadiahnya ketimbang kebutuhannya untuk mengerti pelajaran. Kalau ini jadi kebiasaan, bisa-bisa anak mandek alias nggak mau belajar jika tak dijanjikan hadiah. Atau, ketika tak mendapat nilai yang ditargetkan, anak menjadi kecewa tapi bukan karena nggak berhasil di dalam ujian, namun karena nggak berhasil mendapat hadiah.
3. Membiarkan anak nonstop belajar saat sedang ujian
Foto: Image by freepik
Melansir situs CNLD Neuropsychology, rentang fokus anak bervariasi sesuai usianya. Anak-anak usia dini rentang fokusnya lebih pendek. Sejalan bertambahnya usia, rentang fokus anak akan meningkat. Berikut rentang usia anak sekolah:
- 7-8 tahun: 16-24 menit
- 9-10 tahun: 20-30 menit
- 11-12 tahun: 25-35 menit
- 13-15 tahun: 30-40 menit
- 16+ tahun: 32-50+ menit
Agar efektif, sebaiknya anak belajar sesuai rentang waktu fokus mereka, dan beri jeda di antara waktu belajar agar anak bisa kembali fokus. Saat jeda, anak bisa main game atau makan camilan. Tapi, games-nya jangan yang berkaitan dengan pelajaran, ya.
Disarankan agar anak belajar secara rutin setiap hari jauh-jauh hari sebelum ujian, dengan waktu yang lebih singkat. Ini lebih baik ketimbang sistem kebut belajar dengan durasi yang panjang yang rentan membuat otak anak kelelahan.
4. Terlalu banyak mencampuri proses belajar saat anak sedang ujian
Foto: Image by DC Studio on Freepik
Orang tua sebaiknya memberi ruang kepada anak untuk bertanggung jawab atas pelajaran dan hasil belajarnya; terutama untuk anak yang sudah berusia lebih besar. Hindari sedikit-sedikit membantunya tanpa diminta. Tentu saja orang tua boleh mengecek kondisi anak untuk memastikan apakah mereka menghadapi kendala tertentu dan membutuhkan bantuan. Namun sifatnya mendampingi dan memantau, bukan mendikte.
5. Membandingkan dengan anak lain
“Si A tuh pintar banget, lho, Nak. Kamu jangan mau kalah!”
“Lihat tuh kakak, selalu dapat nilai bagus, masa kamu nggak bisa?”
Jangan membandingkan prestasi anak dengan anak lain, karena hal ini dapat membuat anak merasa tidak cukup baik. Anak bisa kehilangan motivasi dan kepercayaan diri dan membuat mereka merasa tidak berharga.
Saat anak sedang ujian, terkadang dukungan yang perlu dilakukan orang tua hanyalah hadir bagi mereka. Hadir untuk memberi dukungan mental yang sifatnya membangkitkan rasa percaya diri anak. Berikan kalimat afirmasi bahwa anak akan mampu mengahadapi ujian, disertai dengan usaha yang optimal. Hargai usaha anak dalam proses belajar, sebab inti dan manfaat dari belajar bukan sekadar untuk memperolah nilai saja.
Baca juga: 10 Cara dan Persiapan Mengerjakan Soal UTBK 2025, Pasti Berhasil!
Cover: Image by freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS