Kabar meninggalnya suami Najwa Shihab akibat penyakit stroke mengejutkan publik. Kenali ciri-ciri awal stroke dan cara menghindarinya di sini.
Ibrahim Sjarief Assegaf, suami Najwa Shihab, meninggal dunia pada 20 Mei 2025 lalu, dan diketahui karena penyakit stroke. Kabar itu juga dibenarkan oleh adik Ibrahim, Rifqi Sjarief Assegaf, saat ditemui oleh rekan media pada 21 Mei silam. Dia juga mengungkapkan bahwa mendiang sang kakak juga mengidap penyakit bawaan.
“Sebelum meninggal beliau sebetulnya orang yang sangat sehat dan aktif. Beliau punya satu penyakit, tapi olahraga sangat baik. Namun, karena suatu penyakit bawaannya dia menderita stroke beberapa hari yang lalu,” kata Rifqi ditemui di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, dikutip dari InsertLive.
Berbagai usaha sudah dilakukan untuk mengembalikan kesehatan Ibrahim usai terserang stoke, tetapi takdir berkata lain. Suami Najwa Shihab itu kemudian dimakamkan di TPU Jeruk Purut pada 21 Mei 2025.
Berkaca dari fakta tersebut, stroke ternyata bisa dialami oleh siapa saja. Untuk tahu lebih dalam, berikut beberapa fakta tentang penyakit yang satu ini.
BACA JUGA: Tak Hanya Orang Tua, Stroke Juga Bisa Menyerang Usia Muda
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak dan memerlukan penanganan medis segera.
Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian dan disabilitas di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah penyebab kematian kedua secara global dan bertanggung jawab atas sekitar 10% dari total kematian pada tahun 2021.
Dilansir dari Mayo Clinic, stroke terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya. Berikut beberapa informasi yang perlu Mommies ketahui.
Jenis stroke ini terjadi akibat adanya penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak, biasanya oleh bekuan darah atau plak lemak. Ini adalah jenis stroke yang paling umum.
Lalu ada Stroke Hemoragik, stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan perdarahan dan kerusakan jaringan otak.
Jenis stroke ini sering disebut sebagai “stroke ringan.” TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Meskipun gejalanya hilang dalam waktu singkat, TIA merupakan peringatan serius akan risiko stroke di masa depan.
Mommies juga harus tahu bahwa stroke ternyata bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut ini.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, terutama stroke hemoragik, yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri, membuatnya lebih rentan terhadap pecah. WHO menekankan bahwa hipertensi adalah penyebab paling umum dari stroke hemoragik
Aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di arteri, dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah ke otak, mengakibatkan stroke iskemik. Selain itu, kondisi seperti fibrilasi atrium dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah yang dapat berpindah ke otak. Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit jantung, termasuk fibrilasi atrium, meningkatkan risiko stroke iskemik.
Penyebab penyakit stroke berikutnya adalah diabetes. Diabetes meningkatkan risiko stroke dengan mempercepat proses aterosklerosis dan merusak pembuluh darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak dinding arteri dan memperburuk kondisi pembuluh darah sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke .
Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, sementara konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan hipertensi dan gangguan irama jantung. Kedua faktor ini kemudian secara signifikan meningkatkan risiko stroke.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik punya peran dalam meningkatkan risiko stroke. Studi oleh National Center for Biotechnology Information (NCBI) menemukan fakta bahwa stroke adalah gangguan kompleks yang kemungkinan besar bersifat multigenik, hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Risiko stroke ternyata juga meningkat seiring bertambahnya usia. Mommies juga perlu waspada karena wanita memiliki risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan pria, terutama karena faktor-faktor seperti kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan menopause. Menurut Mayo Clinic, wanita memiliki risiko stroke yang lebih tinggi, dan faktor-faktor hormonal punya peran penting dalam peningkatan risiko tersebut.
Jika Mommies atau seseorang di sekitar mengalami gejala stroke, seperti:
Segera lakukan tindakan berikut:
Waktu sangat krusial dalam penanganan stroke. Penanganan medis yang cepat dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.
Rumah sakit dengan unit khusus stroke memiliki tim medis yang terlatih dan peralatan yang diperlukan untuk diagnosis dan penanganan stroke secara efektif.
Pemulihan dari stroke sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu:
Tidak semua kasus stroke memerlukan operasi. Namun Mommies harus tahu bahwa keputusan untuk melakukan operasi tergantung pada beberapa hal.
Stroke hemoragik yang disebabkan oleh perdarahan hebat mungkin memerlukan tindakan bedah untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi tekanan di otak.
Dikutip dari Mayo Clinic, jika area perdarahan cukup besar dan dapat diakses, operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat darah dan meredakan tekanan pada otak. Operasi juga dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan pembuluh darah yang terkait dengan stroke hemoragik .
Dokter akan mempertimbangkan usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan risiko operasi sebelum memutuskan tindakan bedah.
Stroke adalah kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan cepat dan tepat. Jadi, mengenali gejala, memahami faktor risiko, dan mengetahui langkah-langkah penanganan dapat membantu Mommies mengurangi dampak stroke dan meningkatkan peluang pemulihan. Ingat juga untuk selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional mengenai informasi dan penanganan yang sesuai, ya.
BACA JUGA: Cupang di Leher Bisa Picu Stroke hingga Kematian, Ini Kata Penelitian!
Cover: Freepik