banner-detik
SELF

Waspada Gejala Demensia Dini Pada Usia 40 Sebelum Terlambat

author

Sisca Christinaan hour ago

Waspada Gejala Demensia Dini Pada Usia 40 Sebelum Terlambat

Jika anda mengalami penurunan tingkat konsentrasi, keseimbangan, motivasi dan perubahan mood, waspadalah, bisa jadi itu gejala demensia dini.

Sebagian dari kita mungkin pernah melihat lansia yang sudah mulai sering lupa meletakkan sesuatu, sulit berpikir dan melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini kerap dikaitkan dengan gejala demensia.

Dilansir dari Dementia.UK, demensia adalah berbagai kondisi progresif yang memengaruhi otak. Kondisi ini merusak sel-sel saraf yang berkomunikasi satu sama lain, sehingga pesan tidak dapat tersampaikan secara efektif. Hal ini membuat otak tidak dapat berfungsi secara normal.

Menurut dr. Tirtawati Wijaya, SE seperti dikutip dari Alodokter, demensia adalah kondisi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, mengingat, dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Pada umumnya, demensia terjadi di usia 65 tahun ke atas. Namun ternyata, demensia juga bisa terjadi sebelum usia tersebut. Seseorang dengan kondisi demensia sebelum usia 65 tahun disebut mengalami demensia dini. Dalam kedokteran, istilah ini disebut demensia onset dini (DOD) atau young-onset dementia.

Bagaimana Gejala Demensia Dini?

demensia dini

Foto: Image by freepik

Gejala demensia berbeda pada setiap orang. Beberapa hal seperti tipe demensia dan bagian otak mana yang terkena bisa memengaruhi gejalanya. Pada umumnya, gejala awal demensia pada orang yang lebih muda meliputi perubahan pada:

  • kepribadian dan perilaku
  • bicara dan bahasa
  • penglihatan dan keseimbangan
  • fungsi sosial
  • hubungan dengan orang lain
  • keterlibatan dalam aktivitas sehari-hari
  • motivasi dan suasana hati, misalnya depresi atau kecemasan
  • tingkat konsentrasi
  • pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Faktor Penyebab dan Risiko DOD

Lebih lanjut dr. Tirtawati menjelaskan bahwa DOD dapat disebabkan oleh faktor geneik dan lingkungan. Faktor risikonya meliputi riwayat keluarga, cedera kepala berulang, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Orang-orang dengan ketidakmampuan belajar juga disebut memiliki faktor risiko lebih besar mengalami demensia dini.

Baca juga: 10 Rekomendasi Dokter Gizi Dewasa dan Lansia, Sehat di Masa Tua

Beberapa Jenis DOD

Mengutip Alzheimer Research UK, beberapa tipe DOD yang paling umum antara lain:

  1. Alzheimer Onset Dini: ini adalah tipe demensia dini paling umum. Sekitar sepertiga dari semua kasus demensia dini berjenis ini. Alzheimer dini biasanya menyerang orang-orang mulai berusia 40-an. Gejala-gejalanya meliputi kesulitan mengingat informasi, kesulitan berbicara atau menulis, kesulitan melakukan tugas-tugas sehari-hari, dan perubahan suasana hati.
  2. Demensia vaskular: terjadi ketika pembuluh darah di otak rusak akibat penyumbatan pembuluh darah atau stroke sehingga menyebabkan gejala demensia. Kondisi ini memengaruhi kemampuan berpikir, memori, dan perilaku seseorang.
  3. Demensia Frontotemporal: terjadi ketika terdapat kerusakan sel di lobus frontal dan temporal, area otak yang berfungsi untuk mengendalikan kepribadian, emosi, dan perilaku kita, serta ucapan dan pemahaman kata-kata. Gejala-gejalanya meliputi perubahan kepribadian, kehilangan empati, dan kehilangan kemampuan untuk berbicara. Gejala demensia jenis ini sering tampak di rentang usia 40 dan 60 tahun.
  4. Demensia Lewy Body: DOD jenis ini terjadi akibat gumpalan protein bulat kecil yang disebut alfa-sinuklein terbentuk di otak (disebut dengan badan Lewy) dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan bergerak. Gejala-gejalanya meliputi kebingungan, halusinasi, tremor, dan kehilangan keseimbangan.
  5. Penyakit Parkinson: umumnya penyakit ini dialami oleh orang berusia 60 tahun ke atas. Jika dialami orang yang lebih muda, disebut young-onset Parkinson’s disease. Penyakit Parkinson memengaruhi sel-sel otak yang memproduksi zat kimia yang disebut dopamin. Otak menggunakan dopamin untuk mengirim pesan yang mengendalikan gerakan tubuh. Ketika otak tidak dapat memproduksi cukup dopamin untuk mengendalikan gerakan dengan baik, gejala Parkinson mulai muncul. Karena semakin banyak sel otak yang terpengaruh, masalah dengan gerakan akan semakin parah. Lebih dari separuh penderita Parkinson mengalami demensia.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Gejala Demensia Dini?

demensia dini

Foto: Image by freepik

Jika mommies atau daddies mengalami gejala demensia dini, segeralah kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Terkadang, gejalanya mungkin tampak ringan sehingga kita abaikan. Atau, disalahartikan sebagai kondisi lain yang memiliki gejala serupa seperti infeksi, masalah tiroid, stres, depresi, perimenopause/menopause, dan kekurangan gizi. Apabila lekas terdiagnosis, maka dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti merujuk ke dokter spesialis terkait gangguan kognitif atau neurologi, dan memberi pengobatan atau perawatan yang tepat.

Perlu dipahami bahwa penderita demensia dini mungkin akan sulit menerima kondisi ini. Itulah pentingnya dukungan keluarga terhadap penderita demensia dini. Apabila anggota keluarga Anda yang menderita demensia dini, berikanlah dukungan seperti menemani ketika memeriksakan kondisi ke dokter. Jangan ragu untuk mendapatkan bantuan dari pihak luar jika diperlukan.

Baca juga: Siap Hadapi Menopause? Ini 20 Tanda Awal dan Cara Persiapannya

Cover: Image by freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan