BPOM temukan obat herbal dan pelangsing ilegal. Stop konsumsi secara sembarang, berikut cara melangsingkan perut yang sehat!
Obat herbal dan suplemen pelangsing kerap menjadi pilihan masyarakat yang ingin menjaga kesehatan secara alami karena dianggap aman dan minim efek samping. Tak jarang, produk-produk ini dijual bebas tanpa menggunakan resep dokter. Namun, di balik kemasan menarik dan label “alami”, tidak sedikit yang menyimpan bahaya tersembunyi.
Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) kembali menemukan sejumlah produk obat bahan alam (OBA) dan suplemen kesehatan (SK) yang mengandung bahan kimia obat (BKO). Dalam pengujian yang dilakukan selama Januari – Maret 2025 terhadap 1.148 produk yang beredar di pasaran, BPOM mengungkap bahwa 5 dari 6 produk yang terbukti mengandung BKO merupakan produk ilegal tanpa nomor izin edar.
Menanggapi temuan ini, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi masyarakat. BPOM telah melakukan penertiban terhadap fasilitas produksi dan distribusi, termasuk di tingkat ritel.
Tindakan yang diambil meliputi pengamanan produk, perintah penarikan dari pasaran, serta pemusnahan terhadap OBA yang teridentifikasi mengandung BKO. Selain itu, sanksi administratif seperti peringatan keras hingga pencabutan izin edar juga telah dijatuhkan kepada pelaku usaha yang memproduksi atau mengedarkan produk-produk berbahaya tersebut.
BACA JUGA: Bukan Cuma buat Tulang, Ini Manfaat Vitamin D dan Rekomendasi Produk Terbaiknya!
BPOM mengungkap bahwa jenis BKO yang ditemukan bervariasi tergantung pada kategori produknya. Berikut adalah daftar BKO yang berhasil diidentifikasi.
Berikut adalah beberapa produk yang ditemukan mengandung BKO dan telah dinyatakan ilegal atau dibatalkan izin edarnya.
Alih-alih tergiur dengan produk pelangsing instan yang justru berisiko membahayakan tubuh, Mommies sebaiknya memilih cara-cara yang sehat dan alami untuk melangsingkan perut. Berikut adalah beberapa cara melangsingkan perut yang sehat mengutip dari Johns Hopkins Medicine dan Healthline:
Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat lebih efektif dalam mengurangi berat badan dibandingkan diet rendah lemak, dengan penurunan berat badan rata-rata 10 pon lebih banyak.
Fokus pada perubahan pola makan sehat yang bisa Mommies pertahankan dalam jangka panjang, bukan diet sementara. Diet rendah karbohidrat mengarahkan konsumsi makanan ke pilihan yang lebih sehat, seperti sayuran, biji-bijian, dan protein sehat, tanpa perlu menghitung kalori.
Olahraga secara rutin membantu membakar lemak perut, dengan manfaat tambahan mengurangi kadar insulin yang menyebabkan tubuh menyimpan lemak. Mommies juga bisa menambahkan latihan kekuatan membantu membangun massa otot untuk meningkatkan pembakaran kalori.
Makanan kemasan dan camilan sering mengandung lemak trans, gula tambahan, dan garam berlebihan, yang menghambat proses penurunan berat badan dan dapat meningkatkan lemak perut.
Stres diketahui dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak perut. Oleh karena itu, Mommies bisa melakukan aktivitas yang membantu mengurangi stres, seperti yoga atau meditasi.
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas dan penumpukan lemak perut. Pastikan agar Mommies tidur setidaknya 7 jam per malam untuk mendukung proses penurunan berat badan.
Jus buah sering mengandung gula yang tinggi, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan. Batasi konsumsi jus buah dan pilih minuman dengan kandungan gula rendah seperti air putih atau teh tanpa gula.
Protein membantu menurunkan nafsu makan dan meningkatkan pembakaran kalori. Makanan tinggi protein juga membantu mempertahankan massa otot selama penurunan berat badan.
BACA JUGA: 7 Rekomendasi Skincare Lokal yang Murah Lingkungan
Tidak semua yang berlabel “alami” itu aman, jadi tetap waspada ya, Mommies! Jika ingin langsing, lebih baik pakai cara yang sehat agar tubuh tetap bugar dan bebas risiko.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Freepik