Segala cara dilakukan orang tua demi anak, termasuk mengupayakan pola asuh terbaik. Sudahkah Mommies mempertimbangkan panda parenting?
Dalam dunia pola asuh modern, berbagai gaya parenting terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika keluarga. Salah satu pendekatan yang semakin mendapat perhatian adalah panda parenting. Gaya pengasuhan ini menekankan kepercayaan kepada anak untuk tidak khawatir jika membuat kesalahan. Gunanya adalah untuk membentuk kemandirian.
Artikel ini akan membahas serba-serbi mengenai panda parenting, alasan Mommies dapat mengadopsinya, hal-hal yang perlu dipertimbangkan, serta tanda-tanda utama dari gaya pengasuhan ini.
BACA JUGA: 7 Tren Parenting 2025, Mana yang Sesuai untuk Keluarga?
Pada intinya, panda parenting adalah gaya pengasuhan yang memberikan kepercayaan kepada anak untuk membuat keputusan sendiri, berani menghadapi konsekuensi dari pilihan yang mereka ambil, dan belajar dari kesalahan mereka. Orang tua berperan sebagai pendamping di latar belakang, memungkinkan anak untuk menjelajah dan belajar secara mandiri. Fokus utama dari panda parenting adalah membangun hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang antara orang tua dan anak.
Menurut Reena Patel, seorang psikolog dan analis perilaku bersertifikasi, “Keberhasilan anak pada akhirnya ditentukan oleh pilihan yang mereka buat, bukan semata-mata oleh harapan dan tujuan orang tua.” Dengan kata lain, panda parenting memberikan ruang bagi anak untuk menentukan jalan mereka sendiri sambil tetap mendapatkan dukungan dari orang tua.
Istilah “panda parenting” pertama kali diperkenalkan oleh Esther Wojcicki dalam bukunya How to Raise Successful People: Simple Lessons for Radical Results. Dalam buku ini, Wojcicki memperkenalkan konsep “TRICK” yang menjadi landasan utama panda parenting, yaitu:
Wojcicki menjelaskan, “Orang tua panda bukanlah orang tua yang malas. Mereka memberikan kerangka dukungan yang memungkinkan anak berkembang secara bebas. Alih-alih selalu campur tangan, mereka hanya membantu saat dibutuhkan.”
Berikut adalah beberapa ciri utama panda parenting.
Orang tua panda memberikan panduan ringan dan membiarkan anak mengambil keputusan sendiri tanpa mengontrol setiap langkah mereka. Menurut psikolog Lilit Ayrapetyan, “Pendekatan ini memungkinkan anak membangun keterampilan pengambilan keputusan sejak dini.”
Membangun hubungan emosional yang mendalam namun dengan tetap menerapkan batasan-batasan yang lembut tetapi tegas. Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan slow parenting yang menekankan ikatan emosional dalam keluarga.
Anak diberi kesempatan mencoba hal-hal baru dengan dukungan orang tua tanpa menunggu izin eksplisit.
Anak didorong untuk berpikir kreatif tentang batasan mereka sendiri tanpa campur tangan opini orang tua.
Anak didorong untuk menghadapi tantangan dan mencari solusi sendiri namun orang tua tetap dengan tangan terbuka menyambut jika anak meminta bantuan.
Anak diajarkan untuk menilai sendiri apakah suatu tantangan aman atau tidak, tanpa kehilangan dukungan orang tua jika diminta.
Ada beberapa alasan mengapa banyak orang tua mulai mengadopsi panda parenting sebagai pendekatan utama mereka.
Dengan memberikan kebebasan yang terkontrol, anak belajar membuat keputusan dan menanggung konsekuensi dari pilihan mereka. Ini membangun rasa percaya diri dan kemampuan memecahkan masalah.
2. Mengembangkan hubungan yang kuat
Dengan pendekatan yang didasarkan pada kepercayaan dan komunikasi terbuka, hubungan antara orang tua dan anak menjadi lebih dalam dan bermakna.
Dibandingkan dengan gaya pengasuhan yang terlalu mengatur (seperti tiger parenting), panda parenting memungkinkan orang tua menjadi lebih santai dan fleksibel. “Orang tua bisa lebih santai dan tidak terlalu mengontrol,” kata Dr. Patel.
Anak diberi ruang untuk mengeksplorasi ide-ide mereka sendiri, merangsang mereka berpikir inovatif, dan punya kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik.
Jika Mommies penasaran apakah sudah menerapkan gaya panda parenting, berikut beberapa tanda yang bisa Mommies amati.
Namun, panda parenting bukan tanpa tantangan. Jika tidak diimbangi dengan batasan yang jelas, anak bisa merasa bingung atau tidak tahu perilaku apa yang dapat diterima. Dr. Ayrapetyan mengingatkan, “Orang tua harus memastikan adanya batasan yang kokoh di balik sikap permisif mereka agar anak tidak kebingungan.”
Anak yang membutuhkan dukungan lebih besar mungkin kesulitan mengambil keputusan jika merasa orang tua terlalu membiarkan atau membebaskannya. Oleh karena itu, orang tua harus responsif dan memahami kebutuhan spesifik anak.
Jika Mommies ingin mencoba panda parenting di rumah RAND, berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan.
Dengan pendekatan yang seimbang dan fleksibel, pola asuh ini dapat menjadi strategi efektif untuk membesarkan anak yang mandiri, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijak.
BACA JUGA: Perbandingan Menarik Gaya Parenting Ayah Gen Millennial dan Gen Z
Cover: Freepik