banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Tren Parenting 2025, Mana yang Sesuai untuk Keluarga?

author

Fannya Gita Alamanda13 hours ago

7 Tren Parenting 2025, Mana yang Sesuai untuk Keluarga?

Dari parenting dengan bantuan AI hingga kembalinya campur tangan pengasuhan nenek dan kakek, ini tren parenting di 2025 yang Mommies harus tahu.

Memasuki 2025, pola asuh anak akan mengalami perubahan besar yang dipengaruhi oleh teknologi, nilai-nilai dan pandangan hidup yang baru, serta kebutuhan keluarga modern. Dari ngandelin parentingberbasis kecerdasan buatan hingga gaya parenting yang lebih fleksibel, tren-tren ini akan menjadi angin segar sekaligus tantangan baru bagi para orang tua.

Menghadapi Tren Parenting 2025

Perubahan dalam pola asuh anak menunjukkan bahwa para orang tua semakin beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Baik melalui teknologi, komunitas, atau pendekatan baru, intinya tetap sama: tujuannya adalah untuk membesarkan anak yang bahagia, sehat, dan siap menghadapi masa depan. Dengan pemahaman dan fleksibilitas, Mommies dapat menemukan strategi parenting yang sesuai untuk keluarga Mommies.

BACA JUGA: Harus Konsisten, Ini 5 Cara Membesarkan Anak agar Punya Emotional Resilience yang Baik

7 Tren Parenting 2025: Mana yang Sesuai untuk Keluarga Mommies?

Berikut adalah 7 tren parenting yang diprediksi bakal mendominasi di 2025.

1. Tren Parenting Berbasis AI

Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pengasuhan anak. Alat berbasis AI kini mampu membantu orang tua menulis cerita pengantar tidur, mengatur jadwal keluarga, hingga menjawab pertanyaan sulit dari anak-anak, yang biasanya bisa bikin wajah para orang tua merah merona.

Namun, apakah tren parenting ini sesuai? Ini fakta mengejutkan: penelitian yang dilakukan oleh University of Kansas Life Span Institute menunjukkan bahwa saat ini banyak orang tua lebih percaya pada konten yang dibuat AI dibandingkan dengan mendengarkan saran dokter dan tenaga profesional lainnya.

Alasan tren parenting ini menarik: AI menawarkan kemudahan bagi orang tua yang sibuk dengan menyediakan solusi cerdas dan informasi personal.

Namun, semua yang berlebihan pasti ada dampak negatifnya. Ada kekhawatiran terkait privasi dan potensi ketergantungan. Jangan sampai intuisi orang tua tergantikan oleh saran teknolog dan apa yang seharusnya menjadi teman, berbalik menjadi ancaman.

2. Tren Parenting dengan Filosofi “Dibutuhkan seisi desa untuk membesarkan seorang anak.

Konsep “village parenting” kembali populer dalam bentuk “parenting pods” atau komunitas pengasuhan bersama. Orang tua kini bekerja sama untuk berbagi tanggung jawab dalam pengasuhan anak, seperti homeschooling kelompok, pengaturan penitipan anak bersama, hingga kegiatan ekstrakurikuler bersama.

Alasan tren parenting ini menarik: Selain menghemat biaya, tren ini memberikan dukungan emosional antar orang tua. Namun, keberhasilan model ini sangat bergantung pada komunikasi yang baik dan batasan yang jelas untuk menghindari konflik, seperti perbedaan pendapat tentang pola makan atau penggunaan gadget.

3. Tren Parenting Generasi Melek Keuangan

Mengenalkan literasi keuangan sejak dini menjadi prioritas banyak keluarga di tahun 2025. Aplikasi gamifikasi dan alat interaktif membantu anak-anak belajar tentang menabung, berinvestasi, dan mengelola anggaran dengan cara yang menyenangkan.

Alasan tren parenting ini menarik: Dengan meningkatnya biaya hidup, orang tua ingin anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang bijak secara finansial. Keterampilan ini dapat membentuk generasi baru yang mandiri dan cerdas dalam mengelola keuangan.

Foto: ROMAN ODINTSOV on Pexels

4.Tren Parenting Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Perubahan iklim kini menjadi topik utama dalam pengasuhan anak. Tren pengasuhan ini adalah sebuah gagasan di mana para orang tua mengajarkan anak-anak mereka cara bercocok tanam, menghemat sumber daya, dan mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem. Hidup minim limbah (zero waste), penggunaan energi terbarukan, memiliki kebun rumah (sayur mayur dan buah-buahan) menjadi gaya hidup yang diadopsi banyak keluarga.

Alasan tren parenting ini menarik: Selain meningkatkan kesadaran lingkungan, aktivitas ini mempererat hubungan keluarga. Tantangannya? Tentu saja membuat anak-anak antusias terhadap konsep seperti kompos dan daur ulang.

5. Tren Parenting Multigenerasi

Tingginya biaya perumahan dan kebutuhan hidup membuat semakin banyak keluarga memilih tinggal bersama dalam satu atap dengan kakek-nenek.

Alasan tren parenting ini menarik: Tinggal bersama keluarga besar menawarkan dukungan emosional dan ekonomi. Namun, kehidupan multigenerasi juga dapat memicu konflik seperti perbedaan gaya pengasuhan dan kebiasaan sehari-hari.

6. Tren Parenting Pendidikan Fleksibel dan Personal

Orang tua mulai menjauh dari model pendidikan satu ukuran untuk semua. Mereka mencari pendekatan yang lebih fleksibel seperti homeschooling hibrida, kegiatan setelah sekolah yang lebih personal, atau asrama yang fleksibel.

Alasan tren parenting ini menarik: Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dapat membantu mereka mencapai potensi penuh. Namun, fleksibilitas ini juga membutuhkan komitmen dan sumber daya tambahan dari orang tua.

7. Tren Parenting Lighthouse

Istilah “lighthouse parenting” pertama kali diperkenalkan oleh dokter anak Kenneth Ginsburg pada tahun 2014. Gaya ini berada di tengah-tengah antara pengasuhan helikopter dan pengasuhan bebas. Orang tua berperan sebagai mercusuar yang memberikan batasan yang jelas sekaligus dukungan emosional, sambil membiarkan anak menghadapi tantangan sendiri.

Alasan tren parenting ini menarik: Pendekatan ini menekankan keseimbangan antara kebebasan dan pengawasan. Meski belum banyak penelitian yang mendukung efektivitasnya sebagai konsep pengasuhan tunggal, banyak orang tua merasa gaya ini relevan dengan tantangan kehidupan modern.

BACA JUGA: 7 Perbedaan Anak Gen Alpha dan Gen Beta 2025, Mommies Wajib Tahu!

Cover: Gustavo Fring on Pexels

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan