banner-detik
REFLECTION ON CHILDHOOD

Emte, dari Coretan di Tembok Rumah hingga Pameran Internasional

author

Dhevita Wulandari7 days ago

Emte, dari Coretan di Tembok Rumah hingga Pameran Internasional

Dukungan besar dari orang tua sejak kecil menjadikan Emte seniman yang berhasil memberikan hasil terbaik di setiap karyanya. Yuk, intip kisah inspiratifnya.

Mohammad Taufiq, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Emte, adalah seorang seniman dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang seni. Lahir di Jakarta pada Maret 1979, Emte menyelesaikan pendidikan sarjana seninya (S.Sn) di Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan jurusan Desain Komunikasi Visual.

Dibalik nama panggung dan kisahnya dalam menjadi seniman independen seperti saat ini, ada cerita menarik dan dukungan besar dari kedua orang tuanya. Mommies Daily pun berkesempatan untuk bertanya langsung kepada Emte mengenai latar belakangnya memulai menjadi seniman, prestasi yang pernah ia dapatkan, hingga tantangan dalam menjadi seorang seniman di Indonesia.

BACA JUGA: Talents Mapping, Bantu Kenali Bakat untuk Anak maupun Orang Dewasa

Mendalami seni lukis apakah sudah menjadi cita-cita Emte sejak kecil?

Sejak kecil saya senang dengan kegiatan menggambar, mencoret-coret tembok, kertas apapun yang masih kosong tak pernah luput dari berbagai goresan saya. Apalagi semenjak masuk TK, saya mulai banyak ‘berkenalan’ dengan berbagai alat dan cara menggambar, seperti menggunakan krayon, spidol, melukis dengan kuas, membuat benda2 dengan lilin, dan lain-lain.

Seingat saya, tidak pernah terlalu memikirkan cita-cita nanti mau jadi apa, mungkin karena sangat menikmati kegiatan menggambar, jadi saya merasa apapun nanti cita-citanya, sepertinya akan tidak jauh-jauh dari aktivitas menggambar. 

Nama ‘Emte’ mulai saya pakai ketika saya kelas 6 SD dan sering membuat gambar komik sendiri. Ayah saya mengusulkan kalau saya sebaiknya mempunyai semacam ‘nama panggung’ agar unik dan mudah diingat orang, dan beliau mengusulkan nama ‘Emte’ yang merupakan singkatan dari huruf depan nama lengkap saya, dengan penambahan huruf ‘e’ di depan dan belakang. Nama itu digunakan menjadi ‘personal branding’ saya hingga kini.   

emte

Foto: Dok. Istimewa / Emte – Bangkok Illustration Fair 2024

Apa sumber inspirasi dalam menggambar dan melukis, serta ciri khas gambar Emte yang membedakan dengan seniman lain?

Inspirasi bisa saya dapatkan dari mana saja. Yang paling dominan tentu saja lingkungan sekitar. Segala hal yang terjadi dalam keseharian juga banyak yang secara otomatis masuk memori lalu saya tuangkan menjadi sebuah karya. Berbagai kejadian yang lucu, seru bahkan menakutkan juga bisa menjadi inspirasi saya dalam berkarya.

Kalau ditanya apa ciri khas atau style karya, tentu saja saya tidak pernah bisa menjawabnya. Karena buat saya, yang bisa melihat itu justru orang lain sebagai audience/penikmat karya buatan saya. Sebagai seorang seniman, tugas saya adalah membuat karya yang terbaik, dan yang paling penting adalah saya tetap fokus pada diri sendiri dan menikmati segala hal dalam proses penciptaannya.

Foto: Instagram @emteemte

Kalau bicara soal teknik dan media, saya masih dan akan selalu eksplor, karena dari situ saya bisa menambah pengetahuan yang membantu saya dalam berkarya. Saya senang membuat lukisan di kanvas maupun kertas, juga menikmati membuat mural atau lukisan tembok di berbagai ruang publik. Kemajuan teknologi juga membuat saya mencoba banyak hal baru seperti menggambar dengan media digital. 

Media gambar favorit saya adalah cat air. Buat saya, karakter media ini tidak bisa ditebak. Ketika catnya masih basah, saya mendapatkan semacam tampilan warna tertentu, tapi tampilan itu bisa jadi jauh berbeda ketika catnya mengering. Jadi, saya selalu mendapatkan banyak kejutan yang tidak pernah saya bayangkan, dan tentu saja tidak bisa saya ulang. Dan itu yang membuatnya menarik.

emte

Foto: Dok. Istimewa / Emte – Live drawing – London Bok Fair 2019

Prestasi apa saja yang sudah didapatkan dari menggambar?

Punya kesempatan berpameran di dalam maupun luar negeri, terlibat dalam banyak projek kesenian yang seru, dan kolaborasi dengan berbagai seniman lain maupun commercial atau brand. Saya banyak mendapat pengalaman berharga, dan tentu saja semakin memperluas networking

Kesibukan saat ini apa saja dan bagaimana cara membagi waktu untuk pekerjaan dan diri sendiri?

Saat ini sedang dalam proses pembuatan buku yang banyak berisi gambar buatan saya, lalu membuat beberapa karya untuk event pameran dan sebuah projek kolaborasi dengan penulis puisi. 

Bertahun-tahun menjalani profesi ilustrator dan seniman independen, membuat saya harus bisa mengatur dan membagi waktu. Saya memisahkan ruang untuk bekerja dan ruang private. Saya punya ruang studio yang terpisah dari rumah jadi saya bisa fokus berkarya tanpa harus khawatir rumah saya jadi kotor atau terkena cat dari lukisan yang saya buat.

Foto: Dok. Istimewa / Emte – City of Literature – Quebec, Canada 2023

Yang tak kalah penting adalah pola makan dan jam istirahat. Saya paham bahwa dalam proses berkarya dibutuhkan stamina yang baik, jadi saya membiasakan untuk tidak terlalu sering bergadang (kecuali ada situasi yang terbilang urgent), tidak makan sembarangan, banyak minum air putih, dan melakukan aktivitas yang simple seperti berjalan kaki, berenang atau bersepeda.

Kebetulan lokasi rumah tinggal saya berada tidak jauh dari kebun Binatang Ragunan, jadi terkadang saya suka datang jam 8 pagi untuk berjalan kaki menikmati pemandangan, sambil melihat berbagai satwa yang ada di sana. Melihat gajah sarapan, kudanil berendam, zebra berlarian, lalu mendengar suara-suara burung, terasa sangat menenangkan dan mengisi energi buat saya.         

Tantangan terbesar sebagai seorang seniman?

Terkadang sulit untuk menyamakan apa yang ada di kepala atau pikiran saya, dengan hasil akhir berupa gambar atau lukisan. Tapi di situlah serunya. Membuat saya tidak pernah merasa bosan dan selalu tertantang untuk terus berkarya.

Siapa support system terbaik?

Orang tua. Merekalah yang sejak awal menyadari passion saya dalam menggambar. Orang tua mengarahkan saya untuk tidak melupakan pelajaran sekolah dan bisa membagi waktu menggambar dan sekolah. Orang tua saya tetap mendukung saya hingga kini, juga tidak mempermasalahkan profesi saya sebagai full time illustrator dan seniman. 

Foto: Dok. Istimewa / Emte – Live drawing – Frankfurt 2023

Tips untuk para seniman lainnya baik yang masih anak-anak hingga dewasa agar tetap terus semangat menggambar dan menggapai cita-cita menjadi seniman?

Kalau pada dasarnya memang senang menggambar, maka perasaan senang itu harus tetap ada, tetap dijaga sampai kapanpun. Hasil karya kita dikenal orang banyak, bahkan kita mendapat imbalan, itu sebagai bonus kerja keras kita. Tapi tetap saja, semua berawal dari karena kita melakukannya dengan senang.

Ada yang bilang kalau segala sesuatu yang dikerjakan dari hati, akan sampai ke hati juga. Segala sesuatu yang dikerjakan dari hati berarti melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, penuh semangat, dan dengan niat tulus, bukan hanya sekadar kewajiban atau paksaan.

Bekerja dengan hati berarti berusaha keras dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Dan juga tak kalah penting, enjoy the process! 😊

BACA JUGA: 5 Situs Kerja Remote Luar Negeri, Raih Gaji Dolar dari Rumah

Cover: Dok. Istimewa

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan