Sorry, we couldn't find any article matching ''

10 Sifat Anak Tunggal dan 12 Tips Parenting sesuai Usia Mereka
Sifat anak tunggal kerap dianggap manja, egois, dan nggak bisa apa-apa tanpa bantuan orang tua mereka. Benarkah seperti itu? Ini fakta dan tips parenting.
Anak tunggal sering kali disalahpahami. Banyak yang beranggapan, anak tunggal itu manja, nggak bisa diandalkan, egois, dan nggak pedulli sama perasaan orang lain. Anggapan ini timbul karena anak tunggal atau anak satu-satunya tumbuh tanpa saudara kandung dan mendapatkan perhatian penuh dari orang tua mereka. Menjadi kesayangan dan pusat perhatian satu-satunya. Tapi benarkah sifat anak tunggal senegatif itu?
Situasi sebagai anak satu-satunya memang ada kelebihan dan tantangan tersendiri dalam perkembangan mereka. Oke, supaya Mommies yang punya anak tunggal nggak melakukan pola asuh yang keliru, mari mulai memahami sifat anak tunggal dan terapkan pola asuh yang tepat.
BACA JUGA: Apa Itu Child Grooming? Pelajaran dari Kasus Kim Soo Hyun yang Viral Dibahas
Sifat-sifat Anak Tunggal
Menjadi anak tunggal adalah posisi unik. Mereka tidak perlu bersaing dengan saudara kandung untuk mendapatkan perhatian dan sumber daya dari orang tua. Namun, di sisi lain, mereka juga tidak memiliki pengalaman tumbuh bersama saudara yang dapat memberikan pelajaran sosial sejak dini. Hal ini menyebabkan anak tunggal memiliki karakteristik khusus, di antaranya:
- Dewasa sebelum waktunya: karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, anak tunggal cenderung lebih matang dibandingkan anak-anak lain seusianya.
- Perfeksionis: mereka memiliki kecenderungan untuk mengejar kesempurnaan karena tekanan yang dirasakan dari ekspektasi orang tua.
- Punya kesadaran tinggi: anak tunggal cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam berbagai aspek kehidupan.
- Rajin dan pekerja keras: anak satu-satunya sering kali sangat berdedikasi dalam belajar dan bekerja.
- Memiliki jiwa pemimpin: ini karena mereka punya kebiasaan mengambil keputusan sendiri, membuat anak tunggal tumbuh menjadi pemimpin yang percaya diri.
- Penuh pertimbangan (thoughtful): anak tunggal cenderung mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang sebelum bertindak.
- Berprestasi tinggi: mereka sering kali memiliki standar tinggi dalam pencapaian akademik maupun karier.
- Kreatif dan imajinatif: tanpa saudara kandung, mereka lebih sering bermain sendiri dan mengembangkan kreativitas mereka dalam berbagai aktivitas.
- Mandiri: terbiasa mengandalkan diri sendiri, mereka lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah tanpa harus selalu bergantung pada orang tua.
- Sensitif: karena terbiasa mendapat perhatian penuh dari orang tua, mereka cenderung lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya, baik dalam aspek emosional maupun sosial.
Menurut Carl E. Pickhardt, PhD, penulis Keys to Parenting an Only Child, anak tunggal cenderung mengambil standar orang dewasa dalam kehidupan mereka, yang bisa menjadi kelebihan sekaligus tantangan. Sementara itu, Dr. Kevin Leman dalam The Birth Order Book menjelaskan bahwa anak tunggal sering kali memiliki pola pikir yang logis, tetapi cenderung terlalu serius.
Foto: Polesie Toys on Pexels
12 Tips Parenting untuk Membesarkan Anak Tunggal
Menjadi orang tua dari anak tunggal memerlukan strategi khusus agar mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang. Berikut adalah beberapa tips pola asuh yang bisa Mommies terapkan:
1. Dorong interaksi sosial
Anak tunggal sering merasa kesepian dan menciptakan teman imajiner. Dr. J. Lane Tanner, profesor klinis di University of California, menekankan pentingnya anak tunggal untuk mulai bersosialisasi sejak usia 18 bulan. Ajak mereka bermain dengan teman sebaya agar bisa belajar berbagi dan bekerja sama.
2. Berikan contoh yang baik
Karena tidak memiliki saudara untuk belajar tentang berbagi dan kompromi, orang tua harus menjadi role model dalam menunjukkan sikap sosial yang baik. Tunjukkan bagaimana caranya bersikap ramah, punya empati terhadap perasaan orang lain, dan mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
3. Ciptakan suasana penuh tawa
Dr. Kevin Leman menyoroti bahwa anak tunggal sering kali terlalu serius dan kaku dalam berpikir. Untuk menghindari hal ini, orang tua perlu menciptakan suasana penuh tawa dan mengajarkan mereka pentingnya humor dalam kehidupan sehari-hari.
4. Ajarkan tanggung jawab
Untuk mencegah anak terlalu bergantung pada orang tua, beri anak tunggal Mommies tugas-tugas rumah yang sesuai dengan usianya. Hal ini membantu anak memahami pentingnya bekerja keras dan tidak selalu mengandalkan orang lain.
5. Hindari terlalu sering campur tangan
Anak tunggal yang perfeksionis bisa merasa tertekan jika orang tuanya selalu mengoreksi segala yang mereka lakukan. Dr. Leman mengingatkan bahwa orang tua sebaiknya tidak terlalu menjadi “pengimprovisasi” dalam segala hal yang dilakukan anak tunggal mereka.
6. Tetapkan batasan yang jelas
Meri Wallace, penulis Birth Order Blues, menjelaskan bahwa anak satu-satunya sering merasa sejajar dengan orang dewasa. Mommies perlu memastikan anak tunggal Mommies memahami bahwa ada keputusan yang hanya bisa dibuat oleh orang tua, agar ia tetap menghormati hierarki keluarga.
7. Jangan memberi ekspektasi terlalu tinggi
Meskipun anak tunggal terlihat lebih dewasa, mereka tetaplah anak-anak. Jangan membebani mereka dengan ekspektasi yang tidak realistis. Biarkan mereka berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka sendiri tanpa harus memenuhi standar yang terlalu tinggi.
8. Hindari menuntut kesempurnaan
Anak satu-satunya cenderung mengejar kesempurnaan. Carl E. Pickhardt menekankan bahwa orang tua harus mengajarkan bahwa sesekali kita bisa mengalami kegagalan namun kegagalan adalah bagian dari proses belajar yang normal.
9. Biarkan mereka berkembang sesuai minatnya
Anak satu-satunya bukanlah perpanjangan dari ambisi orang tua. Cliff Isaacson dan Kris Radish dalam The Birth Order Effect menekankan bahwa anak tunggal harus diberi kebebasan untuk mengeksplorasi bidang yang mereka sukai tanpa intervensi berlebihan dari orang tua.
10. Jangan sering menghujani dengan hadiah
Dr. Pickhardt menyarankan agar orang tua menghindari kebiasaan memberikan hadiah secara berlebihan, karena dapat membuat anak terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan tanpa usaha.
11. Jangan terlalu memanjakan
Disiplin tetap diperlukan agar anak memahami bahwa hidup memiliki aturan dan konsekuensi. Aturan yang konsisten akan membantu anak tunggal memahami pentingnya tanggung jawab dan disiplin diri.
12. Tidak perlu selalu membuat mereka bahagia
Dr. Pickhardt juga mengingatkan bahwa orang tua tidak perlu berusaha membuat anak tunggal mereka selalu bahagia, setiap saat. Mengizinkan mereka menghadapi tantangan dan kekecewaan akan membantu anak satu-satunya tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh.
BACA JUGA: 7 Sifat Parenting yang Tepat untuk Anak Bungsu, Jangan Manjakan!
Berbeda dari stereotip yang disematkan kepada mereka, anak tunggal atau anak satu-satunya dalam sebuah keluarga ternyata cenderung lebih mandiri, kreatif, dan memiliki prestasi tinggi. Tapi jika tidak mendapatkan parenting yang tepat, mereka juga bisa menjadi perfeksionis dan terlalu sensitif.
Dengan pola asuh yang sesuai dan tidak menuntut anak tunggal dengan ekspektasi yang berlebihan, mereka akan tumbuh menjadi individu yang seimbang, sosial, bertanggung jawab, dan siap menghadapi dunia luar.
Cover: Polesie Toys on Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS