banner-detik
PARENTING & KIDS

Apa Itu Child Grooming? Pelajaran dari Kasus Kim Soo Hyun yang Viral Dibahas

author

Mommies Daily5 hours ago

Apa Itu Child Grooming? Pelajaran dari Kasus Kim Soo Hyun yang Viral Dibahas

Dikaitkan dengan kasus Kim Soo Hyun, berikut pengertian child grooming. Kenali juga taktik yang biasa digunakan pelaku dan bentuk pencegahannya.

Akhir-akhir ini, istilah child grooming menjadi perbincangan hangat di media sosial. Terlebih setelah kasus Kim Soo Hyun dan mendiang Kim Sae Ron terungkap. Perbincangan mengenai child grooming pun memicu kekhawatiran, terutama di kalangan orang tua dan pendidik, yang semakin waspada terhadap lingkungan sosial anak-anak mereka. Dengan maraknya interaksi di dunia maya, risiko eksploitasi pun semakin meningkat.

Hal ini menyoroti pentingnya kesadaran serta perlindungan bagi anak-anak agar mereka tidak terjebak dalam hubungan yang berpotensi merugikan. Selain itu, perkembangan teknologi dan akses internet yang semakin luas membuat anak-anak lebih rentan terhadap interaksi dengan orang asing, baik melalui media sosial, game online, maupun platform komunikasi lainnya.

BACA JUGA: Belajar dari Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron, Ini Pelajaran Penting untuk Orang Tua

Apa itu Child Grooming?

Melansir dari Therapist.com, grooming adalah strategi yang digunakan oleh pelaku kekerasan untuk secara bertahap membangun kepercayaan dan kedekatan dengan korban yang rentan. Tujuannya adalah agar pelaku dapat memanipulasi dan mengeksploitasi korban di kemudian hari. Proses ini melibatkan pembentukan hubungan emosional serta menciptakan ketergantungan sebelum pelaku mulai menguji batasan korban.

Korban grooming umumnya adalah anak-anak atau remaja, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Sementara itu, pelaku grooming biasanya adalah seseorang yang sudah dikenal oleh korban. Grooming sering kali dilakukan untuk tujuan pelecehan seksual, meskipun dalam beberapa kasus juga berkaitan dengan kekerasan fisik, eksploitasi finansial, atau manipulasi emosional.

Isu child grooming ini menjadi sorotan setelah muncul dugaan hubungan antara aktor Kim Soo Hyun dan mendiang Kim Sae Ron. Banyak warganet menuduh Kim Soo Hyun sebagai pelaku child grooming, bahkan pedofilia karena diduga menjalin hubungan dengan mendiang Kim Sae Ron selama enam tahun, dimulai sejak sang aktris berusia 15 tahun, sementara Kim Soo Hyun saat itu berusia 27 tahun.

Taktik yang Digunakan Pelaku Child Grooming

Mengutip dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), pelaku child grooming biasanya menggunakan pola perilaku tertentu untuk membuat anak percaya bahwa hal yang terjadi adalah normal. Hubungan ini dapat berubah secara cepat dari sesuatu yang tampak memberikan manfaat positif bagi anak menjadi hal yang sangat menakutkan serta bersifat terisolasi.

Berikut ini beberapa taktik yang umumnya digunakan oleh pelaku grooming, antara lain.

1. Mendapatkan Kepercayaan

Pelaku grooming sengaja menyembunyikan niat sebenarnya agar perlahan-lahan dapat membangun kepercayaan serta keyakinan anak. Dengan cara ini, mereka memanipulasi korban hingga akhirnya dapat melakukan pelecehan. Beberapa cara yang biasa dilakukan pelaku untuk mendapatkan kepercayaan, seperti membeli hadiah, menawarkan saran, memberi perhatian kepada anak, menggunakan posisi atau reputasi mereka, hingga mengajak anak liburan.

2. Mendapatkan Kekuasaan atau Kendali

Setelah pelaku berhasil membangun kepercayaan, mereka akan mengeksploitasi hubungan tersebut dengan mengisolasi anak dari teman atau keluarga, sehingga membuat anak merasa bergantung dengan mereka. Pelaku juga akan menggunakan kekuasaan dan kendali mereka untuk membuat anak percaya bahwa mereka tidak memiliki pilihan dan harus melakukan apa yang diinginkan pelaku.

3. Memeras Korban

Pelaku grooming anak mungkin menggunakan konsep ‘rahasia’ sebagai alat untuk mengendalikan atau menakut-nakuti korban. Mereka bisa melakukan pemerasan atau menanamkan rasa malu dan bersalah pada anak, sehingga anak enggan menceritakan pelecehan yang dialaminya kepada siapapun.

4. Memanipulasi

Salah satu taktik umum yang digunakan oleh pelaku grooming adalah manipulasi. Mereka berusaha membangun citra sebagai sosok yang ramah, menyenangkan, dan memiliki minat yang sama dengan targetnya, sehingga anak merasa nyaman dan lebih mudah didekati.

5. Grooming secara Daring

Pelaku grooming dapat menggunakan media sosial, aplikasi pesan instan, atau platform permainan daring untuk mendekati anak-anak dan remaja. Mereka dengan mudah menyembunyikan identitas aslinya secara daring dan seringkali berpura-pura lebih muda agar tampak sebagai teman sebaya, lalu membangun kedekatan melalui percakapan.

Cara Mencegah Anak menjadi Korban Child Grooming

Foto: Freepik

Child grooming dapat dicegah oleh orang tua dengan meningkatkan kesadaran dan membekali anak dengan pengetahuan serta keterampilan untuk melindungi diri. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua, pendidik, serta masyarakat.

  • Mengajarkan kepada anak-anak dan remaja tentang hubungan yang sehat
  • Membantu anak-anak dan remaja untuk membangun kesadaran dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga keamanan di media sosial
  • Membantu anak mengenali orang-orang dan tempat-tempat yang aman, dimana mereka merasa nyaman dan dapat mencari dukungan
  • Membangun komunikasi yang terbuka dan nyaman bersama anak
  • Mengajarkan tentang batasan dan privasi tentang konsep kepemilikan tubuh

Ciri-Ciri Anak yang Menjadi Korban Child Grooming

Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat menunjukkan bahwa seorang anak mungkin menjadi korban child grooming mengutip dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), antara lain.

  • Perubahan perilaku secara tiba-tiba, seperti menghabiskan lebih banyak atau lebih sedikit waktu online dibanding biasanya, menunjukkan perubahan drastis dalam kebiasaan sehari-hari.
  • Anak mulai lebih sering berada di luar rumah tanpa alasan yang jelas atau bahkan menghilang dari sekolah tanpa izin.
  • Merahasiakan aktivitas, terutama saat menggunakan perangkat daring, seperti menyembunyikan percakapan atau menghapus riwayat pencarian.
  • Anak tiba-tiba memiliki barang-barang baru, seperti uang, pakaian, gadget, atau hadiah lain tanpa penjelasan yang masuk akal.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang
  • Menjalin persahabatan atau hubungan dengan orang yang jauh lebih tua
  • Anak menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan seksual, yang bisa mencakup infeksi menular seksual atau perubahan dalam sikap mereka terhadap seksualitas.
  • Menggunakan bahasa seksual yang tidak sesuai dengan usia
  • Tampak lebih mudah marah, kesal, stres, dan menarik diri dari lingkungan sosial
  • Mengalami masalah kesehatan mental

Dampak Child Grooming pada Anak

Selain dapat memberikan efek jangka pendek, child grooming juga bisa berdampak panjang, atau bahkan seumur hidup. Berikut ini beberapa dampak child grooming menurut Agstried Elisabeth, M.Psi., Psikolog (Psikolog Sekolah Rumah Dandelion).

  • Otak belum berkembang secara utuh, sehingga kemampuan berpikir logis dan pengambilan keputusan belum matang.
  • Dominasi emosi dalam pengambilan keputusan. Akibatnya keputusan yang diambil lebih sering didasarkan pada perasaan daripada pemikiran rasional.
  • Rentan terhadap manipulasi emosional. Akibat masih mengedepankan emosi, remaja lebih mudah terpengaruh oleh tekanan atau bujukan pasangan.
  • Perbedaan usia yang jauh bisa meningkatkan risiko eksploitasi.
  • Ketidakseimbangan antara fisik dan mental, Secara fisik, remaja mungkin terlihat lebih dewasa dibandingkan anak-anak. Namun, perkembangan otak mereka belum sepenuhnya matang sehingga masih sulit membuat keputusan yang bijaksana dan memahami konsekuensi jangka panjang.

Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua jika Anak menjadi Korban Grooming

Foto: Freepik

Menurut Psikolog Agstried, orang tua perlu memastikan bahwa mereka selalu berpihak pada anak dan tidak menyalahkannya atas kejadian yang dialami. Mengingat bahwa anak masih rentan terhadap manipulasi dan pengaruh emosional, penting untuk memahami bahwa mereka mungkin terjebak dalam situasi ini bukan karena kesalahan mereka sendiri, melainkan karena adanya kebutuhan emosional atau keterikatan (attachment) yang belum terpenuhi.

Sebagai orang tua, Mommies bisa menggunakan momen ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan dalam keluarga. Bangun kembali kepercayaan, ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta tunjukkan bahwa anak selalu memiliki tempat untuk bersandar tanpa rasa takut dihakimi. Dengan demikian, anak akan lebih terbuka dalam berbagi perasaan dan pengalaman mereka, sekaligus membantu proses pemulihan secara emosional.

Membangun komunikasi yang terbuka dan memberikan pemahaman tentang batasan diri adalah langkah penting dalam melindungi anak dari child grooming. Yuk, bersama-sama ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi si kecil, Mommies!

BACA JUGA: Cara Memulihkan Mental Anak dan Orang Tua Korban Pelecehan Seksual, Penting Dilakukan!

Ditulis oleh: Nariko Christabel

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan