Sorry, we couldn't find any article matching ''

Belajar dari Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron, Ini Pelajaran Penting untuk Orang Tua
Dianggap sebagai pedofilia dan penyebab kematian mendiang Kim Sae Ron, Kim Soo Hyun banjir kecaman dari warganet. Apa dampak anak berpacaran di bawah umur?
Nama Kim Soo Hyun akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian, terutama setelah kepergian aktris Korea Kim Sae Ron. Hal ini disebabkan oleh tuduhan dari salah satu keluarga mendiang Kim Sae Ron yang menyebutkan bahwa Kim Soo Hyun pernah menjalin hubungan dengan aktris tersebut di usia yang masih minor.
Informasi tersebut pertama kali mencuat melalui siaran langsung mantan jurnalis Kim Se Ui di kanal YouTube Garosero Research Institute pada Senin (10/3/2025). Dalam siaran itu, bibi mendiang Kim Sae Ron mengklaim bahwa keponakannya pernah menjalin hubungan asmara dengan Kim Soo Hyun selama enam tahun, sejak tahun 2015.
Kronologi Skandal Diungkapkan ke Publik
Seorang wanita yang mengaku sebagai bibi Kim Sae Ron mengungkapkan bahwa keponakannya pernah menjalin hubungan dengan Kim Soo Hyun selama enam tahun, sejak 2015. Saat itu, Kim Sae Ron masih berusia 15 tahun, sementara Kim Soo Hyun sudah berusia 27 tahun.
Perbedaan usia yang cukup jauh, ditambah dengan fakta bahwa Kim Sae Ron masih di bawah umur saat diduga menjalin hubungan tersebut, langsung memicu kemarahan publik. Banyak warganet mengecam Kim Soo Hyun, bahkan beberapa di antaranya menuduhnya sebagai pelaku pedofilia, mengingat Kim Sae Ron saat itu masih duduk di kelas 2 SMP dengan selisih usia 12 tahun di antara mereka.
BACA JUGA: Kapolres Ngada Cabuli 3 Anak di Bawah Umur, Orang Tua Wajib Tahu Cara Lindungi Anak
Perjalanan Hubungan Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron
Foto: detikcom
Menjalankan hubungan backstreet selama empat tahun, kisah asmara Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun pun tidak terekspos oleh media. Bibi Kim Sae Ron mengungkapkan bahwa keponakannya turut memberikan dukungan kepada Kim Soo Hyun saat ia mendirikan agensi Gold Medalist pada tahun 2019 lalu.
Tidak hanya mendukung sang kekasih, Kim Sae Ron juga memutuskan untuk bergabung dengan Gold Medalist dan tidak memperpanjang kontraknya dengan YG Entertainment. Lebih lanjut, Kim Sae Ron dikabarkan turut berperan dalam membantu manajemen mencari bakat-bakat baru serta memberikan pelatihan akting kepada anak didik Kim Soo Hyun tanpa meminta bayaran.
Dikabarkan pada 2022 hubungan keduanya kandas setelah mendiang Kim Sae Ron terlibat dalam kecelakaan akibat menyetir dalam keadaan mabuk. Atas kejadian tersebut, aktor tersebut membantu kekasihnya secara finansial untuk membayar ganti rugi sebesar 700 juta won atau sebesar Rp7,8 miliar. Bibi Kim Sae Ron menyebutkan bahwa sang aktor juga bersikeras agar Kim Sae Ron tidak perlu mengganti uang tersebut.
Dua tahun pasca kecelakaan, Kim Sae Ron justru dikejutkan dengan menerima desakan untuk membayar kembali uang ganti rugi kepada perusahaan milik Kim Soo Hyun. Tentunya hal tersebut membuat Kim Sae Ron terkejut dan berusaha menghubungi sang mantan. Kim Soo Hyun tidak pernah bisa dihubungi, bahkan saat Kim Sae Ron mencoba mengontaknya menggunakan ponsel milik sepupunya.
Tidak lama setelah itu, sepupu Kim Sae Ron dihubungi secara tiba-tiba oleh wartawan untuk dimintai keterangan. Diketahui bahwa nomor sepupunya tersebut diberikan tanpa izin oleh perusahaan milik sang aktor, Gold Medalist. Tentu peristiwa itu membuat Kim Sae Ron merasa dikhianati oleh perbuatan mantan kekasih.
Saat drama Korea Queen of Tears yang dibintangi Kim Soo Hyun tengah tayang, Kim Sae Ron memutuskan untuk mengunggah foto kebersamaan mereka. Diduga, ia berharap Kim Soo Hyun akan segera menghubunginya kembali. Namun, bukannya memberikan respons pribadi, Kim Soo Hyun bersama Gold Medalist justru mengeluarkan pernyataan resmi yang dianggap mencoreng nama Kim Sae Ron.
Kim Sae Ron kian didesak untuk mengganti uang ganti rugi sebesar Rp7,8 miliar, sementara di waktu yang sama ia sedang mengalami kesulitan finansial akibat terkena cancel culture. Pada 16 Februari 2025 lalu, bertepatan dengan ulang tahun sang aktor, Kim Sae Ron ditemukan meninggal dunia dan pihak kepolisian menyatakan bahwa penyebabnya adalah bunuh diri. Dalam keterangannya, bibi Kim Sae Ron menambahkan bahwa pihak keluarga akan merilis lebih banyak foto yang membuktikan hubungan asmara keponakannya dengan Kim Soo Hyun.
Bantahan Kim Soo Hyun dan Gold Medalist
Menanggapi siaran Garosero Research Institute yang viral, Kim Soo Hyun bersama dengan Gold Medalist pun langsung angkat suara. Ia membantah pernyataan bibi mendiang Kim Sae Ron dan siap menempuh jalur hukum terhadap Garosero Research Institute karena merasa difitnah. Selain itu, ia juga menganggap bahwa bibi Kim Sae Ron tidak menghargai mendiang karena menyebarkan kebohongan.
“Semua klaim yang dibuat oleh Garosero Research Institute mengenai Kim Soo Hyun melalui siaran langsung YouTube mereka adalah salah. Mereka menuduh bahwa perusahaan dan Kim Soo Hyun, bersama YouTuber Lee Jin Ho, melecehkan mendiang aktris Kim Sae Ron. Selain itu, mereka mengklaim bahwa Kim Soo Hyun telah menjalin hubungan asmara dengan mendiang Kim Sae Ron sejak dia berusia 15 tahun, bahwa perusahaan salah menangani situasi setelah kasus menyetir dalam keadaan mabuk, dan bahkan bahwa salah satu manajer kami secara pribadi diidentifikasikan dengan YouTuber Lee Jin Ho.
Tuduhan jahat terhadap perusahaan dan Kim Soo Hyun ini sama sekali tidak benar dan tidak dapat diterima. Saat ini kami sedang mempertimbangkan untuk melakukan tindakan hukum sekuat mungkin terhadap Garosero Research Institute karena menyebarkan informasi palsu.
Gold Medalist sangat sedih atas meninggalnya mendiang Kim Sae Ron, yang pernah menjadi bagian dari agensi kami, dan kami berduka atas kehilangannya. Namun, penyebaran informasi palsu tersebut oleh Garosero Research Institute mencerminkan ‘kehancuran dunia maya’ yang diderita mendiang Kim Sae Ron selama hidupnya. Tindakan ini semata-mata dilakukan untuk keuntungan pribadi YouTuber, mencemarkan nama baik perusahaan dan almarhumah. Kami akan menanggapi tuduhan ini tanpa toleransi,” tulis Gold Medalist mengutip dari Wolipop.
Menyusul bantahan Gold Medalist, Garosero Research Institute menegaskan bahwa pihaknya tidak takut terhadap ancaman Kim Soo Hyun karena mendapatkan informasi langsung dari pihak keluarga mendiang Kim Sae Ron. Mendukung hal tersebut, warganet juga merasa tidak percaya dengan klarifikasi yang diberikan Kim Soo Hyun. Bahkan, sebagian menuding bahwa Kim Soo Hyun menjadi penyebab kematian Kim Sae Ron.
BACA JUGA: 15 Ciri Anak Remaja Kurang Kasih Sayang, Bisa Tumbuh dengan Banyak Masalah
Dampak Anak Berpacaran di Bawah Umur
Anak yang berpacaran di bawah umur dapat mengalami berbagai dampak, baik secara emosional, sosial, maupun akademis. Berikut ini beberapa dampak yang bisa terjadi menurut Agstried Elisabeth, M.Psi., Psikolog (Psikolog Sekolah Rumah Dandelion).
- Otak belum berkembang secara utuh, sehingga kemampuan berpikir logis dan pengambilan keputusan belum matang.
- Dominasi emosi dalam pengambilan keputusan. Akibatnya keputusan yang diambil lebih sering didasarkan pada perasaan daripada pemikiran rasional.
- Rentan terhadap manipulasi emosional. Akibat masih mengedepankan emosi, remaja lebih mudah terpengaruh oleh tekanan atau bujukan pasangan.
- Gangguan pada pendidikan, fokus pada hubungan romantis dapat mengalihkan perhatian dari tanggung jawab akademik, yang berdampak pada prestasi belajar.
- Dikucilkan oleh lingkungan karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangan dan membatasi perkembangan sosialnya.
- Konflik dengan keluarga. Jika anak berpacaran dengan orang dewasa, sebagian orang tua tidak akan menyetujui hubungan ini karena perbedaan usia dan ketidakseimbangan kekuatan dalam hubungan.
- Pelecehan dan Eksploitasi. Jika ada perbedaan usia yang signifikan, terutama jika salah satu pihak sudah dewasa, hubungan ini bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum dalam banyak negara.
- Anak yang terlibat dalam hubungan di bawah umur, terutama jika berakhir dengan skandal atau masalah serius, bisa menghadapi stigma dari masyarakat yang berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka.
- Rentan terhadap pengaruh negatif. Ketidakseimbangan dalam kedewasaan emosional dan pengalaman hidup dapat membuat remaja semakin rentan akan pengaruh negatif.
Cara Orang Tua Mencegah Anak agar Tidak Berpacaran di Bawah Umur
Foto: Freepik
Mencegah anak berpacaran di bawah umur dan mengedukasi mereka tentang hubungan yang sehat membutuhkan pendekatan yang bijaksana dari orang tua. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Membangun Koneksi sebelum Memberikan Koreksi
Pendekatan utama dalam mendidik anak adalah connection before correction, yaitu membangun hubungan yang erat sebelum menetapkan aturan. Ciptakan komunikasi yang nyaman agar anak tidak merasa takut atau malu membicarakan perasaan dan pengalaman mereka. Jangan langsung melarang tanpa memberi penjelasan, karena hal ini bisa membuat anak semakin penasaran dan malah merahasiakan hubungan mereka.
2. Menciptakan Linkungan Keluarga yang Hangat dan Penuh Kasih Sayang
Jika anak hanya mendapatkan aturan ketat dan ancaman tanpa adanya kedekatan emosional, mereka akan merasa tidak dipahami. Dalam kondisi seperti ini, anak bisa mencari kasih sayang dan perhatian di luar rumah, termasuk melalui hubungan pacaran yang belum matang.
3. Mengurangi Risiko Anak Mudah Dimanipulasi
Anak yang mendapat kasih sayang dan koneksi yang cukup di rumah akan lebih kuat dalam menghadapi pengaruh negatif dari luar. Mereka akan tidak mudah terjebak dalam hubungan yang bersifat manipulatif yang mana hanya memenuhi kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi di keluarga.
4. Memberikan Edukasi tentang Hubungan yang Sehat
Orang tua dapat menjelaskan bahwa hubungan romantis membutuhkan kematangan emosional, tanggung jawab, dan kesiapan mental. Ajarkan tentang batasan dalam hubungan, termasuk bagaimana menghargai diri sendiri dan tidak membiarkan diri terjebak dalam hubungan yang toxic.
5. Menjelaskan Kapan Waktu yang Tepat untuk Berpacaran
Meskipun tidak ada aturan pasti yang menyatakan tentang usia ideal menjalin hubungan, tetapi usia yang tepat adalah saat anak sudah cukup matang secara emosional dan memiliki kemandirian, yaitu sekitar usia 17-18 tahun ke atas. Pada usia ini, anak sudah lebih mampu mengelola emosinya, memahami konsekuensi dari suatu hubungan, dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan sosial atau manipulasi dari pasangan yang lebih tua.
6. Orang Tua Berperan Aktif, Bukan Diam Saja
Jika orang tua mengetahui anaknya menjalin hubungan yang tidak sesuai usia, mereka harus memberikan arahan yang jelas, bukan membiarkan begitu saja. Orang tua harus berani menetapkan batasan yang tegas, terutama jika anak mereka masih di bawah umur dan pasangannya jauh lebih tua.
7. Memberikan Kesibukan yang Positif untuk Anak dan Menjadi Contoh yang Baik
Dorong anak untuk fokus pada pendidikan, hobi, olahraga, atau kegiatan sosial agar mereka tidak mudah terdistraksi oleh hubungan romantis di usia yang terlalu muda. Jika anak aktif dalam berbagai kegiatan, mereka akan lebih sedikit waktu untuk berpikir tentang pacaran yang belum saatnya. Selain itu, penting juga untuk contoh dalam membangun hubungan yang sehat dan penuh rasa hormat.
BACA JUGA: Agar Anak Laki-laki Saya Tidak Melanggengkan Toxic Masculinity Seperti Ahmad Dhani
Kasus ini menunjukkan betapa kompleksnya dampak dari hubungan di bawah umur, baik secara emosional maupun sosial. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih waspada dan proaktif dalam mendampingi anak agar mereka dapat memahami batasan dalam hubungan dan tumbuh dalam lingkungan yang sehat.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Instagram @ron_sae dan Instagram @sohohyun_k216
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS