Yuk, kenali sifat-sifat anak sulung agar Mommies paham parenting seperti apa yang sesuai untuk mereka. Ketahui juga tantangan yang mereka alami.
Memang nggak semua anak sulung terlahir untuk menjadi pemimpin dunia, tetapi mereka tetap memiliki pengaruh yang besar dalam keluarga. Orang tua mungkin menyadari bahwa anak pertama cenderung memiliki naluri untuk memimpin, tetapi selain karakter sebagai pemimpin, ada banyak hal lain yang perlu diketahui tentang mereka.
Alfred Adler, seorang dokter medis Austria, psikoterapis, dan pendiri sekolah psikologi individual adalah pencetus konsep urutan kelahiran. Ia menemukan bahwa konsep ini berkontribusi pada kepribadian seseorang. Nah, artikel ini akan bantu orang tua mengetahui beberapa fakta yang didukung oleh penelitian tentang sifat anak pertama dan menerapkan pola asuh terbaik untuk mereka.
Berikut adalah beberapa karakteristik yang umumnya dikaitkan dengan anak pertama:
BACA JUGA: 15 Ciri Anak Remaja Kurang Kasih Sayang, Bisa Tumbuh dengan Banyak Masalah
“Anak sulung secara alami tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab baik di dalam rumah (keluarga) bahkan hingga ke situasi-situasi di luar keluarga,” jelas Brandy Smith, PhD, psikolog berlisensi di Thriveworks, di Birmingham, Atlanta. Anak pertama sering mengambil peran sebagai “orang tua kedua,” membantu mengurus rumah, membimbing adik-adiknya, dan menjadi panutan dalam keluarga. Karena mereka lebih dulu mengalami berbagai situasi dibandingkan adik-adiknya, mereka juga cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan.
“Anak tertua sering kali menjadi pemimpin alami karena mereka harus memikul tanggung jawab dan wewenang sejak usia muda. Hal ini khususnya terjadi dalam keluarga yang memiliki perbedaan usia yang signifikan antara saudara kandung,” papar Dr. Kevin Leman, penulis buku The Birth Order: Why You Are the Way You Are.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality menunjukkan bahwa anak pertama memiliki tingkat ketelitian dan kedisiplinan yang lebih tinggi. Mereka terbiasa melakukan sesuatu dengan rapi dan teratur, serta memiliki kecenderungan untuk taat aturan.
Dibandingkan dengan anak-anak lain dalam keluarga, anak sulung cenderung introvert. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan sendirian saat kecil sebelum adik-adik mereka lahir, sehingga mereka lebih nyaman dengan kesendirian. Meskipun tidak semua anak sulung menjadi introvert, banyak dari mereka lebih suka merenung dan berpikir mendalam sebelum berbicara atau bertindak.
Penelitian yang dilakukan untuk buku Anxious Kids menunjukkan bahwa anak sulung lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan anak-anak lain dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh tekanan tinggi yang mereka hadapi dari orang tua, baik dalam hal akademik, perilaku, maupun pencapaian hidup.
Menurut Smith, anak sulung biasanya lebih patuh terhadap aturan dan tata tertib, baik di rumah dan di sekolah. Mereka terbiasa menjalankan rutinitas dan sering kali berperan sebagai “pembuat” dan “penjaga” aturan.
Karena sering dianggap sebagai “panutan,” anak sulung sering kali memiliki jiwa kompetitif yang kuat, baik terhadap adik-adiknya maupun teman-temannya. Meski kompetisi bisa menjadi dorongan positif, orang tua perlu memastikan bahwa hal ini tidak berkembang menjadi persaingan yang tidak sehat. Anak sulung harus diajarkan bahwa setiap individu memiliki jalannya sendiri untuk mencapai kesuksesan
Mereka memiliki naluri untuk menjaga dan melindungi adik-adiknya. Mulai dari memberi nasihat hingga membela mereka dalam situasi-situasi tertentu.
Anak pertama sering kali mendahulukan kebutuhan adik-adik dan orang tuanya di atas kebutuhannya sendiri. Mereka rela mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi.
Tekanan yang mereka hadapi sejak kecil membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh dan mudah beradaptasi. Mereka juga dapat diandalkan. Baik untuk keluarga, teman-temannya, atau di tempat kerja. Anak tertua sering kali menjadi orang yang selalu ada, apa pun yang terjadi.
“Menjadi anak pertama bukanlah hal yang mudah. Anak sulung merasakan tekanan untuk memenuhi harapan tinggi yang diberikan kepada mereka, serta stres karena merasa harus menjadi panutan yang sempurna bagi adik-adiknya,” papar Nicholette Leanza, LPCC-S, konselor klinis profesional berlisensi dan terapis di LifeStance Health. Berikut beberapa tantangan yang dialami anak pertama:
Mommies bisa menerapkan pola asuh agar anak sulung tidak merasa terbebani dengan statusnya. Berikut beberapa tips parenting yang bisa Mommies terapkan:
Jangan membebani anak sulung dengan ekspektasi tinggi. Jika mereka gagal, ajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Pastikan untuk meluangkan waktu berkualitas dengan anak sulung agar mereka merasa dihargai dan tidak diabaikan.
Jika mereka memiliki tanggung jawab lebih, berikan juga hak istimewa seperti waktu bersantai atau kesempatan untuk menikmati aktivitas favoritnya.
Berikan apresiasi atas usaha dan kepemimpinan mereka dalam keluarga agar anak sulung Mommiesmerasa dihargai.
Beri kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan pendapat mereka tanpa selalu dikaitkan dengan tanggung jawab sebagai anak pertama.
Jangan menuntut mereka untuk selalu menjadi sempurna atau menjadi contoh bagi adik-adiknya.
Ciptakan lingkungan yang nyaman agar mereka bisa mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka.
Ajarkan anak sulung untuk bekerja sama dengan adik-adiknya, bukan hanya mengatur mereka. Ini akan membantu membangun hubungan yang lebih harmonis dalam keluarga.
Biarkan anak sulung mengambil keputusan sendiri dalam beberapa hal, sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman dan membangun rasa percaya diri.
Selain berbicara tentang tanggung jawab, pastikan ada momen khusus untuk bersenang-senang bersama, seperti bermain atau melakukan hobi bersama.
BACA JUGA: 7 Hal yang Harus Dihindari saat Anak Tantrum, Orang Tua Harus Tahu!
Cover: Kampus Production on Pexels