Banjir yang merendam beberapa wilayah Bekasi bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental korban banjir. Bagaimana upaya evakuasi anak dan orang tua?
Beberapa hari belakangan hujan deras mengguyur Jabodetabek. Kondisi cuaca dan curah hujan tinggi membuat beberapa area dilandar banjir besar. Mulai dari Puncak Bogor, sedikit wilayah Jakarta, hingga banyak wilayah di Bekasi.
Musibah banjir ini tidak hanya menyebabkan banyak rumah warga terendam, tapi juga mengganggu aktivitas dan mobilitas sehari-hari, risiko kesehatan terutama pada anak dan lansia.
Terakhir dilanda banjir besar pada 2020, banjir di Bekasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Dilansir dari CNN Indonesia, intensitas hujan yang tinggi dan terus-menerus dalam durasi lama dalam beberapa hari terakhir di wilayah hulu Kali Bekasi dan Kota Bekasi menyebabkan peningkatan debit air dan banjir di beberapa wilayah. Terdapat 20 titik dan 7 wilayah kecamatan di Bekasi yang terendam banjir antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Kecamatan Rawalumbu.
Selain itu, mengutip dari detik.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan penyebab banjir di Bekasi karena air kiriman dari Bogor, daerah pegunungan di selatan. Sempat diguyur hujan deras dengan durasi yang lama, air dari Bogor mengalir ke sungai-sungai yang bermuara di utara, termasuk Bekasi.
Penyebab lainnya karena sistem drainase yang buruk dan tidak memadai untuk memperlambat aliran air sungai, sehingga air meluap dan menggenangi permukiman warga. Serta perubahan tata ruang, lahan, dan pembangunan yang tidak terkendali sehingga memperburuk kondisi drainase dan meningkatkan risiko banjir.
BACA JUGA: Hindari Peralatan Listrik Rusak Akibat Banjir, Ini Cara Penanganan Listrik di Rumah saat Banjir
Air sungai yang meluap dan menyebabkan banjir dapat menimbulkan dampak buruk terutama bayi, anak, dan usia rentan seperti orang tua dan lansia. Beberapa dampak yang bisa terjadi di antaranya:
Bayi, anak-anak, dan orang tua menjadi kelompok yang rentan terhadap penyakit yang diakibatkan sanitasi yang buruk dan air yang kotor akibat banjir seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit lainnya.
Warga yang memiliki mobilitas untuk bekerja ke luar rumah memiliki kesulitan untuk mengakses jalan akibat terendam banjir. Bukan hanya itu, orang tua dan lansia juga kesulitan untuk mengakses bantuan dan layanan kesehatan.
Rumah yang terendam banjir membutuhkan renovasi segera setelah surut untuk menjaga rumah tetap aman dan layak huni. Belum lagi perabotan rumah tangga dan elektronik yang rusak akibat tidak memungkinkannya dilakukan evakuasi ketika banjir cepat naik. Tentunya semua kebutuhan ini mengharuskan pemilik rumah untuk mengeluarkan biaya renovasi yang tinggi, bahkan membeli peralatan baru.
Banjir yang menggenang rumah bahkan hingga atap membuat banyak keluarga dan warga yang harus kehilangan tempat tinggal dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Banjir besar yang melanda Bekasi dan beberapa wilayah lainnya dapat menyebabkan trauma psikologis, terutama pada anak-anak yang mudah merasa takut dan pada lansia yang memiliki keterbatasan bergerak.
Evakuasi yang cepat dan terkoordinasi sangat penting dilakukan saat situasi banjir yang pasang dan cepat naik. Evakuasi pun sebaiknya diprioritaskan untuk anak-anak dan orang tua.
Ini beberapa upaya evakuasi yang dapat dilakukan jika terjadi banjir:
Ada beberapa kelompok tertentu yang harus diprioritaskan seperti bayi, anak-anak, orang tua, lansia, dan penyandang disabilitas.
Pemerintah dan masyarakat yang tidak terkena dampak banjir bisa membantu menyediakan tempat pengungsian yang aman dari banjir dan nyaman untuk istirahat. Tempat pengungsian harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, terutama air bersih, sanitasi, pakaian, selimut untuk tidur, dan makanan yang bergizi.
Karena bisa berdampak pada kesehatan fisik, mental dan menyebabkan trauma, tim medis dan psikolog harus siaga untuk memberikan bantuan kesehatan dan psikologis pada korban banjir, terutama anak-anak dan lansia.
Masyarakat yang tidak terkena banjir juga dapat berperan aktif dalam membantu proses evakuasi dan memberikan bantuan sosial pada masyarakat yang menjadi korban banjir. Bantuan kecil dari masyarakat sekitar juga sangat penting bagi korban banjir.
Agar evakuasi berjalan dengan baik dan lancar, koordinasi yang baik dari instansi pemerintah, lembaga masyarakat, dan relawan sangat penting dilakukan.
BACA JUGA: Segera Lakukan 8 Hal Ini saat Membersihkan Rumah setelah Banjir
Mommies, kita doakan semoga musibah banjir yang melanda beberapa wilayah Jakarta dan Bekasi dapat segera surut dan para korban banjir khususnya anak dan orang tua bisa dievakuasi ke tempat yang aman dan nyaman.
Cover: Pok Rie on Pexels