banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Tren 4 Hari Kerja Makin Populer, Apa Kata Pakar soal Indonesia?

author

Mommies Daily8 hours ago

Tren 4 Hari Kerja Makin Populer, Apa Kata Pakar soal Indonesia?

Benarkah kebijakan 4 hari kerja bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan? Cek pandangan pakar berikut ini!

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep bekerja 4 hari dalam seminggu semakin populer di berbagai negara. Beberapa negara seperti Jerman, Belgia, Inggris, dan Finlandia telah menerapkan kebijakan ini tanpa mengurangi gaji karyawan.

Bahkan, Menteri BUMN di Indonesia juga telah melakukan uji coba kebijakan serupa di beberapa perusahaan BUMN. Namun, apakah sistem ini benar-benar efektif? Apakah kebijakan ini bisa diterapkan di Indonesia secara luas?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Mommies Daily berbincang dengan Dr. Arum Etikariena, M.Psi., Psikolog, guna menggali manfaat, tantangan, serta peluang penerapan sistem kerja ini di Indonesia.

BACA JUGA: Wacana 4 Hari Kerja di Jakarta, Dampak hingga Manfaatnya bagi Ibu Bekerja

Manfaat dan Tantangan Kebijakan 4 Hari Kerja

Foto: Freepik

Menurut Dr. Arum, kebijakan 4 hari kerja adalah salah satu bentuk desain lingkungan kerja yang bertujuan meningkatkan kenyamanan karyawan. Kebijakan ini didasarkan pada berbagai manfaat yang bisa dirasakan baik oleh karyawan maupun perusahaan.

Manfaat bagi Karyawan dan Perusahaan:

  • Meningkatkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
  • Meningkatkan etos kerja dan kepuasan karyawan.
  • Mendorong karyawan untuk bekerja lebih efektif dalam waktu yang lebih singkat.
  • Memicu produktivitas organisasi karena karyawan lebih bahagia dan bersemangat.

Namun, di sisi lain, ada beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan, seperti:

  • Stabilitas finansial perusahaan jika tetap membayar gaji penuh dengan waktu kerja yang lebih singkat.
  • Kelancaran operasional bisnis dan layanan terhadap konsumen.
  • Kesiapan sektor industri tertentu seperti jasa, pelayanan medis, pendidikan, dan manufaktur yang bergantung pada kehadiran fisik karyawan.

Untuk perusahaan berbasis teknologi, kebijakan ini mungkin lebih mudah diterapkan karena fleksibilitas kerja yang lebih tinggi. Namun, bagi perusahaan dengan sistem pelayanan langsung kepada pelanggan, tantangan ini masih cukup besar.

Apakah 4 Hari Kerja Benar-Benar Meningkatkan Produktivitas?

Foto: Freepik

Salah satu faktor utama dalam kebijakan ini adalah bagaimana sistem kerja akan diterapkan. Menurut informasi yang dihimpun dari Tempo.com, jika 4 hari kerja diterapkan dengan konsep work compressed, di mana total jam kerja tetap 40 jam per minggu (dengan 10 jam kerja per hari), maka efektivitasnya masih perlu dikaji lebih lanjut.

“Bekerja lebih dari 8 jam sehari dapat berdampak negatif bagi karyawan, baik secara fisik maupun mental. Batas optimal waktu kerja manusia dalam satu hari adalah 8 jam. Jika dipaksakan menjadi 10 jam sehari, risiko kelelahan fisik dan mental meningkat, yang justru bisa menurunkan produktivitas,” jelas Dr. Arum.

Idealnya, jika ingin menerapkan kebijakan 4 hari kerja, jam kerja maksimal dalam seminggu adalah 32 jam, bukan 40 jam. Jika karyawan dipaksa bekerja lebih lama dalam sehari demi menutup jam kerja yang hilang, maka manfaat keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi justru bisa hilang.

Peluang Penerapan 4 Hari Kerja di Indonesia

Foto: Freepik

Apakah kebijakan ini bisa diterapkan di Indonesia? Menurut Dr. Arum, kebijakan ini bisa dicoba, tetapi memerlukan studi komprehensif terlebih dahulu.

Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam fleksibilitas kerja selama pandemi COVID-19, dengan adanya sistem kerja dari rumah (work from home/ WFH) dan sistem kerja hibrida. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.

  • Disiplin dan Etos Kerja: Tidak semua karyawan di Indonesia memiliki kemandirian kerja yang tinggi. Etos kerja yang kuat diperlukan untuk memastikan tugas tetap selesai dalam waktu yang lebih singkat.
  • Pengawasan Pekerjaan: Para pemimpin tim atau atasan perlu memastikan bahwa pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik dalam waktu yang lebih terbatas.
  • Adaptasi Industri: Sektor bisnis yang membutuhkan kehadiran fisik mungkin akan lebih sulit menerapkan sistem ini dibandingkan perusahaan berbasis teknologi atau kebijakan.

Meskipun begitu, dengan persiapan yang matang dan edukasi yang menyeluruh bagi karyawan dan perusahaan, sistem ini masih mungkin untuk diuji coba di Indonesia. Negara-negara yang telah sukses menerapkannya bisa menjadi referensi untuk memahami tantangan dan solusi yang dapat diterapkan di Indonesia.

Kebijakan 4 hari kerja menawarkan banyak manfaat, seperti peningkatan keseimbangan hidup dan produktivitas karyawan. Namun, tantangan dalam hal stabilitas keuangan perusahaan, efektivitas kerja, dan kesiapan industri harus menjadi pertimbangan utama sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan secara luas di Indonesia.

Jika sistem ini diterapkan tanpa mengurangi jam kerja mingguan, dampak negatifnya bisa lebih besar daripada manfaatnya. Oleh karena itu, perlu kajian lebih dalam sebelum kebijakan ini diterapkan secara nasional.

Mommies, bagaimana menurut kalian? Apakah kebijakan 4 hari kerja ini menarik untuk diterapkan di Indonesia? Yuk, bagikan pendapat kalian di kolom komentar.

BACA JUGA: Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun Mulai 2025, Ini Dampaknya bagi Pekerja

Ditulis oleh: Nazla Ufaira Sabri

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan