banner-detik
PARENTING & KIDS

Jangan Panik! Ini 5 Tips Hadapi Fase Anal pada Perkembangan Seksual Anak

author

Mommies Daily2 days ago

Jangan Panik! Ini 5 Tips Hadapi Fase Anal pada Perkembangan Seksual Anak

Si kecil sedang berada di fase anal? Tidak perlu khawatir! Yuk, kenali tanda-tanda hingga pengaruh perkembangan fase anal pada karakter anak.

Perkembangan seksual pada anak merupakan proses alami yang terjadi seiring bertambahnya usia dan berhubungan dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Proses yang dimulai sejak bayi hingga remaja ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan keluarga, budaya, serta pengalaman awal. Masing-masing individu akan melewati lima tahap perkembangan seksual, teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud.

Salah satu tahap perkembangan seksual yang dimaksud adalah fase anal. Untuk membahas fase anal lebih lanjut, Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya kepada dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), Sexologist terkait tanda-tanda bahwa anak sedang berada di fase anal hingga langkah yang dapat orang tua lakukan saat anak mengalami kesulitan dalam fase ini.

BACA JUGA: 5 Tahap Perkembangan Seksual Anak, dari Bayi hingga Remaja

Apa itu Fase Anal?

Fase anal merupakan fase yang berlangsung di saat pemenuhan kenikmatan seksual anak berada pada daerah anus dan sekitarnya. Fase ini umumnya berlangsung pada usia 1.5 -3 tahun. Hal ini disebabkan karena pusat kenikmatan berada pada anus, sehingga anak senang menahan buang air besar, padahal pada masa ini orang tua sudah mulai mengajarkan si kecil untuk toilet training.

Tanda-Tanda Anak sedang Berada di Fase Anal

Berdasarkan penjelasannya, dokter Haekal menyebutkan beberapa hal yang menjadi pertanda bahwa anak sedang berada di fase anal yang sehat. Beberapa diantaranya, meliputi.

1. Anak Senang Menahan Buang Air Besar

Pada tahap ini, anak mulai mencoba menahan atau menunda buang air sebagai bentuk eksplorasi terhadap kontrol tubuh mereka. Hal ini dapat ditunjukkan oleh mereka dan merasa bangga saat mampu mengendalikan dorongan tersebut.

2. Merasa Puas saat Belajar Toilet Training

Hal lain yang menandakan anak sedang berada di fase anal adalah mereka merasa puas saat belajar toilet training. Anak akan merasa bangga dan puas saat berhasil menggunakan toilet secara mandiri. Mereka juga mulai memahami aturan menjaga kebersihan, seperti menyiram toilet atau mencuci tangan setelahnya.

3. Mampu Mengendalikan Kebutuhan Tubuhnya

Anak yang berada dalam fase anal mulai memahami kapan mereka perlu buang air dan dapat menahannya hingga waktu yang tepat. Selain itu, anak pada tahap ini cenderung mengeksplorasi batasan kontrol dirinya, misalnya dengan sengaja menunda atau mempercepat buang air sebagai bentuk latihan mengendalikan tubuh mereka.

Cara Orang Tua Menghadapi Eksplorasi Tubuh Anak saat Fase Anal

fase anal

Foto: Freepik

Sebagai orang tua, penting untuk menghadapi eksplorasi tubuh yang dilakukan oleh si kecil dengan bijak dan tepat agar mereka mendapatkan pemahaman yang sehat tentang tubuhnya. Berikut ini beberapa cara yang dapat Mommies terapkan saat menghadapi anak yang sedang dalam fase anal.

1. Bersikap Tenang dan Tidak Bereaksi Berlebihan

Apabila anak mulai menunjukkan bentuk ketertarikannya pada tubuhnya, orang tua tidak perlu panik dan langsung melarang dengan keras. Reaksi negatif justru dapat membuat anak merasa malu dan bingung pada tubuhnya sendiri. Hadapilah dengan tenang dan berikan penjelasan sederhana dan mudah dimengerti.

2. Mendukung Toilet Training dengan Positif

Proses toilet training menjadi bagian penting dalam fase anal. Mommies perlu membimbing anak secara sabar dan jangan lupa untuk memberikan pujian saat mereka berhasil menggunakan toilet dengan benar. Hindari hukuman atau teguran keras ketika anak mengalami kegagalan, karena hal ini dapat mempengaruhi cara mereka memahami kontrol tubuhnya di masa depan.

3. Memberikan Pemahaman akan Kebersihan

Selain diajarkan untuk mengenal fungsi tubuh, anak juga perlu diajarkan untuk menjaga kebersihan setelah buang air besar. Mommies dapat mengajarkan hal sederhana, seperti mencuci tangan dan menjaga area pribadi agar tetap bersih dengan cara yang menyenangkan agar mereka mudah mengingat dan tetap menerapkannya.

Pengaruh Perkembangan Fase Anal pada Karakter Anak

Perkembangan fase anal memiliki pengaruh signifikan terhadap karakter dan kebiasaan anak di masa depan, terutama dalam hal disiplin, kemandirian, serta sikap terhadap aturan. Jika proses toilet training dilakukan dengan seimbang, tidak terlalu ketat, serta terlalu longgar, maka anak cenderung tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan mampu mengendalikan dirinya dengan baik.

Dampak jika Anak Tidak Berkembang pada Fase Anal

Jika perkembangan dalam fase anal tidak berjalan dengan benar, misalnya karena pendekatan yang terlalu keras, permisif, atau terlalu longgar, maka anak dapat mengalami dampak jangka panjang terhadap karakter dan perilakunya. Berikut ini sekian dampak yang dapat dialami oleh anak berdasarkan hasil wawancara dengan dokter Haekal.

  1. Mengembangkan sifat obsesif – kompulsif
  2. Anak menjadi terlalu perfeksionis
  3. Terlalu kaku dalam menjalankan hidup (karakter anal – retentif)
  4. Tumbuh menjadi pribadi yang kurang disiplin
  5. Menjadi lebih ceroboh
  6. Tidak terorganisir (karakter anal – ekspulsif)

Tips Orang Tua Mengatasi Anak yang Kesulitan Menghadapi Fase Anal

Foto: Freepik

Fase anal merupakan tahap penting dalam perkembangan anak, terutama dalam hal kontrol diri, kebersihan, dan kemandirian. Namun, tidak semua anak dapat melewati fase ini dengan mudah. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak melewati fase ini dengan lebih baik.

1. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Tidak Memaksa

Memaksa anak untuk segera menguasai toilet training atau menekan mereka agar segera mengendalikan kebutuhannya justru dapat membuat anak merasa stres. Biarkan anak belajar secara bertahap sesuai dengan kesiapan mereka, sambil terus memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran. Mommies bisa menggunakan cara-cara kreatif, seperti buku cerita atau lagu tentang toilet training, agar anak merasa lebih tertarik dan tidak ragu untuk mencoba.

2. Memberikan Pujian dan Penghargaan

Saat anak berhasil menggunakan toilet atau menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam mengendalikan kebutuhannya, berikan pujian atau bentuk apresiasi lainnya. Hal ini diyakini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan membuat mereka lebih termotivasi untuk mencoba lagi.

3. Melatih Kemandirian secara Bertahap

Orang tua dapat memulai dengan mengenalkan anak pada rutinitas sederhana, seperti memberi tahu kapan waktu yang tepat untuk buang air besar, mengenalkan toilet dengan cara yang menyenangkan, serta mengajarkan cara membersihkan diri setelah buang air besar. Biarkan anak untuk berlatih dengan bimbingan, tanpa adanya paksaan, agar mereka merasa nyaman dan percaya diri.

4. Menghindari Sikap Otoriter atau Terlalu Memanjakan

Sikap yang terlalu otoriter, seperti memaksa anak untuk segera menguasai toilet training dengan ancaman atau hukuman, justru dapat membuat anak merasa cemas, takut gagal, atau bahkan memberontak. Sebaliknya, jika orang tua terlalu memanjakan anak, mereka dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan kebiasaan disiplin dan kontrol diri.

5. Menciptakan Rutinitas yang Konsisten dan Amati Tanda-Tanda Stres

Mommies dapat membantu dengan menetapkan jadwal buang air yang teratur, seperti mengajak anak ke toilet setelah makan atau sebelum tidur. Dengan rutinitas yang konsisten, anak akan lebih mudah memahami kapan waktu yang tepat untuk buang air. Apabila si kecil menunjukkan tanda-tanda stres, seperti menahan buang air, menjadi rewel, atau menunjukkan ketakutan terhadap toilet, berikan pendekatan yang lebih lembut dan suportif.

Sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan yang penuh kasih dan sabar selama fase anal anak. Dengan pendekatan yang seimbang, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan perkembangan seksualnya secara sehat di masa depan.

BACA JUGA: Waspadai Child Grooming, Pelecehan Seksual Anak Via Media Sosial

Ditulis oleh: Nariko Christabel

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan