Pahami fase oral dalam perkembangan anak, tanda-tandanya, hingga peran penting orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat.
Saat bayi memasukkan tangan, mainan, atau benda apa pun ke dalam mulutnya, Mommies mungkin bertanya-tanya, “Kenapa sih anak suka menggigit dan menghisap segala sesuatu?” Ternyata, ini bukan sekadar kebiasaan iseng, melainkan bagian dari fase perkembangan yang disebut fase oral.
Fase oral adalah tahap pertama dalam perkembangan psikoseksual anak, di mana mulut menjadi sumber utama eksplorasi dan kenyamanan. Pada tahap ini, bayi belajar banyak hal melalui hisapan, gigitan, dan menjilat benda di sekitarnya.
Namun, tahukah Mommies bahwa fase oral yang tidak berkembang dengan baik bisa berdampak hingga anak tumbuh dewasa? Anak yang kurang mendapatkan stimulasi oral berisiko mengalami kebiasaan seperti menggigit kuku, merokok, atau ngemil berlebihan saat stres.
Agar fase ini berjalan optimal, orang tua perlu memahami tanda-tandanya, manfaatnya, serta cara memberikan stimulasi yang tepat.
BACA JUGA: Atasi Hidung Tersumbat, 7 Alat Penyedot Ingus Ini Solusinya
Fase oral adalah tahap pertama dalam teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud. Pada fase ini, bayi mendapatkan kepuasan dan kenyamanan melalui mulutnya, seperti menghisap, menggigit, dan memasukkan benda ke dalam mulut.
Menurut psikolog Samanta Elsener, M.Psi., fase ini terjadi sejak bayi baru lahir hingga usia sekitar 1,5 tahun. Pada masa ini, refleks oral sangat dominan dan berperan penting dalam perkembangan emosional, sensorik, dan fisik anak.
Bayi yang mendapatkan cukup stimulasi oral cenderung lebih tenang, percaya diri, dan memiliki perkembangan bicara yang baik. Sebaliknya, gangguan dalam fase ini dapat berdampak hingga masa dewasa, seperti kebiasaan menggigit kuku, merokok, atau makan berlebihan saat stres.
Mommies mungkin sering melihat bayi memasukkan berbagai benda ke dalam mulutnya. Itu adalah bagian dari perkembangan fase oral yang normal. Berikut beberapa tanda yang umum terlihat:
Fase oral bukan sekadar kebiasaan bayi memasukkan benda ke mulut. Lebih dari itu, fase ini memiliki banyak manfaat penting bagi perkembangan anak, di antaranya:
Sebagai orang tua, penting untuk memberikan stimulasi yang tepat agar fase oral berkembang dengan baik. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
BACA JUGA: MD New Parents 101: Sleep Training untuk Bayi 0-2 Tahun, Perlukah?
Selain mendukung fase ini, Mommies juga perlu menghindari hal-hal yang bisa berdampak negatif, seperti:
Jika fase oral terganggu atau tidak terpenuhi dengan baik, dampaknya bisa terbawa hingga anak tumbuh dewasa. Beberapa di antaranya adalah:
Jawabannya, iya. Menurut Sigmund Freud, seseorang yang mengalami fiksasi oral cenderung memiliki kebiasaan tertentu di masa dewasa. Beberapa contohnya adalah:
Orang tua perlu memahami bahwa fase oral bukan sekadar kebiasaan anak memasukkan benda ke mulut, tetapi juga memiliki peran penting dalam perkembangan sensorik, emosional, dan bicara anak. Memberikan stimulasi oral yang tepat seperti teether atau MPASI dengan tekstur bervariasi, dapat membantu perkembangan anak agar lebih optimal.
Sebaliknya, jika fase ini terganggu, dampaknya bisa terbawa hingga dewasa dalam bentuk fiksasi oral, seperti kebiasaan menggigit kuku, merokok, atau makan berlebihan saat stres. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mendukung anak melewati fase ini dengan aman dan sehat.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fase oral, Mommies bisa lebih tenang dalam menghadapi kebiasaan anak yang sering memasukkan benda ke mulut. Yang penting, pastikan mereka mengeksplorasi dunia dengan cara yang aman dan sehat.
Penulis: Nazla Ufaira Sabri
Cover: Freepik