8 Aktivitas untuk Melatih Anak Berpikir Kritis dan Manfaatnya Menurut Psikolog!

Parenting & Kids

Mommies Daily・12 Feb 2025

detail-thumb

Simak manfaat berpikir kritis untuk anak serta deretan aktivitas seru yang mudah dan bisa dilakukan di rumah menurut Psikolog!

Sebagai orang tua, Mommies pasti ingin anak tumbuh dengan keterampilan berpikir kritis yang kuat. Kemampuan ini penting untuk membantu mereka memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan berpikir secara logis. Apalagi, di era digital seperti sekarang, anak-anak terpapar begitu banyak informasi, sehingga mereka perlu memiliki kemampuan memilah dan menganalisis mana yang benar dan mana yang hanya sekadar opini atau bahkan hoaks.

BACA JUGA: 3 Tips Menggunakan AI untuk Anak Sekolah Tetap Kreatif dan Kritis, Kata Pakar 

Alasan Pentingnya Melatih Anak Berpikir Kritis Sejak Dini

“Kemampuan berpikir kritis itu sangat membantu pada seseorang nantinya di masa dewasa agar bisa mandiri, mudah mengambil keputusan, menganalisis masalah, memecahkan masalah, dan memiliki kepekaan terhadap masalah lebih detail. Berpikir kritis juga dapat membantu seseorang untuk bisa menyesuaikan diri di dalam lingkungan sosial,” jelas Ratri Kartikaningtyas, M.Psi, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, serta Founder Bliss Happiness Clinic, tentang pentingnya berpikir kritis sejak dini

Ini Waktu yang Tepat untuk Melatih Anak Berpikir Kritis

Mommies pasti pernah mengalami momen di mana si kecil terus bertanya tanpa henti, mulai dari ‘Kenapa langit biru?’ sampai ‘Kenapa ikan nggak bisa jalan?’ Nah, daripada bingung menjawab, ini justru kesempatan emas untuk melatih berpikir kritis mereka, lho!

Berdasarkan jawaban dari Psikolog Ratri, Mommies sudah bisa melatih anak untuk berpikir kritis mulai dari awal kehidupannya yaitu pada usia 0 bulan – 3 tahun dengan mengajak anak untuk mulai mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Pada usia balita, Mommies bisa melatihnya dengan mengajaknya untuk mulai beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Memasuki usia 6-12 tahun, anak akan lebih dilatih untuk mampu beradaptasi dan bersosialisasi lebih intens dengan lingkungannya. Puncaknya anak mampu berpikir kritis secara matang yaitu pada usia di atas 12 tahun, terutama pada usia remaja.

8 Aktivitas Seru untuk Melatih Berpikir Kritis Anak

Foto: Freepik

Berikut ini berbagai aktivitas sederhana yang bisa Mommies coba bareng si kecil untuk melatih kemampuan berpikir kritisnya!

1. Melakukan Diskusi Terbuka dengan Anak

Mengajak anak berdiskusi secara terbuka bisa menjadi cara efektif untuk melatih berpikir kritis. Coba tanyakan pendapat mereka tentang suatu hal, misalnya, “Menurut kamu, apa yang harus dilakukan jika seseorang lupa membawa bekal ke sekolah?” atau “Kenapa kita harus berbagi dengan teman?” Dengan berdiskusi, anak belajar mengungkapkan opini, mendengarkan perspektif orang lain, dan berpikir lebih analitis.

“Melakukan diskusi yang terbuka dengan anak, seperti menanyakan tentang pengalaman, hari ini ngapain aja, sangat penting dilakukan untuk melatih berpikir kritis,” jelas Psikolog Ratri.

2. Bermain Permainan Sensorik

Bagi Mommies yang memiliki anak usia balita, bermain sensorik bisa menjadi cara seru melatih berpikir kritis. Misalnya, bermain dengan pasir kinetik, air berwarna, atau berbagai tekstur bahan. Aktivitas ini merangsang rasa ingin tahu, eksplorasi, dan membantu mereka memahami konsep sebab-akibat secara alami.

Menurut Psikolog Ratri, “Permainan sensori untuk balita juga diutamakan karena kemampuan komunikasinya masih sangat terbatas sehingga dengan permainan sesuai dengan usianya yang mengandalkan sensori juga sangat membantu melatihnya berpikir kritis.”

3. Bermain Peran

Saat bermain peran, anak belajar melihat dunia dari perspektif orang lain. Tanyakan, “Kalau kamu jadi dokter, apa yang akan kamu lakukan?” atau “Kenapa seseorang bisa berpikir seperti ini?” Dengan begitu, mereka terbiasa mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

4. Menyelesaikan Permainan Puzzle atau Teka-Teki

Puzzle seperti sudoku, teka-teki silang, atau rubik bisa menjadi ide permainan untuk membantu anak berpikir sistematis, melihat pola, dan membuat strategi. Permainan ini disesuaikan dengan kemampuan pada usianya. Ini cara seru untuk melatih otak mereka agar lebih terstruktur.

5. Debat Sehat

Ajak anak berdiskusi tentang suatu topik dan biarkan mereka mengungkapkan pendapatnya. Tantang mereka untuk memberikan alasan yang kuat. Ini akan melatih kemampuan mereka dalam menganalisis informasi, mencari bukti, dan menyampaikan argumen dengan jelas.

6. Tebak-tebakan Logika

Cara sederhana lainnya yang bisa Mommies lakukan di rumah dengan si kecil bisa melalui tebak-tebakan logika. Permainan ini dapat melatih mereka berpikir analitis, mencari pola, dan membuat kesimpulan. Selain seru, ini juga mengajarkan mereka untuk lebih teliti dan kreatif dalam mencari solusi.

7. Kotak Misteri

Mengajak anak menebak benda di dalam kotak hanya dengan meraba, melatih analisis, serta menstimulasi indra peraba. Anak akan menggunakan logika dan pengalaman sebelumnya untuk mengenali benda tanpa melihat. Kamu bisa menambahkan berbagai tekstur seperti kapas, kancing, spons, atau bahkan benda dengan bentuk unik untuk meningkatkan tantangan. Selain menstimulasi indra peraba, aktivitas ini juga melatih keterampilan observasi, konsentrasi, serta kepercayaan diri anak dalam mengambil keputusan.

8. Ajak Anak untuk Menyusun Jadwal Harian

Mommies bisa mengajak anak untuk mengatur waktu mereka sendiri dengan membuat jadwal sederhana, misalnya kapan waktu bermain, belajar, dan istirahat. Ini membantu mereka memahami konsep prioritas dan konsekuensi.

Manfaat Berpikir Kritis untuk Masa Depan

Anak yang terbiasa berpikir kritis sejak dini akan lebih siap menghadapi tantangan hidup karena.

  • Lebih Mandiri, Anak akan memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
  • Tidak Mudah Terpengaruh, Anak mampu memilah informasi yang benar dan nggak gampang termakan hoaks.
  • Lebih Percaya Diri, Anak akan lebih terbiasa mempertanyakan, menganalisis, dan menemukan solusi sendiri.
  • Mudah Beradaptasi, Kemampuan beradaptasi yang dimiliki anak akan memudahkannya dalam menghadapi perubahan dengan cara berpikir yang fleksibel.

BACA JUGA: 8 Cara Melatih Anak untuk Berpikir Kritis, Jadi Mandiri dan Kreatif

Ditulis oleh: Aisyah Saharani Zulfahnur

Cover: Freepik