Walau kebotakan pada pria dan wanita sulit dicegah, namun bisa diatasi dengan pengobatan mandiri hingga transplantasi rambut.
Semakin bertambah usia, kondisi fisik juga mengalami perubahan. Ada beberapa hal yang sulit dicegah, salah satunya kebotakan. Kalau mommies atau pasangan mengalami rambut semakin rontok, dan helai rambut di area garis rambut sudah tampak semakin jarang, bisa jadi ini adalah tanda kebotakan.
Kondisi kebotakan yang umum terjadi pada laki-laki maupun perempuan adalah androgenetic alopecia. Kebotakan ini terjadi karena faktor genetik ataupun hormonal, dan akan menjadi permanen. Artinya, jika sudah botak permanen, rambut pada kulit kepala tak akan tumbuh kembali.
Umumnya, alopecia androgenetic atau biasa juga disebut male pattern baldness atau female pattern hair loss, lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Kerontokan rambut bisa terjadi mulai usia 20-an atau 30-an, dan ditandai dengan kemunduran garis rambut. Ada perbedaan pola kerontokan rambut antara pria dan wanita.
Tanda kebotakan pada pria:
Tanda kebotakan pada wanita:
Melansir Medline Plus, situs pustaka kedokteran Amerika Serikat, berikut ini adalah beberapa faktor penyebab terjadinya kebotakan akibat pengaruh genetik atau androgenetic alopecia.
1. Faktor genetik
Faktor genetik memainkan peranan penting dalam terjadinya kebotakan, baik pada perempuan maupun laki-laki. Apabila orang tua kita pernah mengalami kebotakan, maka faktor risiko mejadi lebih tinggi untuk kita mengalami hal serupa.
2. Faktor hormonal
Menurut penelitian, androgen disebut sebagai hormon yang bertanggung jawab atas terjadinya kebotakan. Androgen, terutama dihidrotestosteron (DHT) adalah hormon yang mengatur gairah seks dan pertumbuhan rambut pada pria dan wanita.
Androgen bertugas mengendalikan siklus pertumbuhan dan kerontokan rambut pada folikel rambut. Terlalu banyak stimulasi pada folikel rambut oleh androgen dapat menyebabkan fase pertumbuhan lebih pendek. Ini menyebabkan helaian rambut menjadi lebih pendek dan tipis, dan pertumbuhan rambut baru jadi terhambat. Lama-lama, terjadi penipisan atau kerontokan rambut hingga botak
3. Kondisi medis
Penyakit jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker prostat pada pria atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) pada wanita dipercaya para peneliti dapat meningkatkan kadar androgen, sehingga bisa menyebabkan kebotakan.
Penyebab lain kerontokan rambut yang bisa menyebabkan kebotakan secara non genetik yaitu sakit berat seperti demam tinggi, pengobatan dengan kemoterapi atau antidepresan, infeksi virus atau jamur, penyakit autoimun, malnutrisi, kekurangan zat besi (anemia), stres berat, kesalahan dalam perawatan atau penataan rambut.
Pada wanita, kebotakan sering terjadi di beberapa fase hidup wanita seperti pubertas, kehamilan dan persalinan, pre-menopause dan menopause.
Baca juga: Gaya Rambut Ala Drakor Yang Pas Buat Bapak-Bapak
Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, berikut tahap-tahap pola kebotakan pada pria
Sementara tahapan kebotakan pada wanita sedikit berbeda.
1. Pengobatan
Mommies bisa membeli obat seperti minoxidil yang dijual bebas untuk mengatasi kebotakan. Ini digunakan pada kulit kepala. Anda juga bisa memeriksakan masalah kebotakan pada dokter spesialis dermatologi, venerology dan estetika untuk mendapatkan resep obat sesuai kondisi.
2. Transplantasi rambut
Perawatan yang satu ini belakangan semakin populer. Selebriti banyak yang melakukan transplantasi rambut antara lain Anang Hermansyah, Kevin Aprilio dan Verrell Bramasta. Metode ini dilakukan dengan mengambil cangkok kulit dari area tubuh yang mengandung folikel rambut sehat dan memindahkannya ke area kulit kepala yang botak.
3. Ptalet-rich plasma
Pengobatan ini dilakukan dengan mengeluarkan darah dari tubuh, memprosesnya dan kemudian menyuntikkannya ke kulit kepala untuk merangsang pertumbuhan rambut.
4. Red light therapy
Perawatan dengan low-wavelength red light untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Baca juga: Tips Rawat Rambut Untuk Wanita Usia 40an