Remaja sering kali tidak menyadari tanda-tanda hubungan yang tidak sehat. Yuk, Mommies ajarkan mereka mengenali tren kencan toxic agar lebih bijak dalam membangun hubungan.
Remaja yang sedang mengenal dunia percintaan sering kali tidak menyadari adanya tren kencan yang bisa merugikan mereka. Di era digital seperti sekarang, berbagai fenomena hubungan yang tampak biasa ternyata justru berbahaya dan dapat memengaruhi kesehatan mental.
Sebagai orang tua, Mommies perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang tanda-tanda hubungan yang tidak sehat.
BACA JUGA: 6 Panduan Orang Tua Mengajarkan Remaja Hubungan Pacaran yang Sehat
Berikut ini adalah tiga tren kencan toxic yang perlu diwaspadai oleh anak remaja, dan Mommies tentunya!
Love bombing adalah saat seseorang memberi perhatian, pujian, dan kasih sayang secara berlebihan di awal hubungan. Meskipun awalnya terlihat manis dan membuat anak merasa sangat istimewa, love bombing sering kali menjadi taktik manipulasi.
Pelaku love bombing biasanya mencoba membuat anak merasa terikat secara emosional dengan cepat. Namun, setelah anak terjebak, pelaku bisa berubah menjadi dingin atau bahkan mencoba mengendalikan anak. Mommies bisa mengingatkan anak untuk tidak mudah terlena ketika pasangan memberikan perhatian yang terasa terlalu intens. Ajarkan mereka untuk tetap kritis dan tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan.
Chameleoning terjadi ketika seseorang mengubah kebiasaan, minat, atau kepribadian mereka demi menyenangkan pasangan. Misalnya, anak tiba-tiba menyukai hal-hal yang sebelumnya tidak menarik minatnya hanya karena pasangannya menyukainya.
Perilaku ini dapat membuat anak kehilangan identitas mereka. Ingatkan mereka bahwa hubungan yang sehat tidak mengharuskan salah satu pihak untuk mengubah diri hanya demi memenuhi keinginan pasangan. Sebaliknya, hubungan yang baik adalah ketika kedua belah pihak saling menerima apa adanya.
Delusionship adalah fenomena di mana seseorang merasa memiliki hubungan spesial dengan orang lain, padahal kenyataannya hubungan itu tidak pernah ada. Anak mungkin merasa dekat dengan seseorang hanya karena sering berinteraksi di media sosial atau berkirim pesan.
Hal ini dapat membuat anak terjebak dalam harapan yang tidak realistis dan menguras energi emosional. Penting bagi Mommies untuk mengajarkan anak agar tidak terlalu berharap pada seseorang yang tidak menunjukkan niat serius untuk menjalin hubungan.
Sebagai orang tua, peran Mommies sangat penting untuk mendampingi anak dalam mengenali tanda-tanda hubungan yang sehat. Berikan pemahaman bahwa hubungan yang baik adalah hubungan yang saling mendukung dan membuat mereka merasa nyaman menjadi diri sendiri.
Masih ada tren kencan lain yang juga perlu diwaspadai, seperti Fake Ups dan Breadcrumbing. Jika Mommies ingin tahu lebih lengkap, silakan klik tautan berikut untuk membaca lebih lanjut: Dari Love Bombing sampai Chameleoning, Ini 5 Tren Kencan ‘Toxic’ yang Sering Terjadi di Kalangan Gen Z.
BACA JUGA: 11 Pertanyaan yang Bisa Ditanyakan saat Deep Talk Edukasi Seks bareng Remaja
Ditulis oleh: Nazla Ufaira Sabri
Cover: Freepik