Nggak semua pasangan suami istri beruntung memiliki hubungan seks yang sehat. Ini bocoran caranya mengenali hubungan seks yang berkualitas.
Bagi pasangan suami istri, hubungan seksual bukan hanya soal keintiman fisik, tetapi juga mencerminkan kualitas hubungan secara keseluruhan. Hubungan seks yang sehat melibatkan komunikasi terbuka, saling menghormati, persetujuan bersama, dan tentunya memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak.
Yuk, bahas lebih dalam tentang apa saja tanda-tanda hubungan seks yang sehat!
Hubungan seks yang sehat adalah hubungan yang berdasarkan kesepakatan bersama, di mana setiap individu yang terlibat di dalamnya merasa dihargai, aman, dan terpenuhi baik secara fisik maupun emosional. Menurut Katie Schubert, PhD, LMHC, seorang terapis seks bersertifikat, hubungan seksual yang sehat ditandai oleh komunikasi yang baik. “Kedua pasangan harus merasa bebas mengungkapkan kebutuhan, keinginan, dan fantasi mereka tanpa takut dihakimi,” jelasnya.
Hubungan ini tidak sekadar berfokus pada jumlah atau frekuensi aktivitas seksual yang mereka lakukan, tetapi pada kualitas interaksi yang menyenangkan, penuh keakraban, dan membuat pasangan suami istri merasa nyaman.
Baik Mommies dan suami suka mengeksplorasi posisi-posisi seks tertentu, pilihan menambah sex toys ke dalam ‘permainan’ kalian, foreplay dan after play yang diinginkan, atau lebih memilih pendekatan yang lebih sederhana, kuncinya adalah komunikasi yang saling terbuka.
BACA JUGA: 12 Gaya Seks Menantang Ala Kama Sutra yang Layak Dicoba Sepanjang Liburan!
Tidak yakin dengan apa yang sebenarnya dimaksud dengan kehidupan seks yang sehat? Dr. Marian “Dani” Steininger, MD, FACOG, seorang dokter dengan spesialisasi Obstetri dan Ginekologi, menguraikan tujuh cara untuk mengetahui apakah Mommies dan pasangan memiliki kehidupan seks yang sehat.
Hubungan seks seharusnya menyenangkan, bukan menyakitkan. Jika Mommies atau pasangan merasakan nyeri terus-menerus saat melakukan hubungan seksual, ini bukan tanda yang normal. Nyeri ringan yang bisa hilang dengan mengubah posisi atau menghentikan sementara mungkin wajar, tetapi rasa sakit yang menetap harus segera ditangani. Selain itu, jika pasangan tidak menghentikan aktivitas meski Mommies merasa sakit, ini bukan cinta tapi justru adalah tanda pelecehan yang serius dan perlu segera diatasi.
Pasangan suami istri yang memiliki hubungan seks yang sehat tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh masing-masing. Mommies berhak menetapkan batasan dan pasangan harus menghormati batasan tersebut.
Berlaku pula sebaliknya. Jika batasan yang sudah disepakati bersama nyatanya dilanggar, ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak sehat, baik secara seksual maupun emosional.
Dalam hubungan yang sehat, Mommies akan merasa nyaman untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya, termasuk saat sedang rentan. Misalnya, jika Mommies merasa ingin menangis karena sedang menghadapi hari yang berat, Mommies tahu pasti bahwa pasangan Mommies akan memahami dan mendukung Mommies. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Mommies dan suami bukan hanya soal seks, tetapi juga saling menghargai dan mendukung secara emosional.
Pasangan yang memiliki hubungan seks yang sehat juga mampu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Jika salah satu pihak menghadapi tantangan, misalnya stres atau masalah kesehatan, pasangan lainnya turut peduli dan mendukung. Kemampuan untuk berdiskusi dan menemukan solusi bersama adalah fondasi penting dalam menjaga hubungan, baik emosional maupun seksual yang tetap sehat.
Setiap pasangan memiliki preferensi berbeda dalam hal frekuensi hubungan seksual. Yang penting adalah kedua belah pihak merasa puas dan bebas mendiskusikan ekspektasi mereka. Perubahan frekuensi wajar terjadi, misalnya saat memiliki anak atau menghadapi masa-masa stres. Komunikasi adalah kunci untuk menemukan keseimbangan yang membuat kedua pihak tetap bahagia.
Menurut sebuah studi dari Social Science Research, ada kaitan erat antara kepuasan seksual dan kebahagiaan dalam hubungan. Pasangan yang merasa puas dengan kehidupan seks mereka cenderung lebih jarang berdebat tentang seks dan merasa lebih dekat secara emosional. Jadi, jika Mommies merasa bahagia bersama pasangan, ini adalah pertanda baik bahwa hubungan seksual Mommies juga dalam kondisi sehat.
Hubungan seks yang sehat tidak selalu tentang intensitas atau gairah yang tinggi. Ada kalanya pasangan mengalami periode “lambat” karena berbagai alasan, seperti kelelahan atau perubahan mood. Menurut Kristin Zeising, Psy.D., CST (psikolog klinis dan terapis seks bersertifikat), penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki pandangan realistis bahwa hubungan seksual akan mengalami naik turun seiring waktu. Yang penting adalah keterbukaan untuk berbicara tentang perasaan dan kebutuhan masing-masing.
Selain memastikan hubungan seks yang sehat, penting juga untuk merawat kesehatan seksual Mommies dan pasangan secara menyeluruh. Berikut lima langkah yang disarankan oleh National Coalition for Sexual Health (NCSH):
BACA JUGA: 5 Gaya Bercinta Ini Bisa Bantu Mengecilkan Perut, Mana Favoritmu?
Merawat diri sendiri adalah bagian penting dari menjaga hubungan seksual yang sehat. Jangan lupa untuk memprioritaskan kesehatan fisik dan mental Mommies dan suami, termasuk melakukan pemeriksaan rutin dan menjaga pola hidup sehat.
Hubungan seks yang sehat adalah bagian penting dari kehidupan rumah tangga yang harmonis. Dengan tanda-tanda seperti komunikasi terbuka, rasa aman, saling menghormati, dan kepuasan bersama, Mommies dan pasangan dapat menciptakan keintiman yang mendalam dan bermakna. Ingatlah bahwa setiap pasangan unik, jadi temukan apa yang paling cocok untuk Mommies dan suami, nikmati hubungan seksual yang sehat dan berkualitas.
Cover: Andrea Piacquadio on Pexels