Betulkah penggunaan empeng bayi bisa bikin gigi tonggos? Meski memunculkan rasa tenang pada bayi, tetapi Mommies harus waspada dulu, nih!
Sebagai orang tua, Mommies mungkin sering mendengar kekhawatiran bahwa penggunaan empeng bayi dapat menyebabkan gigi tonggos. Namun, benarkah demikian? Artikel ini akan membahas fakta di balik kebiasaan mengempeng, serta memberikan informasi penting agar Mommies bisa membuat keputusan terbaik untuk kesehatan gigi si kecil.
BACA JUGA: 5 Penyakit yang Ditandai dengan Bau Mulut, Menurut Dokter Gigi
Gigi tonggos, atau yang secara medis disebut protruding teeth atau overjet, adalah kondisi di mana gigi seri atas menonjol jauh lebih maju daripada gigi bawah saat rahang tertutup. Beberapa anak memang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami gigi tonggos, tetapi kebiasaan tertentu selama masa kanak-kanak, seperti mengisap empeng bayi atau jempol, dapat berpengaruh dan memperparah kondisi ini.
Jawabannya tidak sesederhana “ya” atau “tidak”. Faktanya empeng bayi tidak langsung menyebabkan gigi tonggos, terutama jika digunakan dengan bijak dan dalam durasi yang wajar. Namun, penggunaan empeng yang berkepanjangan, terutama setelah usia tiga tahun, berpengaruh terhadap perkembangan gigi dan rahang.
“Betul, pacifier bisa mengganggu perkembangan rahang bayi atau anak terutama bila digunakan dalam rentang waktu yang panjang sampai masa pertumbuhan gigi di umur 1-3 tahun. Gigi akan terganggu perkembangannya dan cenderung tumbuh lebih ke depan karena gerakan ngempeng atau ngedot itu bisa memengaruhi perkembangan rahang,” jelas drg. Villy Rahmania, yang berpraktek di Klinik Pratama Rawat Jalan Pekapuran, dan menjalankan Praktek Pribadi “Mami Gigi.”
Penelitian menunjukkan bahwa empeng aman untuk digunakan pada bayi selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Namun, risiko masalah gigi, seperti gigi tonggos atau open bite, mulai meningkat jika empeng terus digunakan hingga usia 3 tahun atau lebih.
Berikut beberapa masalah yang mungkin terjadi akibat penggunaan empeng bayi dalam jangka panjang:
Ini adalah kondisi di mana gigi depan atas dan bawah tidak menutup dengan sempurna, sehingga menciptakan celah di antara gigi tersebut saat rahang tertutup.
Meskipun faktor genetik memainkan peran besar, empeng bayi dapat memperparah kecenderungan gigi seri atas menjadi lebih maju.
Crossbite terjadi ketika gigi atas berada di belakang gigi bawah saat menggigit. Ini sering terjadi pada gigi belakang akibat tekanan yang terus-menerus dari empeng bayi.
Penggunaan empeng bayi yang lama dapat menyebabkan langit-langit mulut menyempit atau berubah bentuk, yang berpengaruh pada perkembangan rahang secara keseluruhan.
Selain memengaruhi struktur gigi, empeng bayi juga dapat menyebabkan beberapa masalah lain, seperti:
Agar bisa mencegah atau meminimalkan risiko, penting bagi orang tua untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan gigi tonggos:
Jika ada riwayat keluarga dengan gigi tonggos, anak Mommies mungkin memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalaminya.
Semakin lama anak menggunakan empeng, semakin besar kemungkinan tekanan dari empeng memengaruhi susunan gigi.
Selain empeng, kebiasaan seperti mengisap jempol, menyusu dari botol terlalu lama, atau dorongan lidah saat menelan juga dapat memengaruhi posisi gigi.
Botol susu dengan dot yang membutuhkan isapan kuat dapat menambah tekanan pada gigi dan rahang, meningkatkan risiko misalignment.
Sebagai orang tua, ada beberapa langkah yang bisa Mommies lakukan untuk meminimalkan risiko penggunaan empeng terhadap kesehatan gigi anak:
“Jangan dibiasakan untuk menenangkan bayi menggunakan empeng, dan bila pun harus menggunakan empeng perhatikan agar durasinya jangan sampai terlalu lama (usia 1-3 tahun),” saran drg. Villy. Jika memungkinkan, hentikan penggunaan empeng bayi sebelum anak berusia 2 tahun.
Gunakan empeng yang dirancang secara khusus untuk mendukung kesehatan gigi dan rahang, seperti empeng ortodontik.
Kunjungan ke dokter gigi anak sebaiknya dimulai sejak gigi pertama tumbuh, biasanya sekitar usia 6 bulan. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi potensi masalah gigi sejak dini.
Coba alihkan kebiasaan mengempeng dengan cara lain, seperti memberikan pelukan, menyanyikan lagu, atau menggunakan mainan lembut untuk membantu anak merasa nyaman.
Mengisap empeng sering kali dianggap lebih aman dibandingkan mengisap jempol. Hal ini karena tekanan yang dihasilkan dari mengisap jempol biasanya lebih besar dan sulit dihentikan secara bertahap dibandingkan dengan empeng. Oleh karena itu, jika si kecil membutuhkan cara untuk menenangkan diri, empeng bisa menjadi alternatif yang lebih baik—dengan catatan penggunaannya tidak berlebihan.
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak Mommies, jika kemudian gigi anak menjadi tonggos, baik karena penggunanan empeng bayi atau sebab lainnya (genetis), apakan masih bisa diperbaiki atau dikoreksi? Drg. Villy mengatakan, bila sudah sampai terjadi, gigi tonggos dapat dikoreksi dengan menggunakan alat-alat ortodonti.
Jika anak berada di usia periode gigi campur (susu dan permanen) 6-12 tahun, maka masih menggunakan alat yang lepasan seperti aligner, bionator, dan lain lain. Tapi bila sudah tumbuh gigi permanen semua (mulai dari usia 13 tahun) bisa menggunakan alat-alat ortodonti cekat atau biasa lebih dikenal dengan behel.
BACA JUGA: 7 Rekomendasi Klinik Gigi yang Nyaman dan Ramah Anak
Cover: Freepik