12 Fase Burnout di Dunia Kerja: Dari Ambisi Besar hingga Kelelahan!

#MommiesWorkingIt

Mommies Daily・in 30 minutes

detail-thumb

Ini 12 tahapan burnout yang biasa terjadi dalam pekerjaan sehari-hari. Jarang disadari dan kerap diabaikan. Ibu bekerja wajib tahu!

Burnout merupakan kondisi kelelahan pada fisik, mental, serta emosional yang disebabkan karena adanya tekanan dalam pekerjaan. Tidak hanya tentang rasa lelah, tetapi juga burnout dapat membuat seseorang kehilangan motivasi dan produktivitas. Perasaan ini biasa terjadi saat seseorang kewalahan di tempat kerja dan merasa bahwa tidak mampu mengimbangi tuntutan pekerjaan lagi.

Tanda atau ciri-ciri burnout pada tiap orang dapat berbeda-beda dan seringkali tidak disadari. Padahal, jika dibiarkan kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti depresi. Oleh karena itu, penting bagi Mommies untuk mengetahui tahapan burn out sejak awal.

BACA JUGA: Unik! Ini 7 Cara Orang Cerdas dalam Mengatasi Stres dan Burnout

Fase Burnout dalam Pekerjaan Sehari-hari

Berikut beberapa fase yang wajib Mommies ketahui untuk memahami tanda-tanda burnout dan mencegah dampaknya. Intip selengkapnya di bawah ini, yuk!

1. Ambisi Kompulsif

Tahapan ini umum terjadi pada Mommies yang baru memulai pekerjaan baru atau tugas baru, sehingga menjadi ambisius. Hal ini disebabkan karena adanya pembuktian diri dan dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik atau sempurna. Meskipun positif tapi nyatanya pola ini justru bisa membuat seseorang mudah kelelahan.

2. Bekerja Lebih Keras

Adanya ambisi yang berlebihan, membuat seseorang terdorong untuk bekerja lebih keras melampaui kewajiban yang ada. Tahap ini bisa ditandai dengan Mommies yang mengerjakan lebih banyak tugas dari yang seharusnya, memprioritaskan pekerjaan sampai tidak mengambil hari libur, hingga bekerja atau membalas email pada akhir pekan.

3. Mengabaikan Kebutuhan Diri Sendiri

Saat merasa burnout karena tuntutan pekerjaan, pekerjaan menjadi kebutuhan utama yang selalu dipenuhi. Bahkan kondisi ini membuat seseorang harus mengabaikan kebutuhan diri sendiri, seperti makan, istirahat, olahraga, serta waktu bersama anak dan keluarga. Jika dibiarkan berkelanjutan, hal ini juga bisa mempengaruhi bonding Mommies bersama si kecil.

4. Menghindari Konflik

Foto: Freepik

Fase burnout berikutnya adalah menghindari konflik. Hal ini merupakan respons emosional dan perilaku yang muncul saat seseorang mulai merasa lelah secara mental dan emosional. Umumnya tahap ini membuat seseorang tidak mau mengakui bahwa dirinya bekerja terlalu banyak dan merasa kelelahan. Pada akhirnya, kondisi tersebut membuat Mommies menyalahkan keadaan dan tidak mengintrospeksi diri.

5. Mengubah Nilai Diri

Tidak hanya mengubah sifat seseorang, burnout juga bisa mengubah nilai diri karena ingin terlihat sempurna dalam memenuhi seluruh pekerjaan. Jika dibiarkan, situasi ini justru dapat berdampak pada hubungan yang dijalin dengan keluarga, terutama pada anak. Mereka akan merasa diabaikan dan tidak didengar karena sang ibu terlalu fokus pada pekerjaan dan kesuksesannya.

6. Menyangkal Masalah

Fase ini dapat ditandai dengan beberapa hal, seperti kurangnya kesabaran, pemikiran menjadi kurang fleksibel, agresif terhadap orang lain, hingga mudah frustasi. Dampaknya pada lingkungan rumah adalah kondisi ini bisa menyebabkan Mommies mudah marah, frustasi, atau kesal terhadap hal-hal kecil yang membuat anak dan keluarga menjadi enggan berbicara karena takut memicu respon yang negatif.

Itulah beberapa fase burnout pada pekerjaan sehari-hari yang kerap diabaikan dan tidak disadari. Jika Mommies ingin melihat fase burnout lainnya, bisa melanjutkan membaca di 12 Fase Burnout pada Pekerjaan Sehari-hari, Kamu Sudah Rasakan di Level Mana? Semoga membantu!

BACA JUGA: 12 Tipe Teman Kerja, Ada yang Berbahaya dan Perlu Diawasi

Ditulis oleh: Nariko Christabel

Cover: Freepik