banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Penyebab Anak Tidak Dekat dengan Ayah, Ini Solusi dari Psikolog

author

Dhevita Wulandari2 days ago

7 Penyebab Anak Tidak Dekat dengan Ayah, Ini Solusi dari Psikolog

Jangan anggap sepele, anak yang tidak dekat dengan ayah bisa memiliki dampak pada tumbuh kembang. Ketahui penyebab dan cara mengatasinya dari psikolog.

Kedekatan orang tua dengan anak memiliki peran yang penting untuk tumbuh kembang anak, khususnya secara emosional. Di Indonesia yang masih lekat dengan budaya patriarki, peran ayah sering dianggap hanya untuk mencari nafkah bagi keluarga, sedangkan ibu mengurus pekerjaan rumah dan anak-anak. Situasi ini membuat banyak anak kekurangan perhatian dan kehilangan sosok ayah yang dikenal sebagai fatherless.

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), fatherless adalah ketiadaan peran ayah yang sebetulnya ada atau hadir secara fisik, tetapi tidak terlibat dalam perkembangan anak.

Padahal, tanggung jawab untuk mengasuh anak bukan hanya ada pada ibu, tapi juga pada ayah. Sebab, ibu dan ayah pasti memiliki caranya masing-masing dalam mendidik dan membentuk karakter anak.

Berdasarkan pandangan Psikolog Pendidikan dari Rumah Dandelion, Binky Paramitha, M.Psi., Psikolog., keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di keluarga memiliki peranan yang penting. Dalam penelitian, keterlibatan ayah ini dapat mempengaruhi perkembangan dan kesejahteraan anak hingga masa dewasanya.

Seorang anak membutuhkan kualitas dan kuantitas waktu yang dihabiskan bersama ayah untuk bermain, merasakan perhatian, mendapatkan kasih sayang, hingga dukungan dari sosok ayah.

BACA JUGA: Kesehatan Mental Ayah Itu Penting, Ini Alasannya dan Cara Menjaganya

Penyebab Anak Tidak Dekat dengan Ayah

Menurut Kementerian PPPA, anak tidak dekat dengan ayah dan sebaliknya bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab utama, seperti:

  • Ayah bekerja di luar kota.
  • Orang tua yang bercerai.
  • Ayah yang meninggal dunia.

Bahkan dari data 2018, hanya 2,51% anak yang tinggal dengan ayah kandung, sedangkan 8,34% anak yang tinggal dengan ibu kandung

Psikolog Binky turut menambahkan, penyebab ayah tidak terlibat dalam pengasuhan anak antara lain:

  • Kurangnya pemahaman orang tua, yaitu ibu dan ayah, atas pentingnya keterlibatan ayah baik secara fisik maupun mental dalam keseharian anak.
  • Kesibukan ayah yang membuat ia menjadi kehabisan energi dan waktu untuk bermain serta berinteraksi dengan anak di rumah.
  • Ayah masih menganggap mengurus anak adalah tugas ibu, sehingga ayah tidak merasa perlu atau tidak diberikan kesempatan untuk berperan.
  • Berulangnya pola asuh di masa lalu orang tua yang tidak dekat dengan ayah, sehingga ia tidak paham bagaimana seorang ayah bisa dekat dengan anaknya.

Foto: pch.vector on Freepik

Dampak Anak yang Tidak Dekat dengan Ayah

Tidak adanya kedekatan dengan ayah bisa memunculkan dampak dalam perkembangan anak, mulai dari emosional yang kemudian bisa merambat pada sosial dan perilaku anak.

Beberapa dampak emosional yang mungkin timbul antara lain anak merasa perasaannya terabaikan, tidak ada tempat aman, hingga kesulitan mengelola emosinya. Kemudian secara sosial, dampak yang bisa timbul seperti kesulitan dalam berteman, bergaul, dan menjalin hubungan, serta melakukan perbuatan yang bisa mengganggu untuk menarik perhatian orang tua khususnya sang ayah.

Dampak lain yang bisa terjadi seperti anak sulit diatur atau mengikuti peraturan, prestasi akademik dan non akademik menurun, hingga yang lebih serius seperti terlibat dalam perilaku berisiko seperti kekerasan dan narkoba.

Cara Membangun Kedekatan Ayah dengan Anak

Meski angka fatherless di Indonesia terbilang cukup tinggi, para ayah bisa mengatasi hal ini dengan beberapa cara yang direkomendasi oleh Psikolog Binky. Di antaranya bermain bersama anak, makan bersama, membacakan buku sebelum tidur, hingga pergi berdua saja dengan anak. Apalagi kalau anak masih usia balita, peluang untuk bisa membangun kedekatan antara ayah dan anak masih sangat besar, lho, Daddies.

Psikolog Binky juga berpesan untuk para ayah agar bisa meluangkan waktu dan bermain bersama anak dengan mindful tanpa gangguan gadget atau pekerjaan lain. Sebab, kuantitas dan kualitas yang ayah berikan pada anak itu perlu.

Pada anak yang sudah lebih besar, misalnya remaja atau dewasa, ayah tetap bisa membangun kedekatan dengan anak, tetapi mungkin butuh sabar dan waktu yang lebih lama. Ayah dapat memahami terlebih dulu mengenai hal-hal yang disukai oleh anak untuk menjadi jalan masuk dalam perbincangan atau diskusi santai.

Ingat untuk tunjukkan rasa sayang pada anak dengan beragam cara, seperti menyampaikan langsung dengan kata-kata, memberikan makanan atau hadiah yang disukai anak, meluangkan waktu untuk menemani anak menonton film terbaru, membantu anak ketika ada kesulitan dalam pelajaran atau pekerjaan, dan sebagainya.

Terkadang di awal, anak bisa saja merasa tidak nyaman atau bingung karena adanya perubahan sikap dan perilaku dari ayahnya. Tapi ketika anak merasakan bahwa ayahnya melakukan semua hal untuknya dengan tulus, diharapkan anak dan ayah bisa bersama-sama beradaptasi dan memiliki hubungan yang lebih sehat lagi.

BACA JUGA: Mengenal Ciri-ciri Anak Hebat yang Tumbuh tanpa Sosok Ayah Menurut Pakar

Ayah sebagai suami juga bisa dan jangan malu meminta bantuan istri untuk mendekatkan diri dengan anak. Ayah juga bisa bertanya harus apa ketika bingung bagaimana untuk memulai memberikan perhatian ke anak. Kerjasama orang tua yang baik akan berdampak yang baik pula untuk kebahagiaan anak.

Jadi, berusahalah karena tidak ada kata terlambat!

Cover: Freepik

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan