Tekanan nilai tukar rupiah yang melemah hingga ketidakpastian pada pasar keuangan, berikut dampak kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden AS 2024.
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump resmi menang dalam pemilu Amerika Serikat (AS) mengalahkan capres dari Partai Demokrat Kamala Harris. Berdasarkan data terkini, kemenangannya tersebut telah dipastikan setelah Trump berhasil meraup 277 suara elektoral pada Rabu (06/11/2024) sekitar pukul 17.30 WIB. Perlu diketahui sebelumnya bahwa dalam sistem pemilu AS, perolehan jumlah electoral vote menjadi kunci kemenangan kandidat dalam pemilihan presiden AS.
Batas electoral vote di AS untuk menentukan kemenangan adalah 270 suara. Tidak hanya electoral vote saja, Trump juga berhasil memenangkan popular vote dengan mengumpulkan 70.871.620 suara (51,0%), sedangkan Kamala meraih 65.963.074 suara (47,5%). Meskipun belum resmi menjadi presiden AS, kemenangan Trump sebagai calon presiden berpeluang menetapkan beberapa kebijakan yang dapat mempengaruhi Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan beberapa dampak dari penyelenggaraan pemilu presiden AS terhadap pasar keuangan domestik. Lantas, apa saja dampak yang dapat terjadi jika Trump resmi menjadi presiden AS? Intip informasi yang sudah Mommies Daily rangkum di bawah ini, yuk!
BACA JUGA: Dampak Doom Spending dan Cara Mengatasi Keuangan Tetap Sehat
Perry mengungkapkan bahwa potensi ekonomi yang dapat terjadi jika Trump kembali menjadi presiden AS adalah penguatan mata uang dolar AS yang terus terjadi ke depan seiring dengan munculnya tren penguatan suku bunga acuan bank sentral AS, Fed Fund Rate. Dalam mengatasinya, BI menekankan komitmennya untuk menjaga stabilitas makroekonomi, yang mencakup stabilitas nilai tukar dan inflasi.
Permasalahan lainnya yang bisa berdampak pada perekonomian Indonesia adalah adanya tekanan terhadap arus modal. Menurutnya, nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke depan dan aliran modal asing akan semakin sempit.
“Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market, termasuk Indonesia, yaitu satu, tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua, arus modal, dan ketiga, bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan,” jelas Perry melansir dari CNBC Indonesia .
Suku bunga yang tinggi di AS diperkirakan dapat menarik modal keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di pasar AS. Untuk mengantisipasi segala dampak yang terjadi setelah kemenangan Trump sebagai presiden AS, BI bersama dengan pemerintah akan menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan sambil mendukung laju pertumbuhan ekonomi.
Pada masa kepemimpinan Trump, ekspor Indonesia ke AS melonjak 15,3% dari 16,14% pada 2016 menjadi 18,62% di akhir 2020. Kenaikan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan empat tahun terakhir era Barack Obama yang naik 8,52%.
Sepanjang kampanyenya, Trump menyampaikan bahwa ia akan meningkatkan tarif perdagangan, terutama pada Cina. Direktur Riset Ekonomi di Moody’s Analytics, Katrina Ell mengungkapkan bahwa Asia menjadi salah satu wilayah yang dirugikan oleh kebijakan tarif Trump.
Sesaat setelah pidato kemenangan Trump, pasar modal dan keuangan dunia bereaksi, terutama Indonesia. Melansir dari CNBC Indonesia, pembukaan perdangaan pada Kamis (06/11/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat langsung menurun 1% ke posisi 7.309,95. Hal yang sama turut terjadi saat Trump menjadi Presiden AS pada periode pertama, HSG ditutup negatif pada perdagangan, Rabu (9/11/2016), terkoreksi ke level 5.414 atau turun 56,36 poin (1,03%).
Saat masa kepemimpinan Trump, kebijakannya menyebabkan indeks dolar AS (DXY) terdepresiasi. Tercatat bahwa DXY turun sebesar 8,97% selama empat tahun terakhir dari 99,51 menjadi 90,58. Sedangkan rupiah tampak cenderung melemah 5,04% dari Rp13.347/US$ menjadi Rp14.020/US$ selama empat tahun tersebut.
BACA JUGA: Cara Menghitung Dana Darurat, Kata Financial Planner!
Melihat dampak yang cukup berpengaruh pada masyarakat Indonesia, berikut ini beberapa cara yang bisa Mommies lakukan untuk membantu meminimalisir hal yang bisa terjadi, antara lain.
Hal pertama dan sangat mudah untuk dilakukan oleh Mommies untuk mencegah nilai rupiah yang semakin melemah adalah dengan membeli produk dalam negeri. Prioritaskan untuk membeli produk buatan dalam negeri untuk membantu meningkatkan nilai rupiah. Saat ini terdapat banyak produk dalam negeri yang kualitasnya tidak kalah dengan produk luar.
Di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil saat ini, godaan untuk menukar rupiah ke dolar demi mencari keuntungan kian muncul. Padahal nyatanya langkah ini justru bisa memperburuk kondisi ekonomi. Apabila semakin banyak orang yang menyimpan dolar dan permintaan terhadap mata uang asing semakin meningkat, hal ini akan memperlemah nilai rupiah lebih lanjut.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan saat nilai rupiah melemah adalah menahan keinginan untuk jalan-jalan ke luar negeri dan memilih untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata dalam negeri untuk mempercepat penerimaan devisa. Selain itu, Mommies juga bisa bepergian dengan menggunakan transportasi publik dalam menghemat BBM. Dengan menggunakan transportasi publik dan menghemat BBM, maka jumlah BBM yang harus diimpor pemerintah dapat dikurangi sehingga cadangan devisa dapat digunakan untuk kebijakan lain.
Meskipun kurs rupiah sedang merosot, bukan berarti melakukan investasi dalam negeri justru tidak menguntungkan. Masyarakat bisa tetap berinvestasi tanpa harus bergantung dengan kurs dolar. Langkah ini bertujuan untuk membantu BI dan pemerintah untuk mengelola supply dan demand terhadap dolar.
BACA JUGA: Cara Menghitung Bea Cukai dan Pajak Impor, Ketahui sebelum Berbelanja
Nah Mommies itu dia beberapa dampak yang dapat terjadi terhadap perekonomian di Indonesia akibat kemenangan Donald Trump sebagai calon presiden AS. Untuk membantu mencegah dampak tersebut terjadi, yuk mulai terapkan langkah mudah di atas. Semoga bermanfaat!
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Instagram @realdonaldtrump