Sorry, we couldn't find any article matching ''
Jenis Pemeriksaan Payudara dan Tempat Tesnya, Mulai dari Rp500 Ribu
Untuk deteksi dini kanker payudara, ada beberapa jenis pemeriksaan payudara yang bisa dilakukan, mulai dari SADARI hingga MRI. Ini tempat tes dan biayanya.
Kesehatan payudara merupakan aspek yang sangat penting bagi perempuan di segala usia. Salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan ini adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara secara berkala. Pemeriksaan yang tepat dan tepat waktu dapat membantu mendeteksi adanya masalah sejak dini, termasuk kanker payudara, yang merupakan salah satu penyakit paling mematikan bagi perempuan di dunia.
Namun, tidak semua orang tahu kapan dan bagaimana seharusnya melakukan pemeriksaan payudara atau teknologi apa saja yang tersedia untuk mendeteksi tumor atau masalah lainnya. Artikel ini akan membantu Mommies memahami berbagai jenis pemeriksaan payudara, teknologi terbaru yang digunakan dalam deteksi dini kanker, risiko kambuhnya tumor setelah diangkat, serta rekomendasi tempat untuk melakukan pemeriksaan payudara di Indonesia, lengkap dengan perkiraan biayanya.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan penyakit yang berkembang di jaringan payudara dan seringkali sulit dideteksi pada tahap awal karena tidak menimbulkan gejala yang jelas. Deteksi dini merupakan langkah utama untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah penyebaran kanker ke organ lain.
Menurut penelitian, perempuan yang melakukan deteksi dini kanker payudara memiliki tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang baru memeriksakan diri setelah kanker berkembang ke tahap lanjut.
Dr. Diani Kartini, Sp. B, Subsp. Onk. (K), dokter spesialis bedah onkologi dari RS Pondok Indah, menyarankan bahwa deteksi dini bisa dimulai dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). “Pemeriksaan payudara sendiri harus dilakukan minimal sebulan sekali, terutama setelah haid. Jika ditemukan benjolan atau kelainan lainnya, segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisi payudara,” katanya.
Berikut beberapa jenis pemeriksaan payudara yang bisa dilakukan.
BACA JUGA: 5 Komunitas Penyintas Kanker Payudara, Beri Dukungan dan Inspirasi
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Langkah pertama dan paling sederhana yang bisa dilakukan Mommies adalah SADARI, yaitu pemeriksaan payudara sendiri yang bisa dilakukan di rumah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengenali perubahan atau kelainan pada payudara, seperti benjolan, perubahan bentuk, atau keluarnya cairan yang tidak normal dari puting.
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan, terutama setelah menstruasi ketika jaringan payudara lebih lunak dan lebih mudah untuk diperiksa. Jika menemukan benjolan atau perubahan lain yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter. Meskipun pemeriksaan ini tidak dapat menggantikan metode medis yang lebih canggih, SADARI merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menjaga kesehatan payudara.
2. Pemerikasaan Fisik oleh Dokter
Selain melakukan SADARI, penting juga untuk melakukan pemeriksaan fisik payudara secara berkala oleh dokter. Menurut Dr. Diani Kartini, pemeriksaan fisik oleh dokter biasanya dilakukan melalui palpasi, yaitu teknik perabaan untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan tekstur di payudara. “Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan terutama jika ada keluhan atau risiko tinggi kanker payudara,” tambahnya.
Biaya pemeriksaan fisik oleh dokter bervariasi tergantung pada klinik atau rumah sakit yang dikunjungi.
3. USG Payudara
USG payudara menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jaringan payudara. Metode ini umumnya direkomendasikan untuk perempuan yang berusia di bawah 40 tahun, karena jaringan payudara pada kelompok usia ini cenderung lebih padat, sehingga lebih sulit dideteksi dengan mamografi.
USG sangat efektif untuk mendeteksi adanya benjolan atau kista di payudara. Menurut Dr. Diani, “USG sering kali digunakan untuk membedakan antara benjolan yang padat dan berisi cairan. Namun, metode ini belum bisa menentukan secara pasti apakah benjolan tersebut bersifat ganas atau jinak.”
4. Mamografi
Mamografi adalah pemeriksaan payudara yang menggunakan sinar-X untuk mendeteksi tumor atau kista. Mamografi sangat dianjurkan untuk perempuan berusia di atas 40 tahun, karena lebih efektif dalam mendeteksi tumor pada jaringan payudara yang kurang padat dibandingkan dengan USG.
Mamografi dapat mendeteksi kanker payudara pada tahap awal sebelum benjolan bisa dirasakan dengan tangan. Ini adalah salah satu metode skrining paling umum dan sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap satu atau dua tahun sekali.
Foto: stefamerpik on Freepik
5. MRI Payudara
MRI (Magnetic Resonance Imaging) payudara adalah metode pemeriksaan yang lebih canggih dan biasanya digunakan pada perempuan dengan risiko tinggi terkena kanker payudara, seperti mereka yang memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. MRI menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang sangat detail dari jaringan payudara.
Dr. Diani menyebutkan bahwa “MRI biasanya digunakan untuk mendeteksi tumor yang mungkin tidak terlihat pada mamografi atau USG, terutama pada perempuan dengan jaringan payudara yang sangat padat.”
6. Biopsi Payudara
Jika dokter menemukan benjolan atau kelainan pada hasil USG, mamografi, atau MRI, langkah berikutnya adalah biopsi. Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan payudara untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas.
Ada beberapa jenis biopsi, termasuk biopsi jarum halus, biopsi inti jarum, dan biopsi bedah. Metode yang digunakan tergantung pada lokasi dan ukuran benjolan. Biopsi adalah satu-satunya cara yang dapat memastikan diagnosis kanker payudara dengan pasti.
7. Pemeriksaan Genetik BRCA
Untuk Mommies yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium, pemeriksaan genetik BRCA bisa menjadi pilihan yang tepat. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
“Perempuan yang memiliki mutasi gen ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara sepanjang hidupnya,” jelas Dr. Diani. Dengan hasil tes BRCA, Mommies bisa mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.
BACA JUGA: 8 Persiapan Menjelang Menopause yang Harus Dilakukan, Menurut Ahli
Risiko Tumor Tumbuh Kembali Setelah Diangkat
Menurut Dr. Diani Kartini, setelah tumor diangkat, ada kemungkinan tumor tumbuh kembali. Risiko kambuh ini bisa terjadi di payudara yang diangkat atau bahkan menyebar ke kelenjar getah bening di area seperti ketiak atau supraklavikula. “Kanker bisa menyebar jauh melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang belakang, atau otak. Jika menyebar, pasien bisa mengalami gejala sesuai dengan organ yang terdampak, seperti batuk kronis atau nyeri tulang belakang,” jelasnya.
Untuk mencegah kekambuhan, pasien biasanya akan menjalani terapi tambahan seperti kemoterapi, terapi hormon, radiasi, atau terapi target.
Rekomendasi Tempat Pemeriksaan Payudara
Berikut ini beberapa rekomendasi tempat pemeriksaan payudara:
1. RS Pondok Indah
Layanan: Mamografi, USG, MRI, Biopsi
Biaya: Mulai dari Rp700.000
Alamat: Jalan Metro Duta Kav. UE, Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310
2. RS Kanker Dharmais
Layanan: Mamografi, USG, Biopsi, Kemoterapi
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Letjen. S. Parman No.84-86, Jakarta Barat 11420
3. Siloam Hospitals Tangerang
Layanan: USG, Mamografi, Biopsi, Pemeriksaan Genetik
Biaya: Mulai dari Rp600.000
Alamat: Siloam Lippo Karawaci, Jalan No.6, Bencongan, Kec. Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten 15810
4. RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Layanan: Mamografi, USG, MRI, Biopsi
Biaya: Mulai dari Rp400.000
Alamat: Jl. Pangeran Diponegoro No.71, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430
5. RS Mitra Keluarga Kebayoran
Layanan: Mamografi, USG, MRI
Biaya: Mulai dari Rp650.000
Alamat: Jl. HBR Motik, RT.13/RW.6, Kb. Kosong, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10630
6. RS Hasan Sadikin Bandung
Layanan: Mamografi, USG, MRI, Biopsi
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Pasteur No.38, Pasteur, Kec. Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat 40161
Foto: Freepik
7. RS Hermina Depok
Layanan: USG, Mamografi
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Siliwangi No.50, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16436
8. RS EMC Alam Sutera
Layanan: USG mammae
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Alam Sutera Boulevard No.Kav. 25, Pakulonan, Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten 15325
9. RS Pantai Indah Kapuk
Layanan: Mamografi, USG mammae
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Pantai Indah Utara 3, Kapuk Muara, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14460
10. Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Layanan: USG Mammae, USG Affinity Breast
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Lebak Bulus I No. Kav. 29, RT.6/RW.4, Lebak Bulus, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440
11. Bethsaida Hospital Tangerang
Layanan: Mammografi, USG Mammae
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jalan Boulevard Raya Gading Serpong Kav. 29 Gading Serpong, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang, Banten 15810
12. Laboratorium Klinik Prodia Bogor
Layanan: USG Mammae
Biaya: Mulai dari Rp500.000
Alamat: Jl. Jend. Sudirman No.38 B, RT.01/RW.03, Sempur, Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor
BACA JUGA: Rutin Berhubungan Intim Bisa Memperbesar Payudara? Ini Fakta dari Ahli
Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah kanker payudara berkembang menjadi lebih serius. Ada banyak metode pemeriksaan payudara yang bisa Mommies pilih, mulai dari SADARI yang bisa dilakukan di rumah hingga pemeriksaan lanjutan seperti USG, mamografi, atau MRI. Jangan lupa juga untuk berkonsultasi dengan dokter secara rutin, terutama jika Mommies memiliki faktor risiko tinggi seperti riwayat keluarga dengan kanker payudara.
Penulis: Nazla Ufaira Sabri
Cover: jcomp on Freepik
Share Article
COMMENTS