Disebut sebagai alternatif baru yang kaya omega-3 dan protein, mari simak manfaat susu ikan, proses produksi, dan perbandingannya dengan jenis susu lainnya.
Susu ikan mungkin terdengar asing di telinga Mommies, namun belakangan ini produk ini mulai mendapat perhatian sebagai alternatif yang kaya nutrisi selain susu sapi. Meski belum setenar susu nabati seperti almond atau kedelai, susu ikan disebut menawarkan sejumlah manfaat yang diklaim baik untuk kesehatan, khususnya berkat kandungan asam lemak omega-3 dan protein yang tinggi.
Namun, sebelum memutuskan apakah susu ikan patut dicoba, mari kita kenali lebih dalam apa itu susu ikan, bagaimana proses pembuatannya, apa saja manfaatnya berdasarkan kajian ilmiah, serta kritik yang muncul terhadap produk ini.
Secara sederhana, susu ikan bukanlah susu dalam pengertian umum seperti yang biasa kita kenal dari sapi, kambing, atau hewan mamalia lainnya. Secara definisi, susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia. Namun, susu ikan mengacu pada produk yang terbuat dari ekstrak protein ikan, bukan dari pemerahan ikan. Nama “susu” digunakan lebih karena tekstur minuman yang dihasilkan, yaitu berwarna putih dan menyerupai susu cair biasa.
Seperti dilansir dari laman Liputan6.com, menurut Dr. Epi Taufik, ahli biokimia susu dari IPB, susu ikan ini sebenarnya adalah minuman protein dengan basis ikan. Walau demikian, istilah susu ikan belum dikenal secara ilmiah dalam dunia internasional, sehingga mungkin lebih tepat jika disebut sebagai minuman berbasis protein ikan atau ekstrak ikan. Namun, susu ikan mulai dipromosikan sebagai produk bernutrisi tinggi, terutama bagi mereka yang mencari alternatif produk susu hewani.
BACA JUGA: 8 Rekomendasi Susu UHT Tinggi Protein dan Kalsium untuk Anak dan Dewasa
Pembuatan susu ikan memanfaatkan teknologi modern untuk mengekstraksi protein berkualitas tinggi dari ikan, terutama jenis ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon, mackerel, atau cod. Protein ini kemudian diolah lebih lanjut untuk menghasilkan minuman yang konsistensinya menyerupai susu.
Tahap pertama adalah proses pemisahan protein dari ikan, di mana daging ikan diolah dengan enzim khusus untuk mengekstrak protein yang kemudian dicampur dengan air dan bahan tambahan lain untuk mengurangi rasa amis. Salah satu tantangan utama dalam proses ini adalah memastikan bahwa susu ikan tidak memiliki bau amis yang kuat, sesuatu yang umumnya dihindari oleh banyak orang ketika mengonsumsi produk olahan ikan. Dengan teknologi pengolahan mutakhir, bau amis tersebut bisa diminimalisir, namun tetap tidak sepenuhnya hilang.
Proses lainnya melibatkan pengayaan susu ikan dengan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan produk yang lebih lengkap dalam hal nutrisi. Ini termasuk penambahan kalsium, vitamin D, fosfor dan beberapa komponen lain yang sering ditemukan dalam susu hewani umumnya.
Salah satu klaim terbesar susu ikan adalah kandungan nutrisinya yang dikatakan lebih tinggi dalam protein dan asam lemak omega-3 dibandingkan dengan susu sapi. Asam lemak omega-3 terkenal dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti mendukung fungsi otak, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi peradangan dalam tubuh.
Menurut beberapa penelitian, omega-3 yang terkandung dalam susu ikan berpotensi membantu dalam perkembangan otak anak, menjaga kesehatan mental, hingga mengurangi risiko penyakit jantung. Bahkan, asam lemak omega-3 telah terbukti penting dalam menjaga keseimbangan kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.
Susu ikan juga mengandung selenium, yaitu mineral yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan sangat penting untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dini dan berbagai penyakit kronis. Selain itu, selenium juga penting untuk sistem kekebalan tubuh serta kesehatan tiroid.
Meski susu ikan menawarkan manfaat kesehatan yang menarik, terutama dalam hal kandungan omega-3 dan proteinnya, perlu dipahami bahwa susu sapi tetap unggul dalam beberapa aspek, khususnya dalam kandungan kalsium. Susu sapi dikenal sebagai sumber kalsium yang sangat baik, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, terutama pada anak-anak dan remaja.
Kalsium dalam susu ikan tidak sebanding dengan yang ada dalam susu sapi, sehingga jika tujuan utama Mommies adalah memenuhi kebutuhan kalsium harian, susu ikan mungkin bukan pilihan yang paling ideal. Namun, jika Mommies mencari produk yang kaya akan omega-3, susu ikan bisa menjadi tambahan yang bagus dalam menu harian.
Meskipun manfaat nutrisi dari susu ikan terlihat menjanjikan, produk ini tidak lepas dari kritik. Rasa dan bau amis sering menjadi keluhan utama bagi mereka yang pernah mencoba susu ikan. Walaupun proses pengolahan yang canggih telah membantu meminimalkan aroma ini, tetap saja tidak mudah untuk sepenuhnya menghilangkan bau yang datang dari produk ikan.
Selain itu, keterbatasan produksi dan distribusi menjadi tantangan tersendiri bagi susu ikan. Produk ini masih jarang ditemui di pasaran, terutama di Indonesia, dan belum diadopsi secara luas oleh konsumen. Banyaknya pilihan alternatif susu yang lebih umum dan mudah diakses, seperti susu almond, kedelai, atau oat, membuat susu ikan harus bersaing ketat untuk menarik perhatian konsumen.
Susu ikan juga bisa dibandingkan dengan susu nabati seperti almond, kedelai, atau oat. Secara umum, susu nabati cenderung lebih populer karena rasanya yang lebih netral dan minim alergi. Selain itu, susu nabati sering kali diperkaya dengan kalsium dan vitamin D untuk menyaingi kandungan gizi dari susu sapi.
Namun, dalam hal kandungan protein dan omega-3, susu ikan menawarkan keunggulan yang tidak ditemukan dalam susu nabati. Bagi mereka yang memiliki alergi terhadap laktosa namun tetap ingin mendapatkan asupan omega-3 yang cukup, susu ikan bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan susu nabati.
Susu ikan menawarkan sejumlah manfaat yang unik berkat kandungan omega-3 dan protein berkualitas tinggi yang terkandung di dalamnya. Meski rasanya mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang sensitif terhadap bau amis, susu ikan dapat menjadi alternatif yang baik bagi Mommies yang mencari sumber asam lemak sehat dan protein selain dari susu sapi.
Namun, susu ikan mungkin lebih cocok sebagai pelengkap dalam diet, bukan sebagai pengganti utama susu sapi, mengingat kandungan kalsiumnya yang lebih rendah. Jika tertarik mencobanya, pastikan untuk mengecek label gizi pada produk susu ikan dan menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi harian keluarga. Serta, pastikan memilih produk yang telah melalui proses pengolahan yang baik untuk mendapatkan manfaat nutrisi maksimal tanpa rasa amis yang mengganggu.
Bagaimana pun, tetap harus ada penelitan lebih lanjut mengenai susu ikan untuk menentukan apakah jenis susu ini patut dicoba dan memenuhi kandungan nutrisi yang baik untuk anak.
BACA JUGA: Mulai dari Susu UHT sampai Evaporasi, Kenali 7 Jenis Susu dan Manfaatnya
Penulis: Nazla Ufaira Sabri
Cover: Freepik