Tidak untuk semua orang, ini kelompok yang diprioritaskan mendapat vaksin Mpox. Simak penyebab hingga cara mencegah virus Mpox juga di sini!
Belakangan ini masyarakat kembali dibuat cemas akan penemuan virus Monkeypox (Mpox), atau yang dikenal dengan cacar monyet, karena sudah menyebar di sejumlah daerah di tanah air. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan global. Jakarta sendiri menjadi wilayah tertinggi penyebaran penyakit ini dengan angka 59 kasus per Agustus 2024.
Pada dasarnya, Mpox atau cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia ataupun manusia ke manusia. Penyakit yang berkaitan dengan cacar ini nyatanya lebih berbahaya dibandingkan dengan cacar air biasa dan dapat menjangkit siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai virus Mpox, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk!
BACA JUGA: Segala yang Perlu Kita Tahu tentang Monkeypox atau Cacar Monyet
Virus cacar monyet sendiri sudah tercatat di Indonesia sejak tahun 2022. Indonesia melaporkan kasus pertamanya Oktober 2022. Kasus pun kembali muncul pada tahun 2023 dan meningkatkan sampai saat ini.
Mpox dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia yang sudah terinfeksi virus monkeypox. Virus ini cenderung ditularkan melalui hewan pengerat dan primata, seperti tikus dan monyet. Bahkan, Mpox juga bisa menular dari hewan ke manusia melalui konsumsi daging yang tidak dimasak kurang matang.
Sedangkan bentuk penularan dari manusia ke manusia, virus ini dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit, kontak tatap muka, mulut ke mulut, mulut ke kulit, sampai dengan kontak seksual. Perlu diperhatikan juga bahwa Mpox dapat menular ketika seseorang menyentuh pakaian, perabotan, dan benda-benda yang terkontaminasi dengan virus monkeypox.
Gejala cacar monyet atau Mpox mirip dengan cacar air, yakni penderita akan merasakan gejalanya setelah 5-21 hari terpapar virus monkeypox. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa gejala juga bisa muncul lebih lama pada seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Berikut ini beberapa gejala yang perlu diwaspadai Mommies dan si kecil, antara lain.
Pada beberapa orang, gejala Mpox yang dirasakan pertama kali adalah munculnya ruam pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, mata, hingga alat kelamin. Mulanya ruam ini akan muncul sebagai luka datar, tetapi seiring waktu akan berkembang menjadi lepuh dan berisi nanah yang menyebabkan rasa nyeri dan gatal.
Akhirnya, lepuh tersebut akan kering dan mengelupas. Gejala ini biasanya muncul antara dua hingga empat minggu dan umumnya akan membaik dan menghilang sendiri. Meskipun begitu, pada beberapa orang yang terjangkit tidak menunjukkan gejala apapun.
Merebaknya wabah Mpox turut membuat masyarakat merasa khawatir karena virus ini sangat mirip dengan cacar air biasa. Lantas, bagaimana cara membedakan virus monkeypox dengan cacar air? Intip penjelasan yang sudah Mommies Daily rangkum berikut.
Pada dasarnya, cacar monyet dan cacar air berasal dari jenis virus yang berbeda. Mpox disebabkan karena Monkeypox Virus (MPV), sedangkan cacar air disebabkan oleh Varicella-Zoster Virus (VZV).
Dilihat dari cara penularannya, Mpox dan cacar air juga memiliki perbedaan yang cukup kontras. Hal ini disebabkan karena penyakit Monkeypox lebih sulit menular dibandingkan dengan cacar air. Mpox bisa ditularkan apabila seseorang bersentuhan secara langsung dengan manusia, hewan, serta benda yang pernah terkontaminasi oleh virus ini.
Berbeda dengan kondisi tersebut, cacar air mudah ditularkan pada seseorang karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Cacar air juga bisa menular jika seseorang melakukan kontak langsung dengan droplet, seperti batuk, bersin, air liur orang lain, serta melalui pernapasan.
Nyatanya, gejala Mpox dengan cacar air memang sangat mirip, seperti munculnya ruam pada kulit, kelelahan, hingga hilangnya selera makan. Namun, Mommies bisa mengetahui gejala khusus yang menandakan penyakit Monkeypox, yakni adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Perkembangan ruam pada seseorang yang terjangkit Monkeypox biasanya terjadi cukup lambat yakni sekitar 3-4 minggu. Sedangkan cacar air dapat terjadi dengan waktu yang singkat yakni hitungan hari.
Meskipun kekhawatiran masyarakat akan virus monkeypox semakin meningkat, pemerintah pun mulai menggencarkan himbauan vaksinasi untuk menekan peningkatan kasus di Indonesia. Namun, vaksin Monkeypox tidak diberikan kepada seluruh masyarakat, hanya beberapa kelompok saja yang difokuskan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa saat ini vaksin cacar monyet atau Monkeypox bukan untuk masyarakat umum. Pemberian vaksin ini akan difokuskan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingat ketersediaan vaksin saat ini masih sangat terbatas dan mahal, yakni Rp3,5 juta per dosis.
Berikut ini beberapa kelompok berisiko tinggi yang ditargetkan menerima vaksin Mpox lebih dahulu, antara lain.
Kemenkes RI turut menjelaskan bahwa jenis vaksin Mpox yang akan diberikan kepada kelompok risiko tinggi di Indonesia tersebut adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). Jenis vaksin ini merupakan turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating dan sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO untuk mengatasi wabah ini.
Berdasarkan keterbatasan vaksin Monkeypox yang ada, maka untuk saat ini pemberian vaksin hanya diberikan pada sasaran prioritas pada daerah yang dilaporkan adanya kasus. Pemberian vaksin massal juga belum direkomendasikan. Untuk menekan laju pertumbuhan kasus mengingat anak-anak tidak termasuk sasaran vaksinasi Mpox, maka Mommies perlu menjalankan serangkaian upaya pencegahan.
Melansir dari laman Instagram resmi Kementerian Kesehatan Ri @kemenkes_RI, berikut ini beberapa cara terbaik untuk mencegah Mpox.
Itu dia informasi mengenai cacar monyet atau Mpox yang sedang merebak di Indonesia saat ini. Semoga penjelasan di atas membantu Mommies dan si kecil untuk memahami penyakit ini dan melakukan pencegahan sedari dini, ya!
BACA JUGA: Mengenal Cacar Monyet, Dari Gejala Hingga Cara Pengobatannya
Ditulis oleh: Nariko Christabel
Cover: Freepik