Sorry, we couldn't find any article matching ''
Begini Penjelasan Dokter Tentang Cara Menjelaskan Menstruasi pada Anak Perempuan
Biar Mommies tidak bingung bagaimana memulainya, begini penjelasan dokter tentang cara menjelaskan menstruasi pada anak perempuan.
Usia anak sudah memasuki masa-masa puber dan sebentar lagi ia akan menghadapi yang namanya menstruasi. Bagaimana, ya, memulai pembicaraan agak tidak awkward? Kalau saat balita dulu, meski diliputi oleh rasa penasaran yang besar, mereka sangat terbuka dengan penjelasan yang kita berikan. Kalau sudah usia 10 tahun, biasanya anak mulai mencaritahu sendiri segala informasi yang ia perlu, bahkan ia cenderung akan bertanya ke teman-temannya. Sementara, topik persiapan menstruasi ini perlu ia dapat langsung dari orangtua melalui obrolan sehari-hari. Berikut langkah yang bisa dilakukan, berdasarkan arahan dari para dokter kandungan.
Pastikan anak paham hal yang paling mendasar, yaitu tubuhnya
Menurut dr. Rula Venus Kanj, MD, Dokter Kandungan Anak dan Remaja di Northwell Health, pastikan anak sudah belajar nama-nama bagian tubuh dan sudah mengenalinya (dengan istilah sebenarnya, ya) sejak ia balita. Hal ini penting agar ia bisa memberi tahu Anda bila mengalami hal yang berbeda pada tubuhnya dan akan menjadi hal yang wajar dan lebih mudah untuk kita membicarakan soal menstruasi dan pubertas.
Tentang menstruasi
Dr. MED. Calvin Tjong, Sp. O.G, menjelaskan bahwa menstruasi pertama umumnya terjadi pada anak perempuan usia 13 tahun, dengan rentang usia 9-15 tahun. Jadi, menstruasi pertama bisa berbeda-beda, ada yang mengalaminya di usia 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, dst. Biasanya diawali dengan menarche (flek-flek darah yang hanya dipengaruhi oleh hormon esterogen, artinya, tidak terjadi ovulasi). Kemudian, barulah menstruasi atau haid (darah keluar dari vagina) yang dipengaruhi oleh hormon esterogen dan progesteron setelah terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur).
Menstruasi bukan darah kotor, tidak perlu malu saat mengalaminya
Darah menstruasi tidaklah kotor dan bukanlah racun yang dikeluarkan tubuh. Itu adalah lapisan rahim yang terkelupas. Dr. Chavone Dantrell Momon-Nelson, DO – Carlisle, PA, obgyn dari American Osteopathic Board of Obstetrics & Gynecology menegaskan bahwa Anda perlu benar-benar mengekspresikan momen penting dalam kehidupan anak perempuan Anda agar ia tahu itu bukanlah hal yang buruk. Ibaratnya seperti ucapan selamat datang, selamat karena telah melangkah ke babak baru dalam kehidupannya.
Siklus menstruasi
Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG(K), M.P.H menjelaskan bahwa siklus menstruasi pada remaja perempuan sejak menstruasi pertamanya memang masih belum teratur. Siklus awal bisa 90 hari sekali. Pada tahun kedua akan berubah menjadi maksimal 45 hari. Kemudian pada tahun ketiga siklus tersebut akan normal menjadi 21-30 hari. Maka wajar bila pada awalnya, anak mengalami menstruasi hanya sekali dalam dua bulan, di tahun kedua atau ketiga baru akan dialami setiap bulan.
Waspada Pre-Menstrual Syndrome (PMS)
Memasuki usia remaja, emosi anak memang akan berkembang juga. Namun, selain emosi karena satu dan lain hal, anak juga mungkin mengalami PMS sehingga ia merasakan beberapa hal yang membuatnya tidak nyaman, seperti payudaranya yang terasa nyeri dan kencang, muncul jerawat, perut terasa kembung, sakit kepala, nafsu makan meningkat, dan tentunya, mood swing.
Baca juga: Mengenal Berbagai Emosi Remaja di Inside Out 2, Jadi Pelajaran untuk Orang Tua!
Yang harus diperhatikan saat menstruasi
Tidak perlu khawatir apakah anak akan mengerti betul yang terjadi pada tubuhnya, karena di usia pra-remaja, anak juga akan terpapar edukasi yang lebih mendalam dari pelajar biologi yang ia dapat di sekolah. Meski kita juga tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pihak sekolah dalam menyampaikan informasi seputar menstruasi, tetapi anak akan paham dengan sendirinya. Termasuk bahwa menstruasi terjadi karena pelepasan sel telur dari indung telur saat tidak adanya pembuahan, sehingga yang keluar adalah darah. Namun ketika ada sperma yang masuk ke dalam rahim dan menyatu dengan sel telur, maka bisa terjadi pembuahan (terbentuknya janin). Jadi, anak bisa diberikan pemahaman bahwa ia kini sudah bisa mengandung. Oleh karena itu, pendampingan dan pendidikan seks tetap perlu terus Anda gaungkan.
Baca juga: Pendidikan Seks Untuk Anak Remaja
Yang wajib dilakukan saat menstruasi
Perubahan pada tubuh anak ini, selain membuat anak jadi harus lebih waspada, ia juga harus lebih jeli menjaga kebersihan, khususnya di area genitalnya. Tiga lubang pengeluaran, yaitu uretra (tempat keluarnya air kencing saat BAK), vagina (tempat keluarnya darah menstruasi), dan anus (tempat keluarnya tinja/feses saat BAB) perlu dijaga kelembapannya. Bila tidak, akan rentan dengan berbagai jenis penyakit, mulai dari infeksi jamur, ISK sampai penyakit yang termasuk Infeksi Menular Seksual, seperti HPV dan herpes. Maka, ketika sedang menstruasi, penting untuk mengganti pembalut bila sudah terasa lembap dan tidak nyaman. Penting juga untuk tetap mandi dua kali sehari.
Baca juga: Cocok untuk Kulit Sensitif, Ini Rekomendasi Pembalut Sekali Pakai Organik!
Share Article
COMMENTS