Mimpi basah adalah proses alami yang dilalui anak laki-laki. Semakin cepat mendapatkan informasi yang benar maka semakin baik mereka memahami kondisi itu.
Mommies dan Daddies, kewajiban yang satu ini jangan terlalu lama ditunda. Iya, membahas topik mimpi basah kepada anak laki-laki Mommies memang tidak mudah. Apalagi jika usianya masih kecil. Akan ada perasaan jengah dan bingung bagaimana cara menjelaskannya, tetapi itu harus dilakukan.
Bahkan sebaiknya dijelaskan ketika anak belum mengalaminya. Mengapa? Karena anak laki-laki harus tahu peristiwa apa saja yang akan dia alami selama periode kehidupannya (tentu harus disesuaikan dengan perkembangan usianya, ya, Mommies). Dengan tahu hal apa saja yang akan dialami, anak laki-laki Mommies tidak akan kaget dan merasa dirinya aneh atau berbeda dari teman-temannya.
Namun saat ini, orang tua harus paham dulu tentang seluk beluk mimpi basah agar dapat menjelaskannya dengan baik dan benar.
BACA JUGA: Tips Anti Ribet Menghilangkan Noda dan Bau Sperma di Seprai atau Kasur
“Mimpi basah (nama ilmiah: emisi nokturnal) adalah bagian normal dari masa pubertas dan biasanya terjadi selama seseorang tidur sangat nyenyak sampai-sampai bermimpi,” jelas Dr. Lanae St.John, DHS, CSC, ACS, seorang seksolog bersertifikat. Sensasi orgasme spontan ini terjadi saat seseorang sedang tidur yang berarti sensasi tersebut terjadi tanpa adanya rangsangan dari aktivitas seksual.
Kondisi ini dimulai saat pubertas ketika tubuh mulai memproduksi lebih banyak testosteron, hormon pria. Beberapa anak laki-laki mungkin akan merasa malu atau bahkan merasa bersalah karena mengalami mimpi basah. Mereka perlu diberitahu bahwa kondisi tersebut adalah bagian normal dari pertumbuhan dan mereka tidak bisa menghentikannya. Kebanyakan anak laki-laki mengalami mimpi basah pada masa pubertas, dan ada juga saat sudah dewasa. Namun, kondisi ini biasanya lebih jarang terjadi seiring bertambahnya usia.
Satu lagi, tidak semua anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Beberapa dari mereka mungkin tidak pernah mengalaminya. Namun jangan khawatir karena ini bukan berarti pertanda ada sesuatu yang salah. Toh, yang penting, jika seseorang bisa ereksi dan ejakulasi saat bangun di pagi hari, berarti penisnya berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyebab mimpi basah belum sepenuhnya dipahami. Ini mungkin terjadi ketika seseorang bermimpi tentang seks atau mengalami rangsangan fisik yang tidak disengaja dari gerakan saat tidur atau bergesekan dengan seprai. Namun tidak jelas seberapa sering mimpi itu dapat terjadi. Masa pubertas sering kali dimulai saat anak laki-laki mengalami kondisi ini, karena tubuh mulai berubah sehingga memungkinkan terjadinya ereksi, orgasme, dan ejakulasi.
Pada anak laki-laki, testisnya mulai menghasilkan sperma, dan mungkin mulai mengalami ereksi saat tidur. Anak laki-laki bisa mengalami bangun dari tidur dengan penis yang ereksi, yang terkadang disebut “morning wood”.
Pubertas juga sering kali disertai dengan dorongan dan ketertarikan seksual yang lebih terhadap orang lain. Hal ini mungkin juga berperan dalam seringnya anak laki-laki mengalami mimpi basah. Masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami penyebab kondisi ini.
“Sama seperti pengalaman pubertas (dan mimpi basah) berbeda pada setiap orang, cara mendekati anak untuk bicara tentang mimpi basah juga dapat berbeda,” kata Dr. Lee Phillips, seorang psikoterapis dan terapis seks pasangan bersertifikat.
Ini karena beberapa anak akan lebih terbuka untuk melakukan pembicaraan dan yang lainnya mungkin pilih menghindar karena jengah.
“Apa pun yang terjadi, prioritas utama orang tua haruslah menormalisasi dan memvalidasi pengalaman anak-anak mereka alih-alih bersikap reaktif atau malah mengejek,” kata Phillips. Ada kemungkinan si kecil dan anak-anak remaja laki-laki Mommies merasa malu. Jika benar itu yang mereka rasakan, jangan dipaksa. Kasih mereka waktu dan bersabarlah sambil mencari momen yang tepat.
Mimpi basah bukanlah topik yang akan dimulai oleh anak laki-laki Mommies, tetapi akan sangat membantu jika Mommies yang berinisiatif memulainya. Dengan santai dan jelas, Mommies bisa bilang:
Jika memungkinkan, orang tua harus melakukan percakapan yang terbuka dan jujur dengan anak-anak tentang seks sebelum mereka memasuki masa pubertas. Persiapan ini akan menghindarkan mereka dari perasaan panik dan bingung dengan apa yang mereka alami.
“Mendiskusikan seks dengan anak-anak Anda selalu bermanfaat. Orang tua sebaiknya berbicara dengan anak mereka tentang seks, masturbasi, dan mimpi basah sekitar usia anak 10 atau 11 tahun, ketika mereka mulai penasaran dengan tubuh mereka,” kata Phillips. Namun, wajar jika rasa ingin tahu itu muncul lebih awal dan Mommies bisa tetap menjelaskannya sesuai level usia dan pemahamannya.
Mommies bisa minta mereka melakukan beberapa langkah sederhana di bawah ini:
BACA JUGA: Saat Anak Perempuan Sudah Menstruasi, Orang Tua Lakukan Hal Ini!
Cover: Freepik