Sorry, we couldn't find any article matching ''
Wajib Tahu, Ini Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Digunakan Bersamaan
Hindari menggunakan kandungan skincare berikut secara bersamaan jika tak mau kulit wajah jadi iritasi dan semakin sensitif.
Dalam menjalankan skincare regime, kadang kita ingin mengombinasikan beberapa skincare demi mencapai goal punya kulit wajah glowing optimal.
Namun sebelumnya, kita wajib tahu dulu apa kandungan bahan aktif di dalam skincare yang mau kita gunakan. Mengerti fungsi dan risikonya jika dikombinasikan dengan bahan aktif lain. Jika tidak, bukannya semakin glowing, yang ada malah damaging kulit kita.
Buat melengkapi kamus skincare mommies, berikut kami informasikan apa saja kandungan skincare yang tak boleh di-layer.
Kandungan Skincare yang Tak Boleh Dipakai Bersamaan
Retinoid atau Retinol dan Vitamin C
Retinoid dan retinol adalah turunan vitamin A yang diagung-agungkan karena keunggulannya dalam urusan antiaging. Retinol sering direkomendasikan oleh dokter kulit untuk mengatasi jerawat, kerutan, bintik hitam dan tekstur kulit tidak rata.
Sementara itu, vitamin C juga memiliki fungsi meratakan tekstur kulit dan mencerahkan warna kulit, namun memiliki cara kerja berbeda dengan retinol.
Retinol bekerja paling baik di lingkungan pH tinggi (basa). Sebaliknya, vitamin C bekerja lebih baik di lingkungan pH rendah (asam) di mana keajaiban antioksidannya dapat bekerja. Jika digunakan secara bersamaan, selain hasilnya tak optimal, juga bisa menyebabkan iritasi, pengelupasan, dan kemerahan karena keduanya merupakan bahan yang sangat aktif.
Solusinya, gunakan vitamin C di pagi hari untuk melindungi kulit dari radikal bebas. Malamnya, gunakan retinol untuk memperbaiki kulit saat Anda tidur.
Baca juga: 7 Rekomendasi Serum Vitamin C Yang Ada di Drugstore
Retinoid atau Retinol dan AHA/BHA
Keduanya skincare antiaging yang punya fungsi untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan merangsang pertumbuhan sel-sel kulit baru dengan cara kerja yang berbeda. AHA dan BHA memiliki fungsi eksfoliasi, sementara retinol tidak.
Dilansir dari Everyday Health, Elizabeth Bahar Houshmand, MD, dokter kulit bersertifikat di Dallas memaparkan bahwa menggunakan kedua kandungan secara bersamaan berpotensi menyebabkan kulit wajah iritasi dan semakin sensitif. Kulit bisa jadi kering, kemerahan, perih, bersisik hingga mengelupas.
Disarankan untuk menggunakan produk ini secara selang-seling. Misalnya, minggu ini retinol, minggu depan AHA/BHA. Opsi lain, Senin retinol, Selasa AHA/BHA, dan seterusnya.
Vitamin C dan dan AHA/BHA
Hidroxy acids berfungsi menghaluskan, mengencangkan dan mencerahkan kulit. Produk AHA yang mengandung asam glikolat mampu mengelupas kulit, mengurangi kerusakan akibat sinar matahari, dan meminimalkan kerutan. BHA termasuk asam salisilat, bekerja melarutkan sel kulit mati, dan memecah minyak dan kotoran di dalam pori-pori.
Karena bersifat asam, kedua kandungan ini dapat menyebabkan dehidrasi dan iritasi. Vitamin C juga bersifat asam, jadi menggunakannya bersama AHA atau BHA bisa menimbulkan masalah kulit. Gunakan pembersih dan serum AHA atau BHA di malam hari, dan Vitamin C sebagai bagian dari skincare routine pagi Anda.
Vitamin C dan Niacinamide
Niacinamide atau Vitamin B3 mampu meratakan warna kulit dan mengurangi tampilan pori-pori dan kerutan.
Baik Niacinamide maupun Vitamin C adalah antioksidan. Sayangnya, secara kimia keduanya tidak kompatibel. Jika digunakan secara terpisah, kedua bahan ini bagus untuk merawat kulit yang rawan noda dan bekas luka, dan sama-sama memiliki fungsi mencerahkan kulit.
Sebaliknya, menggunakannya secara bersamaan malah bisa mengurangi potensi keduanya. Niacinamide bisa menghilangkan khasiat baik vitamin C dan mengubahnya menjadi zat yang menyebabkan kemerahan dan memicu munculnya jerawat.
Dengan menggunakan kedua produk ini secara selang-seling, mommies lebih bisa mendapatkan manfaat yang optimal.
Niacinamide dan AHA/BHA
Niacinamide dan AHA/BHA dapat membantu memperbaiki tekstur kulit, mengatasi pigmentasi, jerawat, dan tanda-tanda penuaan. Namun melapis kedua bahan ini belum tentu memberikan manfaat apa pun. AHA/BHA sifatnya lebih asam, sementara niacinamide lebih basa. Apabila digabungkan, niacinamide akan meningkatkan pH dari AHA/BHA sehingga kurang efektif dan tidak dapat diserap dengan baik. Selain itu, juga dapat menyebabkan kulit wajah jadi kemerahan.
Retinol dan Benzoil Peroksida
Mommies pasti tahu, selain punya fungsi andalan sebagai anti penuaan dini, retinol juga digunakan untuk mengatasi jerawat. Retinoid mencegah pori-pori tersumbat dengan mengelupas lapisan atas kulit. Sementara benzoil peroksida adalah antimikroba yang bekerja efektif melawan bakteri penyebab jerawat. Tak hanya itu, benzoil peroksida juga bersifat antiperadangan, serta bisa membersihkan noda bekas jerawat
Sayangnya, benzoil peroksida dapat menonaktifkan molekul retinoid menurut dr. Brooke Sikora, MD, seorang dermatologist di SkinCare Physicians, Chestnut Hill, Massachusetts seperti dilansir dari Everyday Health. Sehingga, pengobatan jerawat yang semestinya ampuh menjadi tak berguna. Solusinya, Anda bisa gunakan salah satu saja, atau menggunakannya secara bergantian.
Glycolic Acid (AHA) dan Salicylic Acid (BHA)
Baik asam glikolat maupun asam salisilat merupakan bentuk asam hidroksi yang bekerja dengan cara mengelupas lapisan luar kulit. Namun, asam glikolat larut dalam air, dan asam salisilat larut dalam minyak.
Mencampur bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi negatif yang bisa merusak skin barrier dan membuat kulit jadi lebih kering, iritasi dan mengelupas secara berlebihan.
Apabila jerawat timbul, gunakan dulu salicylic acid hingga jerawat mereda. Apabila sudah membaik, gunakan glycolic acid untuk mengeksfoliasi kulit. Bisa juga menggunakan kedua produk secara bergantian dua hari sekali.
Kesimpulannya, tak selamanya menggunakan skincare berlapis bisa mencapai kulit wajah yang sehat dan glowing. Kuncinya, gunakan skincare secara konsisten sesuai aturan pakai. Jadi, more is not always better, setuju?
Baca juga: 6 Eye Cream Mengandung Retinol, Bisa Dicoba untuk Usia 40an
Share Article
COMMENTS